Hari ini Millen berangkat lebih pagi karena sang bunda telah membangunkannya lebih pagi. Sebenarnya Millen sudah meminta izin kepada sang ayah bahwa ia tidak ingin berangkat sekolah karena memang hari ini merupakan keberangkatan ayah Rahman dan bunda Emma ke Kanada. Tepatnya nanti pukul 10 pagi mereka berangkat. Namun Rahman menolaknya dengan tegas menurutnya sekolah lebih penting dari segalanya. Dan sebagai anak yang baik Millen hanya menurut saja.
Koridor sekolah masih sangat sepi karena memang sekarang masih pukul 06. 15 cukup pagi untuk murid SMA MAX ini. Millen bertanya dalam hatinya apa ia berangkat terlalu pagi sehingga suasana sekolahnya begitu sepi sekali?
Millen terus menelusuri koridor sekolahnya yang sepi itu. Hingga ia sampai didepan kelasnya 11 IPA 1 tergolong murid yang cerdas masuk kedalam kelas 11 IPA 1. Millen meletakan tasnya dan membuka buku fisika karena memang hari ini ada ulangan fisika pada pelajaran pertama sehingga ia harus belajar terlebih dahulu memang semalam ia sudah belajar tapi menurutnya kurang puas.
"Pagi Millen tumben berangkatnya pagi bener hahah" sapa Lisa yang langsung duduk tepat didepan meja Millen.
"Pagi juga Lisa. Perasaan gue berangkat pagi terus loh Lis emang kemarin gue berangkatnya siangan" bela Millen
"Iya dah percaya gue sama elu non. Loe udah belajar apa belum" tanya Lisa
"Yaelah Lisaku sayang loe kaga liat gue juga lagi belajar kan. Rada-rada yah otak loe" sengit Millen. Lisa memang seperti itu tingkahnya terkadang membuat Millen dkk gregetan.
"Mil" panggil Lisa. Millen yang keganggu dengan panggilan Lisa hanya berdehem saja. "Mil gue mau ngomong sama loe dengerin dulu kek knapa sih" ucap Lisa dengan wajah yang lumayan serius.
Millen pun menutup buku fisikanya dan menatap Lisa. "Ada apaan sih?" tanya Millen pada Lisa.
"Semalem Dika ngechat gue gitu. Trus dia sok gombal-gombal gitu gue kan jadi risih Mil sama Dika" ucap Lisa pelan sekali dan tangannya memainkan ujung buku fisika Millen.
"Lah kenapa? Ya gapapa kali buat temen chat" kata Millen santai.
"Gue takut suka sama Dika Mil secara Dika kan rada playboy gitu. Gue juga takut gue cuma dibaperin aja sama tuh anak" kata Lisa memanyunkan bibirnya.
"Aduh Lisa sayang orang playboy bisa berhenti playboy asal dia nemuin orang yang pas buat dia jadi loe berdoa aja semoga loe kaga dibaperin dia doang okay sayangku" ucap Millen kemudian lanjut membaca buku fisikanya.
"Mil jangan bilang Rahma sama Seli ya gue malu" kata Lisa hanya mendapat deheman dari Millen.
"Lah emang ada apaan sih Mil kok Lisa kaga mau kita berdua tau sesuatu dari dia?" tanya Rahma yang tiba-tiba datang begitu saja bersama Seli.
"Tau tuh tanya oranya ajah sendiri" kata Millen
"Ada apaan sih Lis cerita kali" kata Seli
"Kaga mau gue malu" kata Lisa menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya.
"Ngomong aja lis gapapa" kata Millen dengan sikap masih membaca bukunya itu.
"Emmm semalem semalem gue ngompol iya gue ngompol jadi mau ngomong juga gue malu sama loe berdua" ucap Lisa gugup karena ia telah berbohong pada sahabatnya.
"Astajim loe kenapa bisa-bisanya loe ngompol kaya gitu hah hahahha" tawa Rahma pecah seketika
"Udah deh Ma kasian Lisa jangan diketawain kaya gitu" bela Seli pada Lisa.
"Lagian tuh bocah udah gede masih aja ngompol" ucap Rahma.
"Brisik deh Ma ngomong mulu lebih baik loe belajar aja deh daripada ntar pas ulangan loe nyontek gue mulu" ucap Millen tajam natap Rahma.
"Etdah anjir tuh mulut asal jeplak aja iyeiye gue belajar" ucap Rahma kemudian mengambil buku fisikanya.
❤❤❤
Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 namun pemuda tampan ini masih asyik bermain dengan mimpi indahnya. Padahal alarmnya sudah berbunyi sejak pukul 05.30 namun suara alarmpun tak mempan untuk seorang Afkar.
Tok.. Tok.. Tokk
"Den bangun ini sudah jam setengah 8 Den Afkar nda mau berangkat sekolah?" teriak Bi Asih dari luar kamar Afkar."Aduh ini mah sulit bangunin Den Afkar kamarnya dikunci tidak yah? Saya coba masuk saja kalau kaya gitu" Ucap Bi Asih membuka kamar Afkar dan ternyata tidak dikunci sama sekali.
"Aduh beneran kan Den Afkar masih tidur. Aden ayuh atuh bangun mau sekolah tidak? Kalau tidak ya sarapan dulu atuh Den?" Ucap Bi Asih menggoyang-goyangkan tubuh kekar Afkar.
Afkar mulai menggeliat kemudia membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya itu. Matanya silau karena memang sinar matahari bergitu terik hari ini meskipun masih terlihat pagi. Afkar pun bangun dari tempat tidurnya kemudian duduk diatas kasurnya.
"Aden berangkat sekolah tidak? Ini teh sudah jam setengah 8 atuh aden. Aduh si aden ini sudah bibi bilangin kalau tidur teh bajunya dipake nanti aden masuk angin" cerocos Bi Asih tak henti.
"Bi Afkar hari ini ga sekolah dulu. Kan Bibi udah tau Afkar setiap malem selalu kegerahan jadi Afkar tidurnya ga pake baju atuh Bi" ucap Afkar dengan mata yang masih merem melek.
Memang Afkar kalau tidur mempunyai kebiasaan tidak memakai baju. Karena memang sedari kecil Suka selalu kegerahan bila memakai baju saat tidur. Namun ga menutup kemungkinan Afkar bisa tidur menggunakan baju loh.
Afkar mengambil ponselnya yang berada di meja kecil disamping kasurnya. Banyak sekali notif dari para penggemarnya disekolah kebanyakan dari kaum hawa. Afkar tak memperdulikan pesan singkat yang dikirimkan oleh penggemarnya itu ia membuka grup chat yang terdapat 3 orang gesrek itu.
DikaYunanda : "Kar lo dimana?"
Ilham Alexander : "(2)"
FathanB. Angkasa : "(3)"
DikaYunanda : "Anjing loe ngikutin gue"
FathanB. Angkasa: "Kalem ajeh napa loe Dik baperan anjay"
AfkarRZ : "Gue baru bangun. Absen dulu"
DikaYunanda : "Ahh kaga seru loe. Absen kaga ngajak-ngajak gue kan juga pengin absen gue males ketemu kumis kucing"
Ilham Alexander : "Dik jangan hpan mulu ntar ketauan si kumis hp loe disita kaya si Fathan dulu"
FathanB. Angkasa : "Anjing loe Ham ngingetin gue soal itu"
DikaYunanda : "Yaudah makasih Bebebzzzz Ilham aik anget muaaah 😍😍"
AfkarRZ. : "Matiin hpnya!!"
FathanB. Angkasa : "Oke cinta 😘"
DikaYunanda :"(2)"
Ilham Alexander : "(3)"
Afkar pun menaruh handphonenya kemudian ia bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian Afkar telah berpakaian santai seperti biasanya ia menggunakan kaos putih polos dilapisi bomber jacket berwarna merah maroon celana jeans serta sepatu adidas berwarna hitam abu-abu. Rambut Afkar yang berantakan memberi kesan cool pada diri Afkar.
Afkar keluar dari kediamannya kemudian ia menyalakan motor Ninja merah kesayangannya. Motor itu terus melaju dengan kecepatan sedang. Motor itu pun terhenti di Bogor didepan rumah dengan gaya orang dahulu namun masih terjaga dengan begitu baik.
Afkar melepaskan helm merahnya kemudian melangkahkan kaki menuju rumah itu. Ia mengetuk pelan rumah itu hingga akhirnya seorang wanita paruhbaya membuka pintu.
"Ehhh Afkar tumben sayang kamu kerumah Oma? Engga sekolah Kar ?" tanya wanita paruh baya itu yang merupakan nenek Afkar dari sang Ibu.
"Afkar kangen nenek juga kangen kakek" ujar Afkar.
"Yaudah yuk masuk nanti nenek buatin coklat panas kesukaan kamu" ucap sang nenek
Afkar pun masuk kedalam kediaman sang nenek dengan melepas sepatu adidasnya itu.
***
Segitu dulu yah haha 😂
Jangan lupa vote+comment hargai karya saya 😘💋💋💋Sidithamh
KAMU SEDANG MEMBACA
VULNERE
Teen Fiction[ WARNING BANYAK TERDAPAT KATA-KATA YANG KASAR ] Afkar Reymond Zeroun merupakan memiliki kepribadian yang dingin, jarang tersenyum, irit bicara, namun banyak digandrungi siswi disekolahannya karena memiliki wajah diatas rata-rata. Millenia Ayunda Wi...