Air hujan yang menempel dikaca mulai melipat gandakan kedatangan nya yang makin membasahi seluruh wilayah Surabaya.
Hari yang sangat aku nanti dan sangat tidak dinanti pun akhirnya datang juga.
Aku hanya memperhatikan whiper kaca yang semakin menambah kecepatannya karena hujan yang semakin deras.
Merenungkan suasana yang hening ditemani sebuah lagu yang sangat tenang. Di mobil ini hanya ada aku dan ibu ku. Sedangkan Ayah sedang menemani nenek di rumah."Ace, Kamu serius gamau ketemu sama Arsyad? " Tanya bunda tiba-tiba.
Aku langsung menggelengkan kepalaku dengan cepat. Ah mendengar nama 'Arsyad' saja aku sudah merasa geli. Memang sempat dia menghubungi ku ketika dia tau bahwa aku kembali ke Surabaya hari ini. Karena aku tidak menanggapi pesan nya itu, sampai-sampai menghubungi kontak bunda. Benar-benar deh lelaki itu stalker banget!
"Ayolah Ace-- Kasian tuh dia udah nungguin, Mana hujan lagi." Ucap nya sambil memperhatikan Arsyad yang sudah menunggu di depan mobil sambil memegangi sebuah payung. "Ayolah nak, Minum greentea aja di cafè nya. Nanti kalau kamu ga nyaman, bunda langsung jemput kamu," Lanjutnya lagi.
Aku menghela nafas dengan penuh penyesalan. Harusnya tadi aku pura-pura sakit agar aku tidak ikut dengan bunda naik mobil yang ternyata akan bertemu dengan Arsyad. Akhirnya, karena aku masih memiliki rasa iba kepadanya. Baiklah, mau tidak mau aku harus bertemu dengannya.
"Yaudah, Aku keluar." Balas ku dengan malas.
Bunda hanya membalasku dengan senyuman. Aku pun pamit dan langsung membuka pintu mobil dan berlari ke cafè tersebut tanpa menyapa Arsyad sama sekali.
Baju ku sedikit kuyup karena berusaha menembus hujan yang sangat deras tadi."Ace, Tadi kenapa ga nungguin gua payungin lu dulu? " Tanya lelaki berbadan tinggi itu.
"Gapapa, Lama lagian hehe,"
Ia hanya tersenyum simpul melihat tingkah ku. Ah mengapa sih ini cowok ga kesel sama gua?!
"Yaudah buru pesen dulu," Lanjutku sambil duduk dan melihat-lihat menu makanan dan minuman.
"Mba-- Kita mau pesen! " Teriak nya memanggil salah satu pelayan yang berada di sebrang meja.
"Mau pesan apa? "
"Aku mau pesen--,"
"Dia Greentea latte, Kalau saya Moccachino pake cream. Ohya mba, Cream nya jangan terlalu banyak juga jangan terlalu sedikit. Jangan sampe cream nya malah ngubah rasa citra kopi nya,"
Idih dasar cowok sok perfectsionist, Itu adalah salah satu sifat dari Arsyad yang sangat tidak kusukai.
Apa-apa tuh harus perfect, Apa-apa tuh harus sesuai dengan keinginan dia.
Menyebalkan bukan?Suara hujan masih menemani cafè yang suasanya sangat sepi. Ada beberapa pasangan yang bermesraan, dan juga ada dua sahabat yang sedang asyik berfoto bersama. Aku dan Arsyad hanya duduk terpaku saling dimakan oleh keheningan. Aku hanya membuka handphone ku sambil melihat timeline di akun instagram. Sedangkan dia? Entah, Aku saja malas untuk memperhatikan dia.
Sampai minuman yang kami pesan pun datang, Pelayan itu seakan memecahkan keheningan kami. Aku segera meminum greentea latte kesukaan ku itu.
"Ace, Kayanya gua kelas 2 bakal pindah ke Bogor juga,"
Mata ku langsung ingin keluar dari tempat nya. Kupingku ini tidak salah mendengar kan? Barusan ia berkata apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Split Love // On Going
Teen Fiction[ Beberapa part di private acak, Silahkan follow dulu sebelum baca] Sebuah cerita tentang seorang perempuan bernama Acelin Angela yang baru saja pindah ke Bogor, Dan ia bertemu dengan seorang lelaki yang mengidap sebuah penyakit yang unik, Unik seka...