BAB 3

176 19 3
                                    

Di siang itu ia menancapkan gas vespa matic nya dengan cepat, Entah kemana ia membawa ku pergi. Yang aku lihat hanya rata rata jajanan di sebuah pinggir jalan jembatan dekat sebuah universitas.
Lalu ia memberhentikan vespa nya di depan sebuah gerobak yang bertulisan "toge goreng"

"Nih gua kasih tau jajanan khas Bogor, Yaitu toge goreng.", Kata Acheilles "Gih lu duduk sono, Gua yang pesenin." Lanjutnya menyuruh ku duduk di sebuah kursi plastik di belakang gerobak.

Aku pun duduk di kursi plastik itu sambil memperhatikan cara pembuatan toge goreng dan masih bertanya tanya pada diriku sendiri. 'kenapa gua mau aja ya ikut?' Untuk menolak pun aku tidak bisa berkata entah kenapa hanya bisu.

"Neng neng, Jangan ngelamun, Nih udah jadi.", Celetuk Acheilles yang membangunkan ku dari lamunan.

"Eh--Iya makasih, Tadi gua bingung aja katanya toge goreng? Tapi kok ga di goreng? Malah direbus doang?", Tanyaku heran.
Tapi saat aku bertanya dan melihat ke arahnya, Ia sedang merapihkan kerah dan memakai dasi lalu ia merapihkan rambutnya juga. Layaknya orang tulen. Ada apasih dengan orang ini?

"Oh hahaha, Ya kan gapake kuah jadi nya toge goreng. Kaya mie goreng aja, Itu cuman direbus dan ga di goreng, Cuman karena tanpa kuah jadi disebut nya 'goreng'.", Jawab nya sambil tertawa sangat manis.

Aku pun hanya tertawa mendengarnya. Entah mengapa melihatnya sekarang seperti aura nya yang berbeda, seperti ada aura cerdas. yang berada di dekat ku.
Lalu ia duduk disamping ku, dan mengganti sepatu converse nya yang buluk itu dengan converse yang bersih.
Aku pun hanya bingung melihat nya. Ada apa lagi sih ini cowo? Ingin terlihat bersih di depan ku?

"Hei ace, Makan dulu sana nanti ku jelaskan, Gua tau kok lu pasti bingung ngeliatin gua yang kaya begini", Celetuknya santai.

"Eh--Siapa yang ngeliatin? Orang gua ngeliatin amang amang nya gan--", Seketika aku melihat tukang toge goreng nya, Ternyata tidak, Tidak ganteng. Malah menurutku seperti Kuda kejepit.

"Ganteng? Hahaha ternyata benar ya selera orang memang berbeda beda ya ace", Jawab nya sambil terkekeh geli.

"hahaha", kata ku singkat dan langsung melanjutkan makan toge goreng nya.

Aku hanya terus berpikir dan berpikir, Maksud dari omongannya dan juga perilaku nya. Seakan akan dia berubah menjadi orang yang berbeda. Aku jadi sedikit takut dekat dengannya, Tetapi ketakutan ku seakan akan termakan oleh rasa penasaran ini.

"Wah ace, Lu lapar ya? udah abis aja.", Kata nya yang mengangetkan ku, Lagi. "Sini piring nya." Lanjut nya sambil mengambil piring ku dan menyatukannya dengan piringnya semdiri lalu diberikan ke tukang toge goreng yang berada disebelahnya.

"Jadi, Begini ace.", Kata nya membuka pembicaraan. "Gua itu punya altar ego"

Mendengar nya aku pun hanya diam dan bingung 'apa itu altar ego?' dalam benakku. Lalu ia melanjutkan penjelasannya dengan detail. Ia berkata bahwa altar ego itu adalah sebuah penyakit psikis yang artinya ia memiliki kepribadian ganda. Lalu ia hanya menjelaskan bahwa dia memiliki 2 kepribadian; Nama asli nya itu adalah
"Abraham Alexi Pratama" Lalu, Kepribadian yang kedua itu bernama "Abraham Acheilles Pratama".

"Tunggu-- Jadi sekarang gua bicara sama alexi?", Potong ku saat ia menjelaskan.

"Iya lu benar, Gua alexi. Maaf ya sebelumnya si Acheillles memang gitu orang nya suka bikin orang kesel dan selalu ingin terlihat kuat.", Jawab nya tenang.

Split Love // On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang