VULNERE - TIGA BELAS

69 6 0
                                    

Itu lagu favorit saya 😁 bisa diputer buat menemani kalian baca cerita saya kali ini.

❤❤❤

Laki-laki nakal pun tau waktunya mereka untuk beribadah
-Arsen.

❤❤❤

Waktu yang ditunggu-tunggu sama anak sekolah ada 3. Yang pertama udah pasti jam istirahat, yang kedua jam kosong dan yang ketiga jam pulang sekolah.

Kali ini jam sudah menunjukkan pukul 14.30 yang artinya sudah saatnya untuk pulang. Pak Aji selaku guru B.indonesia mengakhiri pelajaran pada siang hari itu.

"Sekian pada siang hari ini. Jangan lupa tugas membuat proposal dikumpulkan minggu depan" ucap Pak Aji kemudian keluar dari dalam kelas.

Millen masih membereskan mejanya. Enggak heran lagi karena meja Millen terkenal dengan meja paling berantakan di dalam kelasnya. Banyak buku dari mata pelajaran pagi hingga siang hari ini yang berserakan di mejanya. Bukan hanya buku tetapi juga beberapa pulpen yang berserakkan di atas mejanya. Rahma sudah biasa dengan kelakuan Millen yang selalu malas memasukkan bukunya kedalam tas sebelum bell pulang berbunyi. Kelas sudah mulai sepi hanya ada Rahma dan Millen yang masih didalam kelas.

"Ehh gue duluan yah udah dijemput bokap nih" ucap Rahma ketika mendapat pesan dari ayahnya. "Lo sendirian gapapa?" tanya Rahma.

Millen menoleh kearah Rahma sebentar kemudian melanjutkan kegiatannya. "Gue bukan anak kecil lagi. Udah sanah kasian bokap lo lama nungguin" ucap Millen.

"Jangan lama-lama ntar setan kelas ini keluar" ucap Rahma kemudian melangkahkan meninggalkan Millen sendirian.

Mendengar Rahma mengatakan setan membuat Millen mempercepat gerakannya. Millen benci dengan hal-hal yang berbau astral tapi kadang ia suka nonton film horor atau baca buku horor tapi setelah itu ia akan ketakutan melakukan segala kegiatan.

Setelah merasa tidak ada barang yang ketinggalan, Millen bergegas keliar dari kelas. Baru saja ia keluar dari kelas ia melihat Afkar yang sedang duduk di bangku depan kelas Millen. Millen menghampiri Afkar yang sedang memejamkan matanya.

Millen menatap Afkar sambil tersenyum. Millen tak menyangka Afkar menjadi miliknya. Padahal Afkar terkenal denga sikap cueknya tapi kenapa Afkar mau menjadikan Millen kekasihnya?

Kadang Millen berfikir itu semua hanya mimpi. Mimpi yang begitu sempurna dan ia takut akan terbangun dari mimpi indah ini. Tapi dalam hati Millen mempertegas ini semua bukan mimpi.

"Gue tau gue ganteng" ucap Afkar sambil memejamkan matanya. Kemudian ia membuka matanya menatap Millen.

Millen yang mendengar suara Afkar kemudian mengalihkan pandangannya kearah yang lain. Afkar membetulkan duduknya sedangkan Millen masih tetap enggan menatap Afkar karena malu tertangkap basah menatap Afkar waktu Afkar tertidur.

"Kenapa? Ketangkep basah liatin gue trus malah nggak mau natap gue gitu? ucap Afkar terkekeh geli.

Millen kalo berhadapan sama Anggun aja galak tapi kalo lagi sama Afkar suka malu-malu kucing.

Millen mengalihkan padangannya ke arah Afkar. Millen melihat Afkar menarik sudut bibirnya. Walaupun Afkar sudah menjadi pacar Millen tapi Afkar jarang sekali yang namanya tersenyum.

"Enggak buktinya aku berani natap kamu" ucap Millen.

"Percaya" ucap Afkar bangkit dari duduknya kemudian menarik tangan Millen dan berjalan beriringan.

VULNERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang