12

3 0 0
                                    

Cahaya yang masuk melalui celah- celah fentilasi membuat mata Naya bergerak sedikit dan perlahan membuka. Kicauan burung menambah suasana pagi ini terasa lebih hidup. Tangannya meraih ponsel di dekat bantal. Sudah ada 5 pesan dan 10 missed call yang terpampang di layar.

Nay. Selamat ya kamu menang (Reno)

Cieee. Jadi ke Tokyo nih. Jangan lupa oleh2 (Aris)

Nayaaaaaa. Congratulations..mau dong ikut (Rani)

Berterimakasihlah pada kita Nay. Pokoknya besok pagi harus traktiran. (Shila)

Nay. Udah tidur?? Bales dong. (Shila)

Naya baru teringat kalau semalam pemenang lomba fotografi telah diumumkan. Ia sedikit kesal kepada Reno, Rani, Shila, dan Aris. Apakah mereka sengaja mengejeknya karena Naya hanya dapat meraih juara 2? Dan karena Naya tidak akan bisa pergi ke Tokyo? Tiba- tiba, lamunanya buyar ketika suara ketukan pintu memantul di kamar Naya. Ia berjalan setengah malas, memutar knop ke kanan. Pintu itu terbuka, terlihat dua orang perempuan berdiri diambang pintu dengan sebuah kue coklat ditangan.

"Cong ra tu la tion Naya." Tanpa diberi perintah keduanya berjalan melewati Naya yang masih mematung di depan pintu. Naya memutar tubuhnya kemudian menyusul mereka yang sudah terduduk di kasur hijau.

"Ihh.. kalian apaan sih. Kan aku kalah La, Ran," ucapnya lirih. Wajahnya menunduk menatap kaki yang bergerak kecil.

Rani mengeluarkan ponselnya. "Kalah gimana? Orang kamu dapet juara 1 kok Nay."

Tangan Naya langsung mengambil alih ponsel Rani. Matanya membulat, menatap ponsel itu tak percaya. Beberapa kali ia mengerjapkan mata dan menepuk kedua pipinya. Ternyata bukan mimpi.

"T-tapi tadi malam kan--"

Belum sempat ia melanjutkan kata- katanya, Shila menyela. "Tadi malam emang bener kamu dapet nomor 2 Nay. Tapi itu belum termasuk penilaian juri. Setelah diakumulasi ternyata kamu berhasil menggeser posisi pertama."

"Aaaaaaaaaa... yang bener? Kalian nggak lagi bohong kan?" Naya berteriak membuat kedua sahabatnya menutup telinga erat- erat. Mereka hanya menggelengkan kepala dengan senyum yang meyakinkan.

"Yeeeeeeeee.. mamaa papaaa. Aku ke Tokyo." Naya melompat kegirangan kesana kemari. Tangannya memeluk erat kedua tubuh sahabatnya yang tengah menikmati kue coklat itu. Membuat keduanya terkejut. Kemudian mereka bertiga berdiri melingkar dan melompat bersama beberapa kali. Mereka semua larut dalam kebahagiaan yang sedang dirasakan Naya.

***

Virtual ImageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang