Sebenernya di part sebelumnya belum mencapai target. Tapi gak apa-apa deh. Mumpung ide lagi ngalir juga jadi aku upload aja. Udah gak sabar juga sih hehehe
Okey gak banyak ngomong lagi langsung di lanjut
Check this out!
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Charolline / Kataya POV
Aku tak akan pernah mau jika Kania mengajakku pergi ke mall lagi. Kalian ingat kan dia hanya bilang mengajakku makan siang saja kan? Tapi ternyata aku tertipu olehnya. Kania sialan. Dia tak tahu betapa lelahnya diriku? Oh astaga! Kalian bisa bayangkan tidak? Kami berada di mall tersebut selama 12 jam! Bayangkan saja! Waktuku terbuang begitu saja berkat Kania! Dia membohongiku sobat.
Awalnya saat kami tiba di mall itu, kami hanya window shopping saja. Setelahnya kami makan siang di restoran langganan Kania. Di fikiranku, setelah selesai makan kami akan kembali kerumahku dan mulai mengerjakan tugas. Tapi nyatanya? Ia malah beralasan ingin mencari kado untuk sepupunya.
Untuk mencari kado saja kami memutari mall itu selama 3 jam lebih. Aku sangat lelah mengikuti Kania yang ternyata sangat agresif. Dia dengan lincahnya lompat dari toko satu ke toko yang lain. Setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan, tiba-tiba handphonenya berdering. Ternyata telpon dari mama Kania. Kata Kania, mamanya ingin dibelikan tas. Oh ayolah penderitaanku kenapa tak berhenti sampai disini? Akhirnya dengan malas aku mengikuti Kania pergi ke butik langganan sang mama.
Setelah semuanya selesai, Kania pun memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum kami pulang. Kami mencari restaurant yang paling dekat dengan tempat kami sekarang. Dan kalian harus tahu. Direstauran tempat aku dan Kania makan, kami bertemu dengan kakak sepupu Kania. Dia mengajak kami untuk nonton film terlebih dahulu.
Sebenarnya aku sudah sangat lelah sekali. Tadinya aku ingin merengek didepan Kania, tapi mengingat sekarang aku berada di tempat umum dan sedang bersama kakak sepupu Kania, ku urungkan niatku tersebut. Dan dengan sangat amat terpaksa aku akhirnya ikut menonton film bersama Kania.
Saat pulang ke rumah, aku sangat beruntung. Kedua orang tuaku ternyata belum pulang dari London. Jadi, aku tak perlu merangkai kata-kata yang tepat mengapa aku baru pulang ketika hampir tengah malam seperti ini. Disamping mereka mengetahui fakta bahwa aku tak pernah beranjak dari kamarku jika sudah menginjak weekend.
Aku tak tahu apa yang mereka lakukan di London, mungkin bisnis. Kalian ingat? Ketika hari pertama aku bersekolah, mereka bilang tak akan ke luar negeri untuk beberapa bulan kedepan. Tapi nyatanya? Beberapa hari setelah berbicara mereka langsung pergi begitu saja. Aku sih tak mempermasalahkan. Tak terlalu penting menurutku.
Okey, back to topic. Saat sudah dirumah, aku langsung pergi ke kamarku dan merebahkan diriku. Rasanya benar-benar lelah. Tapi aku tak bisa memejamkan mataku sama sekali. Seperti ada yang mengganggu pikiranku sejak tadi. Tapi aku tak tau itu apa. Mungkin karena sangat lelah jadinya aku merasa banyak pikiran. Namun dengan perlahan aku bisa terlelap dan berkelana di alam mimpi yang indah.
Monday. monster day. Kenapa aku selalu benci jika sudah menyangkut sekolah. Rasanya sangat malas. Sebenarnya aku malas jika harus bertemu dengan Natasya dan para sidekicknya. Kalian tahu, selama seminggu pertama aku bersekolah, tak terlewat sehari pun mereka mengerjaiku. Rasanya mereka tak pernah puas untuk membuatku sengsara. Tapi aku tak pernah putus asa karna mereka selalu mengerjaiku. Itu semua karena Kania. Ia adalah penyemangatku.
Namun selama itu pula aku merasa, saat aku dikerjai oleh Natasya ada seseorang atau mungkin lebih, yang membantuku juga. Aku tak tahu pasti sebenarnya. Namun sisi lain diriku mengatakannya. Tapi selama itu juga tak pernah ada murid sekolahku yang menolongku. Malah mereka terlihat menikmati sekali saat-saat aku di kerjai. Hal itu yang masih mengganjal dipikiranku sampai sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Glasses
Dla nastolatkówBingung? Sudah pasti. Awalnya aku merubah penampilan hanya untuk mencari "Real Friend" Tapi apa jadinya jika aku juga bertemu dengan jodohku berkat penampilanku ini? Tapi siapa yang akan menjadi jodohku? Dia atau Dia?