25

752 52 2
                                    

40 Vote di part ini menentukan kelanjutannya :p

Happy reading =]





"Veranda mana?!" Tanya Devan saat Ethan baru membuka pintu.

"Mau apa lagi lo kesini? Kan gue udah bilang Veranda udah cukup muak sama lo" ucap Ethan.

"Banyak bacot lo. Bilang ajaa dimana Veranda sekarang!!" Teriak Devan. Ethan sedikit berpikir lalu tatapan matanya jatuh ke orang dibelakang Boby.

"Loh shania? Bukannya kamu lagi pergi sama Ve ke toko buku?"



***



Author POV


"Jadi sebenernya Ve kemana, Ethan?! kenapa lo biarin Ve pergi sendiri sih" Ucap Devan geram ketika mereka sudah duduk di sofa ruang tamu milik Veranda.

"Gue gak tau, Devan. Dia bilang mau ke toko buku sama Shania, makanya gue boleh boleh aja. Pas gue mau temenin, dia bilang gausah, terus dia nyuruh gue balik." jawab Ethan

"udahh udahh, kenapa kalian gak bisa akur sihh!" Sela Boby.

"Shan, kamu yakin gak ada janji pergi sama Ve?" Tanya Boby pada Shania. Shania menatap Boby sambil menggeleng lemah.

"Kamu gak lupa?" Tanya Boby lagi. Shania menggeleng lagi.

"Ck! ini udah hampir jam 10 malam. Tapi Ve belum pulang" Ucap Devan terlihat khawatir. Lalu dengan cepat Devan mengambil kunci mobil dan bergegas keluar

"Mau kemana, Van?" Tanya Naomi

"Do something!" jawab Devan lalu diikuti oleh Naomi yang ingin menemani.

Setelah mobil Devan keluar dari pekarangan rumah Ve, Boby Shania dan Ethan mengobrol berbagai macam hal. Mulai dari kehidupan Veranda di sana, lingkungan di sana, bagaimana kedekatan dia dan Veranda, dll. Mereka cepat sekali akrab. Bahkan Ethan juga curhat bahwa dia pernah menyukai Veranda, tapi dia menyerah karena tidak ada tanda tanda Veranda menyukainya.

Sedangkan di dalam mobil, Devan terlihay uring uringan sambil berkali kali menelfon Veranda. Berkali kali juga terdengar suara perempuan yang ia harapkan itu adalah Veranda tapi ternyata operator. Naomi yang melihat itu pun lama lama kesal.

"Bisa gak sih lo santai aja? Jangan panik gitu." Ucap Naomi kesal. Devan hanya mendelik dan masih melanjutkan aktivitasnya.

"Coba kita cari di tempat yang sering dia datangi." Ucap Naomi lagi. Devan pun setuju dan menuju ke tempat tempat tersebut satu persatu.

Yang pertama Taman. Tempat yang menjadi saksi mata kisah percintaan mereka. Walaupun saat ini langit sudah tidak memancarkan sinarnya, tetapi penerangan dari lampu taman cukup menjadi penyinaran saat malam. Devan dan Naomi sama sama melebarkan pupil matanya, mencari keberadaan Veranda. Tapi nihil. Bahkan di bangku taman yang dahulu Veranda duduki sedang di duduki oleh orang lain. Devan pun menghela nafas lelah lalu Naomi mengusap pergelangan tangan Devan. Devan pun tersenyum lalu kembali ke mobil.

Tempat kedua adalah resto miliknya. Karena sejak Devan mengenalkan resto miliknya itu, Veranda sering berkunjung kesana. Katanya makanan nya enak enak dan semua menu nya adalah menu kesukaan Veranda.

"Veranda ada datang kesini gak?" Tanya Devan pada anak buah nya.

"Tadi sore sih iyaa. Tapi sudah pulang dari tadi pak." Jawab pelayan nya.

"Naik apaa dia?" Tanya Naomi

"Naik.... eemm kalo gak salah naik mobil sama seseorang bu."

"Ke arah mana?" Tanya Devan.

Friendzone [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang