28

752 34 2
                                    

"huuffttt...." Setelah dirasa siap, Boby pun mengambil nafas dalam dalam dan membuangnya perlahan lalu membuka pintunya.


ckleekkkk.....


"Ngapain lo disini?"




***




Devan POV


Setelah kira kira 6 hari akhirnya Veranda kesayangan ku sadar juga. Aku senang ketika melihatnya tersenyum sumringah di balik masker oksigennya ketika melihatku. Aku rindu sekali dengannya.

Coba lihat. Dari tadi aku masih belum mau berpisah darinya. Tangan kami masih saling terpaut, bahkan sampai keringetan.

"Devan... sampe kapan kayak gini terus? Aku pegel tau." Ucap Ve sambil masih mengelus puncak kepala ku.

Aku hanya berdehem sambil masih memejamkan mata. Selain nyaman diperlakukan seperti ini, aku juga sangat mengantuk. Akhir akhir ini aku tidur tidak teratur karena menjaga Veranda.


Cekleeekk


Aku menegakkan kepala ku ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Seketika aku langsung muak melihat siapa yang masuk bersama Shania. Tanpa basa basi, aku pun bertanya tanpa menoleh.

"Ngapain lo disini?"

"Gue... gue mau jenguk Veranda."

"Keluar..."

"Tapi Van,-"

"Keluar!!!"

"Sayangg... jangan teriak teriak gitu ahh. Kenapa jadi kayak gitu sih? Hemm?"

"Dia itu yang udah bikin kamu kayak gini, Ve!"

"Yaa terus kenapa? Kan Boby gak sengaja... aku juga udah gapapa kan? Lihatt nihh, udah sehat." Ucap Ve sambil berusaha sehat.

"Lagian Boby kesini juga mau minta maaf, Van." Sahut Shania.

Baiklaa aku mengalah kalau sudah seperti ini. Aku pun memutuskan untuk berdiri dan memberi ruang untuk Shania dan Boby menghampiri Veranda. Kami semua mendengarkan permintaan maaf Boby yang terdengar sangat tulus dan Boby tidak perlu menunggu jawaban dari Veranda karena Ve pasti akan memaafkan nya tanpa pikir panjang.

Lalu Boby beralih kepadaku, aku menatapnya sejenak lalu beralih menatap Ve yang sudah tersenyum dan mengangguk. Aku pun menghela nafas dan mengangguk, bagaimana pun juga Boby adalah sahabat terbaik ku. Aku tidak mungkin bisa marah berkepanjangan dengannya.

"Gue mau cepet baikan sama lo bukan cuma karena emang itu kewajiban gue, tapi ini ada kerjaan nihh wey.. Temen nya Pak Hizki mau kerja sama dengan kita, Pak Hizki yang rekomendasiin kita." Jelas Boby yang membuatku mencibirnya.

"ck! gue kira lo tulus minta maaf... Yaudah ayo lahh, udah seminggu gue gak ada pemasukkan nihh gara gara nemenin bidadari paling indah.." Ucapku sambil mengecup pipi Veranda yang mulai berkurang isi nya.

"lebay lo! Yaudahh ayo, sebentar lagi dia sampe di cafe kita."

"hah?! sekarang? kok lo gak bilang gue?" Ucapku membelalakan mata.

"yaa gimana mau bilang kalo lo nya aja kayak gitu sama gue." yaa benar juga sihh, gimana Boby mau bilang yaa. aku pun menghela nafas lelah. Dari dulu setiap Ve di rumah sakit, pasti aku selalu sibuk.

"sayangg... maaf aku pergi dulu yaa." Ucapku sambil mendekatkan diri kepada Ve.

"Selalu begitu. hufftt... sampai jam berapa? sama siapa? gak ada cewek nya kan?" Tanya Ve.

Friendzone [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang