19

778 30 5
                                    

maaf guys, tadi sempet unpublished part ini, karena tadi error. di laptop sama di handphone tuh beda isinya. entah, author juga sempet bingung tadi. mohon maaf banget sekali lagi.

so, happy reading =]


.

.

.

"maaf untuk beberapa hari yang lalu. maaf udah bikin kamu sakit hati. maaf udah bikin kamu jadi...... jadi berantakan kayak gini. jujur aku juga berat van mengatakan itu, tapi aku punya alasan.." ujar veranda panjang lebar. devan masih diam tanpa menoleh ke ve.

"van!" ucap veranda dengan mata berkaca-kaca. dan tanpa ve duga ternyata devan dengan cepat menoleh ke veranda dan menatap ve dengan tatapan yang.... entahlahh.. ve yang ditatap seperti itu semakin sakit. hanya beberapa detik, devan memalingkan wajahnya lagi.

"tolong jangan bikin aku semakin berat melakukan ini, sayang" -veranda-

***

"cepet yaa akurr nyaa..." cibir shania ketika melihat aku dan devan berjalan menuju parkiran menempel seperti lem. aku hanya menanggapinya dengan senyum dan devan mengercutkan bibirnya yang membuatku ingin melumat nya lagi.

flashback on

"hufftt... lusa aku... emm aku disuruh ikut papah ke Utah karena dia ada urusan pekerjaan yang diharuskan untuk membawa keluarganya, entah berapa lama. aku menolak. tapi semakin aku menolak, aku melihat wajah papah yang tersirat rasa kecawa disana. spontan aku memutuskan untuk menjawab 'iya'. lalu alasan ku memutuskan hubungan kita karena aku tau, disana aku pasti akan sangat jarang mengabarkanmu. untuk istirahat pun mungkin tak cukup." ucapku panjang lebar menjelaskan dan yang diajak bicara hanya diam bahkan tidak menoleh atau berdehem untuk menjawab penjelasan ku.

"aku bisa terima itu" ucapnya dalam keheningan

"apa?" tanyaku memastikan statement nya. dia menoleh kepadaku dan mengajak ku untuk berdiri.

"ve, aku bisa terima itu. aku gak masalah kamu gak kabari aku setiap hari. kata cinta gak harus selalu diucapkan bukan? yang penting kita saling percaya" ucapnya lembut sambil memegang kedua pundak ku

"aku tau pasti ada alasan lain kamu putusin aku kan? kamu udah gak cinta lagi yaa sama aku? apa aku buat salah sama kamu?" lanjutnya mengintrogasi. aku diam dan hanya menggeleng. tidak tahu harus ngomong apa. karena memang aku juga tidak tahu pasti alasan nya. yang jelas aku punya firasat buruk dengan hubungan ini ke depannya.

"lalu, bisakah kita balikan? kamu sangat berpengaruh di kehidupanku" ucap devan lirih.

bukan aku tidak mau devan. hanya saja, ini terlalu rumit. kamu tidak akan mengerti. bahkan aku pun tidak mengerti. melihat tatapan devan yang seolah menuntut, lalu aku bisa apa? aku selalu tersihir oleh tatapan nya yang menenangkan itu.. entah kenapa kepala ku bergerak ke atas dan ke bawah dengan sendirinya. hei! kenapa kau tidak izin terlebih dahulu kalau mau bergerak! ucapku dalam hati. sibuk dengan pikiran ku sendiri, tiba tiba devan sudah memeluk ku erat.

"kalau ada masalah, jangan dipendem sendiri. ada aku" ucapnya sambil mengusap lembut rambut ku yang terurai.

dia melepaskan pelukan kami dan tanpa sadar, bibir kami sudah menyatu dengan lembut nya. kami saling bertukar saliva. menyalurkan rindu masing masing. dia melepas ciuman kami ketika merasa ada yang mengalir di pipiku

"kenapa kamu menangis?" tanya nya khawatir sambil menghapus jejak air mataku

"just miss you. very miss you"

Friendzone [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang