12. Pieces

1.2K 317 74
                                    


Banyak hal yang sulit untuk dimengerti di dunia ini

Tapi yakinlah hal yang sulit dimengerti itu bahkan...

Pada dasarnya benar-benar terjadi

.

.

.


Aku mengurai benang kusut dalam dirimu


__Enigma Chapter 12 "Pieces"__


DUUAARRR


Suara ledakan terdengar, Jungkook mematung di tempatnya. Menatap sang merah menjilat apapun yang ada di sana. Airmatanya menetes dengan kesakitan yang menghantam relungnya, sangat tidak mungkin jika kakaknya selamat dengan kondisi mobil hancur akibat ledakan tadi ditambah api yang mengobar dengan ganasnya.

"EOMMAAA.... APPAAAA!!" mata Jungkook beralih pada gadis yang mematung tak jauh dari sana, gadis itu menangis tersedu dengan kesakitan yang sama dengan yang lelaki itu rasakan.

"Gadis itu... dia... dia membunuh mereka."

.

.

.

"Ada rapat penting. Kau sudah selesai berbenah, kan? Ayo pergi sekarang, akan ku antar sampai tempat kerjamu."

Yein memanyunkan bibirnya tak setuju dengan ucapan Jisoo, "Tapi aku belum menghabiskan makananku."

"Makan di mobil saja!"

"Dasar menyebalkan," ujarnya dengan nada dingin terkesan aneh membuat Jisoo menghentikan langkahnya. Ia berbalik kembali menatap Yein.

"Apa kau bilang?"

Yein menggeleng pelan, "Baiklah, kita berangkat" ujarnya segera, lalu berjalan melewati Jisoo.

Jisoo menatap gadis itu, "Dia sangat cepat mengubah ekspresinya. Aneh!"

.

.

.

Ia membuka lokernya mengambil baju kaos dan celana jeans yang sudah ia siapkan sebelumnya. Tak lama ia pun keluar sembari menenteng tasnya dengan pakaian santai. Yein tiba-tiba saja merogoh kantung celananya mengambil ponselnya, ia menatap layar ponsel yang menampakkan layar hitam. Dan entah mengapa tiba-tiba gadis itu menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Halo..."

Yein menjauhkan ponsel dari telinganya kembali menatap layar ponsel yang masih tak menyala

Ia kembali mendekatkannya hingga tiba-tiba saja ekspresinya berubah. Mata Yein terbelalak, tangannya refleks melempar ponselnya menjauh darinya. Ia berjalan keluar dari ruangan itu melangkah tergesa-gesa, matanya waspada menatap sekelilingnya seakan memastikan tak ada yang mengikutinya.

.

.

.

Gadis itu terus berlari, lalu berbelok menuju tangga darurat apartemen. Ia beberapa kali menatap ke belakang koridor apartemen yang kosong itu. Hingga tepat saat ia berada di ujung anak tangga sebuah tangan menariknya, membuatnya terpekik.

Enigma ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang