Part 4

897 46 2
                                        

Hari ini kelas kami belum memulai kegiatan belajar mengajar. Hari ini lebih banyak freetime. Dalam waktu freetime tersebut aku dan Kania memilih untuk berkeliling melihat keadaan disekitar sekolah. Banyak yang melihat kagum ke arah Kania dalam perjalan melihat-lihat kami. Banyak juga yang menatap aneh. Ya mungkin mereka berfikir seorang Kania yang cantik mau berteman dengan seorang nerd seperti aku ini adalah hal yang tidak biasa. Wajarlah mereka berpandangan seperti itu. Namun aku agak risih sebenarnya ditatap seperti itu. Menurutku, mereka belum tentu lebih baik dibandingkan dengan seorang anak cupu yang masuk sekolah ini hanya dengan menggunakan beasiswa. Tapi sudah lah apa pentingnya mereka itu.

Aku  dan Kania memulai perjalanan melihat-lihat kami dari taman yang berada disebelah barat sekolah ini, taman itu berada dibelakang gedung perpustakaan, memang letaknya tidak terlalu terlihat, namun pemandangan disana sangatlah indah. Banyak pepohonan dan bunga-bunga tumbuh disana. Tempatnya sangat rindang dan menyejukkan hati. mungkin tempat ini akan menjadi tempat favoriteku dan Kania.

Setelah cukup lama kami di sana kami pun memutuskan untuk pergi melihat-lihat tempat lainnya. Disini ruang kelas tidak terlalu banyak. Dikarenakan system moving class bagi siswa kelas 11 dan 12. Bagi siswa kelas 10 kami masih menggunakan system belajar dikebanyakan sekolah. Ruangan lab disinipun lengkap, dan semua lab tersebut berada di lantai 1.

Setelah puas melihat-lihat aku dan Kania beranjak menuju cafeteria karna sekarang saatnya jam makan siang. Tanpa pikir panjang kami langsung menuju kesana. Di cafeteria tersedia beberapa stan-stan pejual makanan, untuk kali ini aku memesan satu mangkuk bakso dan ice lemon tea sedangkan Kania memesan satu mangkuk mi ayam dan orange juice. Kami duduk di pojok cafetaria yang agak jauh dari hiruk pikuk cafetaria itu sendiri.

Kami terlibat perbincangan yang cukup seru ku rasa untuk orang yang baru beberapa jam mengenal. Kania orangnya cukup asik ketika diajak berbicara. Tidak sependiam yang aku kira.

Namun aku merasa seperti ada yang memperhatikanku, tapi aku tak terlalu perduli. Toh paling orang itu memperhatikanku dengan tatapan yang sama seperti anak-anak yang lain. Mencemooh. Jadi buat apa aku memperdulikannya?

==

Setelah makan siang, aku dan Kania memutuskan untuk kembali ke kelas kami karena sebentar lagi waktunya jam pulang. Setibanya dikelas kami langsung menuju ke bangku kami. Kami sudah bersiap-siap memebereskan buku-buku yang berserakan di meja dan lacinya.

Ketika itu aku tak sengaja melirik kearah pintu kelas. Disana ada seorang anak laki-laki berperawakan tinggi, berkulit putih, rambut berwana coklat ke emasan, dan mata yang berwarna sebiru laut. Oh betapa tampannya dia. Tapi kalau diamati sepertinya aku pernah melihat anak itu, tapi dimana ya? Ah sudahlah mungkin hanya orang yang kebutalan mirip saja. Tapi ngomong-ngomong dia sedang mencari siapa? Kenapa arah pandangnya seperti melihat kearah mejaku? Tapi tak mungkin dia melihat ke arahku. Pasti dia salah satu anak laki-laki yang terpesona akan kecantikan Kania. Itu sudah pasti.

       “hei kau kenapa Kataya?” Tanya Kania sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan mukaku.

            “ehh.. hmm.. tak apa.” Jawabku sambil tersenyum simpul.

            “benarkah? Aku tak yakin.” Lanjutnya

            “ya, tentu aku tak apa-apa Kania.”

Setelah meyakinkan Kania aku kembali merapikan buku-buku ku. Tapi rasa penasaran yang begitu besar menyerangku. Aku tak tahan untuk tak melihat kea rah pintu kelas. Dan yapp! Anak laki-laki itu masih saja berdiri disana dan memperhatikan kearah tempatku duduk. Sebenarnya siapa yang ingin dia temui di kelas ini? Aku terus berusaha menerka-nerka. Sampai sebuah suara menyadarkanku dari lamunanku.

            “heii.. kau melamun”

            “ah yang benar?”

            “he emm, sebenarnya apa yang mengganggu pikiranmu Kataya?”

            “nothing” tatapanku terus mengarah ke pintu masuk.

Tak lama Kania pun menyadari kemana arah pandangku. Dan dia pun tersenyum menggoda ke arahku.

            “well sepertinya kau terlalu terpesona dengan ketampanan anak laki-laki itu.”

            “ehh hmm… aku.. tidak aku tak terpesona kepada siapappun.”

            “sepertinya ada yang salah tingkah, kau pasti mengira anak itu melihat ke arahku bukan?”

            “ehh, ya begitulah”

            “coba kau lihat sekali lagi kearah mana matanya melihat.”

Aku pun mengikuti pengarahan Kania. Aku perhatikan kemana arah matanya memandang. Dan betapa terkejutnya aku. Kania benar tatapan matanya tak tertuju kepada Kania. Melain kan kepadaku. Oke aku bukannya terlalu percaya diri. Tapi memang tatapan mata biru lautnya menatap ke arahku.

Enatah sadar atau tidak tapi aku membalas tatapannya. Dan dia tersenyum ke arahku. Oh astaga benarkah itu? Dia benar-benar tersenyum ke arahku. Tanpa sadar aku pun ikut tersenyum kepadanya.

Setelah balasan senyuman dariku, anak laki-laki itu pun berlalu dari kelasku. Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia melihatku seperti itu? Dan senyumnya. Betapa memabukkannya senyum itu.

******

Haii maaf baru sempet update. Semua gara-gara try out. Ok sebenernya gak penting.

Oiya mau kasih info dikit, mungkin update cerita cuma bisa hari sabtu atau minggu. Dan itu pun belum tentu setiap minggu update. Mengingat aku masih kelas 9 jadi udah pasti banyak banget halangan buat updateT,T

Mohon dimaklumi saudara-saudara sekalian;D

Happy weekend everybody<3

Much love Charoline{}

Behind The GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang