Luka

43 8 0
                                    

Whereever you go what ever you do i will be right here waiting for you

Alunan musik dari Richard Marx meramaikan pesta ulang tahun Venya. Musik dengan sentuhan klasik nemberikan kesan menenangkan bagi para tamu.

"Happy birthday baby" ucap Laura dengan bersemangat.

"Wish you all the best, ini kado buat lo" tambah Laura sembari memberikan sebuah bingkisan berwarna merah marun.

"Thank you so much"

"Udah sana cobain kue-kue nya, lo kan doyan makan"

"Oh My God!! lo emang temen paling pengertian deh. Kalo gitu gue pergi dulu" ucap Laura dengan pandangan lapar siap memakan semua kue-kue yang dihidangkan.

"Dasar" guman Venya cekikikan.

"Haii Venya, Happt birthday ya" ucap Angel yang baru saja tiba.

Pandangan Venya justru teralihkan oleh seseorang yang berada disamping Angel saat ini. Dio nampak sempurna dengan jas abu-abunya. Saat pandangan mereka bertemu Venya sangat kecewa karena sorot mata Dio masih tetap sama kepada dirinya. Sorot mata yang masih menyimpan kebencian. Bahkan Dio tidak memberikan ucapan selamat kepada Venya.

"Oh yaa...ini kado buat lo, Dio sendiri yang pilih kadonya" ucap Angek berusaha mencairkan suasana canggung diantara keduanya.

"Okay thanks"

"Kalo gitu silahkan nikmatin hidangannya" tawar Venya sopan.

"Yaudah kalo gitu gue sama Dio keliling dulu" ucap Angel sembari menarik lengan Dio.

Dio benar-benar muak datang ke acara pesta ulang tahun Venya. Ia merasa kesal dengan Angel yang selalu saja memaksanya sampai ia kehabisan alasan untuk menolak.

"Katanya lo mau coba maafin Venya, tapi kenapa malah kayak gitu?" maki Angel.

"Kesel aja lihat dia sok baik gitu" ungkap Dio ketus.

"Namanya juga orang pernah berbuat salah, pastinya dia mau dimaafin kali"

"Whatever"

Angel menikmati pesta Venya berbanding terbalik dengan Dio yang ingin segera mengakhiri pertemuan ini.

Venya memandang Angel dan Dio dari kejauhan. Ia menghela nafas berat berulang kali. Rasa sesak terus menyelimuti perasaanya.

"Bengong mulu, gini nih ciri-ciri orang gagal move on" ejek Dewa mengagetkan Venya.

"Ngagetin aja lo!! Lagian siapa yang gagal move on" bantah Venya gelagapan.

"Kalo bukan gagal move on, terus ngapain ngelihatin Dio sampe segitunya." talak Dewa.

"Ya..ya...ya kali ini lo menang" cibir Venya memutar bola matanya bosan.

"Gue masih heran deh sama lo, kok bisa-bisanya lo nggak ngejar Dio lagi. Padahal kalo lihat Dio digebet cewek lain aja lo ngamuk" seru Dewa heran.

"Gue juga heran, lo suka sama Angel dan sayangnya dia jadian sama Dio. Parahnya lagi lo nggak bisa apa-apa" ejek Venya balik.

"Kok lo tau sih gue suka angel, kelihatan?"

"Banget"

"Emang mereka jadian beneran? Tahu dari mana lo?"

"Mereka sendiri yang bilang"

Dewa terhenyak dengan penuturan Venya. Tiba-tiba saja Dewa merasa rahangnya mulai mengeras. Amarah muncul menjalar keseluruh tubuhnya.

"Sekarang jadi lo yang ngelamun"

Innocent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang