Episode 8 - Dalam Bait Rindu

323 16 0
                                    

Hujan telah reda. Aku berjalan penuh kebimbangan. Reaksi Tia tadi membuatku sedih. Dia boleh marah. Dia boleh jahil. Dia boleh menampariku dengan apapun yang dia suka semaunya. Tapi jangan menangis. Tapi aku tak bisa apa apa. Aku hanya diam. Kami hanya diam.

Badanku mulai mengigil dan panas. Juga terasa lemah sekali. Efek hujan tadi sudah muncul. Memang sial kisah romantis ini. Cinta tidak ada logika. Sumpah demi apa aku harus berdiri juga di tengah hujan. Tapi ku harap kamu paham. Aku hanya anak kelas dua yang jatuh cinta.

Kalau saat ini kamu mungkin bisa chat , SMS, BBM , whatsapp, line, video call . Kamu bisa tahu ada apa dengan dia. Namun ini 2007. Yang ada hanya surat. Tak ada telepon. Aku harus menunggu sampai esok hari. Waktu berjalan lambat jika menunggu.

Pagi hari aku sudah bangun dengan malas. Aku sepertinya demam. Rasanya malas untuk sekolah hari ini. Namun hatiku mencemaskan Tia. Maka kupaksakan sekolah. Aku berangkat. Namun bel sudah berbunyi. Padahal aku baru di gerbang. Aku terpaksa menunggu hingga jam istirahat.

Jam istirahat berbunyi. Aku berlari keluar segera. Ingin menemui Tia. Di depan kelasnya kutemui dia sedang berdiri bersandar. Dia melihatku. Senyum dan berjalan kearahku. Namun langkahnya oleng. Dia jatuh.

Aku berlari. Kemudian menangkapnya. Beruntung Tia tidak jatuh. Aksiku seperti sebuah drama india. Aku berlari di iringi suara gendang tara dum tara dum tara dum! Lalu menyambut bahu Tia. Tampa aku sadari.

Tia sudah istirahat. Aku membawanya ke UKS. Dia kelelahan. Setidaknya itu kata tim medis UKS. Dari tidurnya kupandangi Tia. Wajahnya cantik dan anggun.

Aku keluar UKS. Orang hampir masuk. Namun tiga anak sekolah menghampiriku. Dia berjalan persis seperti kelompoknya genji dalam film crow zero. Mereka memaksaku bicara di tempat yang sepi. Di belakang sekolah.

Aku tak tahu apa apa. Aku hanya menurut. Di belakang sekolah mereka mengepung. Seorang anak yang secara standar kegantengan di antara mereka bertiga adalah yang paling jelek.

"Kau berani beraninya menganggu Tia".
" Apa salahnya?" Jawabku
"Kau tahu. Tia pacarku"
" Ah. Dia gak cerita?"
"Tentu tidak karena pacaranya nanti"
"Ngaku-ngaku dong?"
"Jaga mulutmu roy!"
Brak....
Tak ada lagi percakapan. Hanya ada pukulan keras menghantam wajahku. Dan tubian entah itu tinju, tampar, tendang, siku, kaki lutut. Aku hanya tahu mereka mengkeroyokku. Mereka pergi, Aku babak belur.

Aku tidak orang yang suka ribut. Berkelahi terlalu jantan untukku. Aku selalu menghidar dari masalah. Namun dengan Tia kehidupanku yang normal sekarang sirna. Aku tak tahu saat itu harus apa. Kamu harus sadar aku hanya anak SMA yang cupu. Aku tak memiliki ketertarikan dengan segala sesuatu yang membuat terkenal. Aku hanya suka memberi makan kucing.

Peristiwa aku dengan Tia rupanya menjadi trending topic di sekolah. Aku tak pernah diwawancarai. Atau diliput. Namun namaku sudah tersebar dari anak kelas 1 sampai kelas 3. Ini baru aku ketahui setelah reunian pertamaku saat menjadi alumni. Bahkan kisah aku juga melegenda meski setelah aku lulus sebagai kisah sicantik dan siburuk rupa.

JOMBLO RADIKAL The Series  Vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang