12

978 34 5
                                    

-Happy Reading-

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



buukk

pintu terbuka dengan kencang, sang gadis tersentak

"woyy, mau ngapain lo?! ucap devan berteriak panik
devan menarik kemeja gadis tersebut
"sebenernya lo siapa?! mau ngapain veranda?! haahh?!" ucap devan tersulut emosi
"van! devan! veranda van!" teriak boby, shania, nabilah dan gaby serempak. devan menoleh kearah ranjang veranda.. terlihat lah veranda yang berusaha menghirup oksigen. lalu tatapan mata devan kembali ke gadis tersebut, perlahan devan mengendurkan tangannya dari kerah gadis tersebut

"miss me?"

***

Author POV

Terlihat dokter dan beberapa perawat memasuki ruangan veranda dengan tergesa-gesa. Devan dan yang lain masih dalam keadaan bingung, panik, dan emosi yang membara akhirnya hanya mengikuti instruksi sang dokter untuk keluar ruangan.. boby berniat untuk mengejar perempuan yang membuat kekacauan ini. boby hendak bangkit dari duduknya, namun devan menahan lengannya untuk duduk kembali.

"udahh gausah dikejar, gak bakal kekejar juga.. duduk.."

"heemm okeeyy"

"gue jadi penasaran, siapa yaa cewek tadi?" tanya nabilah

"iyaa gue juga penasaran.. lo kenal dia van?" tanya gaby pada devan.. namun devan hanya melamun, atau dia sedang berfikir?

"devan?" panggil shania

"I'm not sure... hhhhh" ucap devan sambil menyandarkan punggung nya lalu memejamkan matanya

"guys, apa gak sebaiknya kita hubungi orang tua nya ve aja?" tanya gaby

"bukannya orang tuanya lagi di luar kota yaa??" ucap shania dengan hati-hati

"heemm, adiknya ajaa coba telfon" ucap nabilah antusias

"yeee itu mahh maunya lo aja bil ketemu si Aaron" ucap shania malas

"yaahh lo pada harusnya berterima kasih sama gue karna gue kasih ide.." ucap nabilah tak mau kalah

"kalian tuh yaa malah ribut aja, bukannya di telfon tuhh.. siapa namanya? barong?" ucap boby

"aaron kunyyuukkk namanya!! lo kira dia yang ada di bali itu apee" ucap nabilah jengkel

"naahh iyaa itu maksud gue.. udahh gece dehh telfon"

Devan POV

Rasanya aku sangat lelah.. lelah pikiran, hati, dan fisik. aku berusaha memejamkan mataku, tidak menghiraukan percakapan teman-temanku yang gesrek bin alig. Sepertinya mereka berusaha menghubungi adiknya veranda untuk segera datang kesini..sampai sekarang, aku belum bisa berfikir jernih. apa benar itu dia? tapi, kenapa dia kembali?
sang dokter keluar ruangan veranda, lalu kami semua segera menghampiri nya

"Gimana sihh keamanan dirumah sakit ini?! Masa gak ada yang curigain ada orang masuk tanpa izin gitu?!" Ucapku tanpa pikir panjang
"Van sabar dulu, coba dengerin dulu penjelasan dokter" ucap shania sambil merangkul tubuhku yang sudah terlalu lelah
"Sebelumnya kami mohon maaf atas ketidaknyamanan nya yang hampir berakibat fatal.. kami akan konfirmasi kepada pihak rumah sakit untuk melihat rekaman cctv dan mengevaluasinya. Sedangkan pasien sekarang sudah baik-baik saja, walaupun kami sempat khawatir akan terjadi sesuatu padanya.. jadi kalian tidak perlu khawatir, sebaiknya telfon keluarga dari pasien.. permisi" jelas sang dokter panjang lebar

Friendzone [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang