BAB 17 : Band

51 6 0
                                    

Tidak terasa festival sekolah 3 minggu lagi akan dimulai. Anak-anak setiap kelas mulai heboh untuk mempersiapkan semuanya yang akan mereka tampilkan nanti. Sore ini kami semua berada di sebuah studio yang katanya dulu sering alumni pakai untuk berlatih band. Dan untung nya salah satu alumni dari sekolah kami sekarang suka membantu melatih band di kelas ku, Karena salah satu teman kelas ku yaitu Samudra bisa dibilang si anak 'gaul' yang dekat dengan para alumni dari sekolah kami. Bisa dibilang mereka sudah sohib, Jadi kak Reva dan Samudra itu seakan-akan seperti kakak adik dari ibu dan bapak yang berbeda.

Band kelas kami beranggotakan 6 orang. Yang terdiri dari; Pertama aku sebagai vocalis, Lalu kedua Samudra yang bermain gitar, ketiga Alexi yang memainkan keyboard, Irham dibagian bass, dan terakhir Thoni di bagian drum. Lengkap bukan? Memang kelas kami ini untung nya walaupun rata-rata otak nya sengklek tapi kalau soal musik,
Pasti kami jagonya.

"Yo ayo, Ulang lagi! " Perintahnya sambil berkacak pinggang. "Dan Ace, Kayanya lu mesti banyakin minum, Suara lu mulai serak deh. Kalau serak bisa-bisa bahaya. Apalagi kalau sampe radang, Pokoknya jangan minum yang dingin-dingin! " Lanjut Kak Reva seakan-akan dia coach yang sudah handal.

"Baik, kak "

"Okey ulang ya, Five.. Six.. Seven.. Eight! "

Alunan musik yang membangkitkan semangat terus terngiang di kuping kami. Entah mengapa walaupun ini baru ke 3 kalinya kami berlatih, Tapi alat musik yang mereka mainkan mengalir dengan sangat selaras. Walaupun masih kurang tempo tapi saat mereka memainkannya seakan-akan kuping langsung tersihir oleh alunan mereka .
Lagu yang kami mainkan sekarang itu adalah karya dari Samudra. Walaupun katanya dia di semester satu mendapatkan ranking terakhir, namun semua karya yang ia buat selalu bisa mengharumkan nama sekolah. Judul lagu yang ia buat yaitu 'Kala Remaja' , Sebuah lagu yang menceritakan tentang bagaimana sebuah pandangan seseorang tentang masa sekolah dan masa remaja yang sedang ia jalani saat ini.

"Eh sorry bentar, Gua ke toilet dulu ya" Celetuk Alexi saat kami sudah setengah jalan memainkan lagu nya.

"Yah yaudah, sekalian istirahat lagi deh. Suara gua rada sakit hehe," Balasku sambil memegang tenggorokan yang terasa kusut.

Sementara Alexi ke toilet, Kami semua bercanda tawa sambil bercerita tentang pengalaman masing-masing. Paling seru itu saat mendengarkan cerita dari Thoni! Walaupun absurd banget tapi dia selalu memiliki ciri khas yang berbeda kalau sudah bercerita. Sampai-sampai rasanya perutku sakit kalau dia sudah melawak.

"Ace-- Jangan gede-gede ketawanya, Suaranya abis gimana? ," Tanya Kak Reva dengan khawatir. " Nih, Minum gua abisin aja, Yang lu udah abis kan? ," Lanjutnya sambil menyodorkan botol minum yang masih tersisa setengah lagi.

"Eh kak selow aja, Nanti gua bisa beli kok,"

Kak Reva itu walaupun kami hanya berbeda 2 tahun, Tapi dia itu sangat supel. Sampai-sampai saat aku pertama kali bertemu dengannya, Ia langsung menyapa ku tanpa ragu atau malu sekali pun karena baru pertama kali bertemu. Ia benar-benar peduli terhadap anak didikan band nya. Sangat berwibawa dan juga seru. Ciri-ciri yang sangat mencolok dari dia yaitu topi hitamnya yang selalu ia pakai kemana pun ia pergi. Aku sih bisa menebak pasti ia tidak terlalu suka dengan model rambutnya, jadi ia selalu menutupinya dengan sebuah topi, tapi -topi itu menurut ku mempermanis penampilannya. Dan yang kudengar dari cerita dari mulut ke mulut, Kak Reva memang sosok lelaki yang diidamkan oleh banyak perempuan. Aku jadi semakin penasaran dengan nya. Apakah benar apa yang dikatakan oleh orang- orang?

Lalu lelaki itu kembali mengajarkan Thoni yang sedaritadi masih saja kekurangan tempo. Aku memperhatikannya diam-diam. Dari hasil pengamatan yang ku dapat ia memang sangat serius jika dia dalam keadaan seperti itu, Tapi jika sudah istirahat dia pasti selalu mengajak bercanda yang lain. Rasanya memang asyik jika berkerja sama dengan orang yang memiliki sifat seperti kak Reva. Bahkan mataku tidak bisa berpaling dari dia.

Split Love // On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang