Enigma ✅

4. Stranger Man

Kau adalah rintihan yang tak kumengerti

Tertatih dan menangis

Tanpa arah

.

.

.

Kupu-kupu terbang tapi tak mampu menggapai langit yang begitu tinggi, kenapa itu bisa terjadi? Padahal dia memiliki kedua sayap yang indah? Tentu saja, karena mencapai sesuatu hal yang diinginkan bukan dari keindahan tapi kekuatan. Seberapa indahnya dirimu, kau takkan pernah menggapai apapun tanpa kekuatan dari dalam dirimu. Lalu bagaimana sebenarnya cara untuk mendapatkan kekuatan itu?

Manusia berlomba untuk mendapatkan kekuatan, manusia berlomba untuk memamerkan yang mereka miliki untuk merebut apapun di dunia ini. Bahkan manusia juga berlomba untuk menghancurkan manusia lain. Siapa yang patut disalahkan dalam teori alam ini? Apakah Charles Darwin yang mengenalkan teori seleksi alam yang sangat ganas itu? Ataukah manusia yang menyalahgunakan teori yang ada?

Kekuatan itu bukan untuk direnggut tapi kekuatan yang seharusnya adalah tumbuh dari dalam dirimu.

__Enigma Chapter 4 "Stranger Man"__

"Pergilah!" usir Yein dengan nada ketus masih dengan pandangan tajam mengarah pada lelaki di hadapannya. Jungkook membalas ucapan gadis itu dengan senyum tipis.

"Apa kau yakin mengusirku?"

Yein menaikkan alisnya mendengar pertanyaan bodoh yang terlontar dari Jungkook, "Aku tak mengenalmu sama sekali dan aku merasa omonganmu hanya sekedar omong kosong belaka. Kau datang dan melindungiku? Aku tak semudah itu percaya pada ucapanmu. Jadi tak ada alasan yang bisa membantahku untuk mengusirmu dari hadapanku saat ini juga."

Lagi-lagi lelaki itu tersenyum tipis.

"Sebuah mangsa pasti akan mencari tempat berlindung dari predatornya," Jungkook bergumam.

"Lalu kau menganggap bahwa kau adalah tempat berlindung mangsa itu? Berhenti berucap!" ujarnya masih dengan nada ketus. Yein masih belum bisa menerima segala ucapan lelaki itu, tak ada alasan untuknya percaya. Mereka tak saling mengenal dan itu sudah cukup untuk membuat dirinya menjauhi lelaki itu.

Jungkook tampak mengangguk perlahan. Ia tampak merapikan pakaiannya mulai beranjak dan ketika ia sudah melangkah menjauh, ia terhenti sejenak.

"Suatu saat nanti kau akan datang meminta perlindungan padaku. Oh iya, tempat tinggalku tepat di depan kamar apartemenmu, kau boleh berkunjung kapan saja!" ujarnya berlalu begitu saja.

Yein tampak mengerutkan alisnya sejenak, "MWO? Sejak kapan dia jadi tetanggaku?"

.

.

.

Gadis itu masih menatap lurus ke depan, ia tampak menghela napas berkali-kali memikirkan dua hal. Yang pertama, orang yang menerornya bahkan mencelakainya. Kedua, lelaki bernama Jeon Jungkook itu.

"Aku akan membunuhmu, Jung Yein! "

Yein merinding mengingat ucapan lelaki yang mengancamnya malam itu. Dua kali lelaki itu datang dan dua kali pula ia hampir meregang nyawa. Yein bahkan sudah berfikir bahwa ia akan mati malam itu, beruntung ada seseorang yang menyelamatkannya.