30

1.5K 56 50
                                    

*Disarankan untuk membaca lirik lagunya*

Happy reading =]





Devan POV


Ini sudah bulan ke-3 sejak hari itu. Hari dimana aku dengan bodohnya membuat bidadari yang sangat aku sayangi itu menangis. Yaaa.. menangis. Bahkan kalau aku bisa melihat hati nya, mungkin saja sudah tidak berbentuk karena aku patahkan berkali kali. Aku memang lelaki yang tidak bisa diandalkan. Sejak hari itu, aku memutuskan untuk break dengannya. Mungkin dia benar, kami butuh waktu untuk merapikan diri dan membenarkan diri masing masing. Aku benar benar laki laki bajingan. Lihat! Aku yang memintanya untuk tidak putus, tapi sekarang aku yang menjalin hubungan dengan orang lain.

3 hari setelah hari itu, aku dan Shani menjalin hubungan. Aku sudah mencoba menolaknya, namun dia selalu berkata "Kita coba jalani dulu aja kak. Apa salahnya sih mencoba?" Karena aku kasihan dengannya dan karena dia adalah orang yang menghiburku saat itu, maka aku menerimanya dengan satu syarat. Jangan publikasikan hubungan ini dan Veranda tetap nomor 1 dihatiku. Dengan bodohnya dia menyetujuinya dengan 1 anggukan kepala.

1 bulan lalu aku mendapat acara Live bersama dengan Shani dan rupanya ada Ve juga. Lalu sang pemandu acara menanyakan mengenai hubungan kami. Bukan. Bukan hubunganku dengan Veranda, melainkan hubunganku dengan Shani. Memang dasarnya Shani pikun atau bodoh atau memang sengaja, dia malah menjawab "Doakan saja yang terbaik untuk kami." Aku langsung menoleh tanya padanya dan dia seolah tidak peduli. Lalu aku menoleh ke Veranda sekilas. Hanya sekilas. Tapi aku tau apa yang dia pikirkan saat itu, raut wajahnya tidak bisa bohong.

Nice work, Shan. Nice work! Kau membuatku semakin jauh dengan Veranda dan....

Teman-temanku....

Yaaa benar apa yang kalian pikirkan. Bukan hanya Ve yang membenciku, bahkan teman-temanku pun. Tak terkecuali Boby. Sejak acara Live itu, semua teman-teman menghampiri ku dan menghujamku dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan kasar yang memang pantas aku dapatkan. Namun karena aku dan Boby kerja bersama, Boby masih dekat denganku. Dengan alasan dia harus profesional.

Lihatlah betapa menyedihkan nya diriku. Hanya duduk di sofa apartment, membiarkan TV menonton diriku yang menyedihkan ini dan menatap nanar pada sebuah kotak bludru berwarna biru yang sudah mulai berdebu. Sengaja aku meletakkan nya di meja itu, supaya aku selalu ingat bahwa aku masih memiliki Veranda.

Semua terasa berbeda. Sangat berbeda. Biasanya setiap weekend, aku selalu dimanjakan oleh Ve di apartment ini. Dibuatkan masakan, kamarku dibereskan padahal sudah ada ART, menonton film bersama dengan dia yang memeluk ku erat dan menenggelamkan kepalanya di caruk leherku, dll.

"Kamu kenapa?" Sebuah suara membangunkanku dari khayalan khayalan yang kubuat. Aku hanya meliriknya sekilas sambil menggeleng.

"Kenapa kamu gak pernah mau jujur sama aku? bukannya suatu hubungan itu harus dilandasi dengan kejujuran?" Tanyanya yang tak langsung ku jawab.

"Aku mau kita sudahi hubungan ini, Shan." Ucapku memecah keheningan setelah beberapa saat.

"Kenapa?" Tanyanya dengan sendu dan kaget.

"Aku tidak mau hanya kamu yang berjuang disini. Aku juga gak mau membuat banyak orang tersakiti karena aku." Jelasku.

"Tapi aku tidak merasa tersakiti sama sekali, Van.."

"Bullshit! Dari awal kamu sudah tau konsekuensi nya, Shan. Kamu yang memaksaku menerima mu." Jelasku lagi yang membuatnya menghela nafas.

"iyaa aku tau. Baiklahh kalau memang itu membuat mu bahagia. Kejarlah kak Ve. Jangan membuatnya sakit lagi." Ucapnya

Friendzone [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang