Mobil Jazz berwarna putih mengkilap melaju dengan kecepatan tinggi ditengah hiruk pikuk kota Jakarta yang terkenal dengan macetnya. Mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi tak pedulu dengan para pengemudi lainnya yang selalu memakinya.
Tepat jam 07.30 WIB Mobil tersebut berhenti disebuah sekolah ternama di Jakarta. Terlihat papan bertulisan SMA MAX yang merupakan SMA terfavorit di Jakarta.
Tin.. Tin
Suara klakson Mobil tersebut menganggu satpam yang sedang bertugas.
"Lagi lagi kamu Afkar, saya bosen melihat kamu yang terus-terusan telat" ucap satpam tersebut."Pak bukain gerbangnya saya mau sekolah" kata Afkar kemudian dia keluar dari dalam Mobilnya menuju gerbang yang sudah terkunci.
"Mau sekolah? Ini jam berapa Afkar. Baiklah saya panggil guru piket dulu kamu jangan kemana-mana" ucap pak satpam yang bernama pak budi itu pergi meninggalkan Afkar sendirian.
Tak lama setelah Pak budi satpam pergi. Afkar mendengar derap sepatu dari arah belakang.
"Yah kan telat. Aduh gimana ini hari ini kan hari kamis aduh guru piketnya Bu Indah lagi. Aaaa Bunda sih kenapa ga bangun aku lebih pagi jadinya sekarang aku terlambat kan" ucap gadis tersebut yang tiba-tiba mengoceh sendiri tanpa ia sadari kalau dia diluar gerbang ia tak sendirian.
"Aneh" kata Afkar dalam hati.
Namun gadis itu tiba-tiba berhenti mengoceh sekarang yang terdengar hanyalah isakan yang keluar dari bibir gadis itu. Afkar yang awalnya tak peduli akan kehadiran gadis tersebut akhirnya ia menoleh kearah gadis yang berseragam sama dengannya.
Sekarang bukan hanya isakan saja namun gadis tersebut sudah nangis kejer dihadapan Afkar.
Afkar mengeluarkan sapu tangan yang ada disakunya kemudia memberikannya kepada gadis tersebut. Gadis itu mendongak dan terkejut karena ada seorang laki-laki disampingnya.
"Ga usah nangis lagian cuma telat" kata Afkar masih dalam keadaan tangan memegang sapu tangan yang belum diambil oleh gadis itu.
"Ambil dulu sapu tangannya gue ga suka liat cewe nangis" kata Afkar kemudian gadis itupun menerima sapu tangan Afkar dan mengelap air matanya tadi.
"Ma.. Makasih" ucap gadis tersebut pelan.
Pak budi satpam pun kembali lagi kegerbang bersama Bu Indah yang merupakan guru BK yang memiliki sikap yang begitu galak dimata Afkar
"Singanya keluar" gumam Afkar pelan namun masih bisa didengar oleh Gadis itu.
"Afkar lagi Afkar lagi ga bosen-bosennya yah kamu terlambat terus, ibu aja bosen lihat kamu terlambat terus" ucap Ibu indah dengan mata yang melotot.
"Kalo saya ga terlambat ibu pagi-pagi pasti ga ada kerjaan kan. Mangkanya saya sengaja terlambat supaya setiap pagi ibu ada kerjaan daripada didalam ruangan saja nanti ibu makan gaji buta" ucap Afkar dengan begitu santainya padahal gadis yang tepat berada disampingnya kini tertunduk karena merasa ketakutan.
"Berani-beraninya yah kamu Afkar bicara seperti itu dihadapan saya. Jangan mentang-mentang orang tua kamu donasi terbesar di SMA ini kamu seenaknya saja!" ucap Bu Indah.
"Jangan bawa-bawa orang tua saya bu. Lebih baik sekarang Ibu buka saja gerbang ini biarkan saya sekolah bu" ucap Afkar lagi.
"Seenak jidat kamu yang kamu nyuruh saya seperti itu!! Pak buka gerbangnya!" perintah Bu Indah "Loh Millen kamu juga terlambat kok bisa? " kata Bu Indah lagi ketika melihat Murid kesayangan sekolah yang tak pernah masuk kedalam buku pelanggaran.
"Iya bu maaf tadi malam saya tidak bisa tidur bu gigi saya sakit jadinya saya bangun kesiangan" kata Millen
"Oalah Millen lain kali jangan minum yang dingin-dingin atuh biar tidak sakit gigi lagi" ucap Bu Indah dengan begitu lembutnya berbeda ketika berbicara dengan Afkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
VULNERE
Teen Fiction[ WARNING BANYAK TERDAPAT KATA-KATA YANG KASAR ] Afkar Reymond Zeroun merupakan memiliki kepribadian yang dingin, jarang tersenyum, irit bicara, namun banyak digandrungi siswi disekolahannya karena memiliki wajah diatas rata-rata. Millenia Ayunda Wi...