Episode 17 - Hello 3315!

194 10 5
                                    

Februari 2007. Aku ingat itu. Karena awal bagiku menjadi manusia moderen. Masa ini adalah masa perubahan bagi anak muda pedalaman Sumatera.

Aku sungguh berterimakasih kepada bapak Fredrik Idestam mendirikan perusahaan  di pinggir sungai Emakoski 152 tahun yang lalu. Karena belau, tahun 2007 kami menikmati telepon genggam. Meski hanya bisa telepon dan kirim pesan. Bagiku itu telepon paling romantis se-dunia.

Anak muda, kamu sekarang membaca tulisan ini memakai Android dengan teknologi  touchscreen. Tak tahu betapa dasyatnya sebuah rangkaian plastik tembaga, batrai dan layar. Di sebut Nokia.

Nokia adalah telepon genggam paling jaya saat itu. Mengalahkan Samsung ataupun Siemens. Tentu kamu tidak tahu Siemens. Tapi akan aku ceritakan kepadamu.

2007 era yang baru bagiku. Telepon genggam mulai menjadi konsumsi anak muda. Bukan berarti HP sebelumnya tak ada. Namun hanya bisa dimiliki oleh orang tua karena mahal.

Akupun mendapat HP pertamaku dari Ibu. Itupun bekas dari kakek. Biaya teleponnya mahal. Jadi Kakek  membeli telepon flexi. Nokia 3315. Tentu kamu tahu jika kamu suka meme. Inilah HP sejuta umat masa itu. Aku senang menjadi satu dari sejuta umat itu.

Untuk Tia. Dia juga sudah punya. Jauh lama dari aku. Jadi aku bisa SMS dia. Tak seperti sekarang. Tombolnya masih nyata. Dan keras. Bila mengetik akan terdengar bunyi tak tak tak, dari huruf yang di rangkum lewat 9 tombol yang disusun dari satu sampai sembilan dan dibawahnya ada tombol nol yang di apit pagar dan bintang.

Bersamaan dengan telepon genggam di pegang pemuda nusa bangsa dan agama era 2007. Maka keluarlah tata huruf dan bahasa yang tak pernah ada di KBBI yang pada masa ini di kenal dengan huruf ALAY.

Jika aku ingin bilang
"Selamat Pagi"
Maka aku tulis
"Clmt pge"
Atau ada juga
"Slm4t pg1"
Atau ada juga
"Slmt pgi"
Atau ada juga
"Miqum"

Kami tidak mengenal istilah chat,yang ada hanya SMS. Ada banyak variasi yang digunakan. Bisa dengan huruf yang memakai angka. Atau pemakaian bahasa yang di tambah hurufnya. Atau huruf yang ditukar.

Kamu jangan menghina. Kamu tidak tahu kenapa kami melakukan itu. Maka kini kukatatakan agar kamu tahu. Tapi jika kamu masih anggap Alay itu hina. Terserah itu hak mu.

Jumlah tombol HP masa itu 18 buah. Satu untuk menutup telepon. Satu untuk memulai telepon. Satu untuk menu. Dua sebagai pencari menu, 10 sebagai tombol angka.  menu. Dua tombol satu bintang satu pagar.

Dari 18 buah. Ada 10 tombol untuk abjad.  Huruf abjad di susun rapi berderet dari A sampai Z di tombol angka 1 sampai 0.

Teknologi masa itu juga belum sehebat sekarang. Bila ingin mengetik huruf C, maka kamu perlu menekan tiga kali tombol angka 2. Menekannya tak bisa cepat. Bila cepat, telepon tidak akan merespon. Maka butuh kesabaran meski untuk menekan huruf C.

Orang tua tidak pakai SMS-an. Kami pun tidak ada sms-an. Tidak etis SMS ke orang tua. SMS hanya untuk kami para anak muda. Jadi memang EYD masa itu juga EYD milik kami.

Setiap orang punya karakter sendiri dalam menulis. Itu menjadi identitas. Kawan, telepon masa itu kuncinya sama. Setiap orang bisa memakai telepon. Dan kamu harus tahu apa SMS ke kamu itu asli atau palsu. Dengan karakter sendiri itu. Setiap pesan mudah di pahami. Dan diidentifilasi. Mana yang benar. Mana yang palsu. Kami lebih ahli melihat pesan asli atau bukan.

Dulu belum ada "mama minta pulsa" tak ada istilah itu karena orang tua jarang memakai pesan. Namun hal yang paling sering adalah tipuan "mimpi penjaga makan nabi". Ujung ujungnya adalah meminta dikirim ke tujuh nomor lainnya.

Kamu harus tahu tidak ada yang gratis untuk itu. Satu buah pesan itu senilai dua ratus lima puluh rupiah. Maka kami harus hati hati mengunakannya. Dan ketika dapat pesan penjaga makam nabi ini. Kami benar-benar percaya dan mengirim ke tujuh teman kami. Sungguh-sungguh pulsa seribu tujuh ratus lima puluh terbuang sia-sia.

Jujur bila aku membaca lagi kembali tulisanku. Aku sendiri tak mengerti. Tapi aku juga tidak tertawa untuk itu. Itu adalah kreatifitas bagiku. Bagaimana tulisan semenarik mungkin dengan teknologi seadanya.

Tahun itu. Ada pulsa 20 ribu. Jangan tanya sebelumnya. Kartu perdana saja 800 ribu. Dulu hanya ada pulsa tambahan nominal 50 ribu. Tak ada yang lebih kecil dari itu. Tak ada kartu lain yang signyalnya sampai disini. Itu cuma Telkomsel. Kami tak punya pilihan masa itu.

Aku senang. Malam hari aku masih bisa terhubung dengan Tia. Kami berkomunikasi lewat SMS. Dan itu menyenangkan bagiku. Karena malamya aku tak perlu rindu.

Tia juga selalu SMS pagi. Sekedar mengucapkan selamat pagi. Namun itu yang aku tunggu. Bahkan aku bangun lebih awal untuk tunggu itu.

Ini era baru bagiku. Bahkan sangat candu. Aku menjadi autis sendiri. Aku hanya merunduk. Meski bersama teman. Aku tetap sibuk dengan telepon.

JOMBLO RADIKAL The Series  Vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang