Angel tak mampu melupakan pertengkarannya dengan Dio sepulang dari Pesta Venya. Ada perasaan lega karena Dio selama ini memilih bersikap pura-pura tidak tahu. Disisi lain hatinya merasa bersalah kepada Dio. Ia menguatkan hatinya untuk berangkat kesekolah.
"Pagi mah" sapa Angel tak bersemangat.
"Tumben mukanya kusut gitu? Kenapa?" tanya Mama Angel
"Perasaan mama aja kali"
"Yaudah sarapan dulu, rotinya udah mamah siapin"
"Okay"
Angel menyatap sarapan paginya dengan malas. Mengingat kejadian saat itu membuatnya selera makannya berkurang. Jangankan untuk makan, keluar kamar saja ia malas.
"Mah aku berangkat sekarang aja deh" pamit Angel
"Kok nggak dihabisin sarapannya?"
"Udah kenyang"
Sesampainya disekolah Angel tidak langsung masuk kedalam kelas. Ia ragu melangkahkan kakinya, tepatnya ragu untuk berhadapan langsung dengan Dio. Angel berusaha menguatkan batinnya dan menyematingi dirinya sendiri.
"Angel kamu ngapain didepan pintu gitu?"ucap Sita mengagetkan
"Ehh!!"
"Udah buruan masuk, temen yang lain jadi nggak bisa masuk kalo kamu didepan pintu gitu" seru Sita.
"Hm"
Angel mengedarkan pandangan ke seluruh ruang kelas mencoba menemukan keberadaan Dio, namun hasilnya nihil. Tidak biasanya Dio belum ada dikelad mengingat tinggal beberapa menit lagi bel masuk.
"Apa dia telat?" terka Angel.
"Tapi mana mungkin seorang Dio, ketua OSIS yang sempurna bisa telat" pikirnya lagi.
"Eh Angel lo kok bisa jadian sama Dio sih? Ceritain dong kronologinya" teriak Bara dari tempatnya.
"Diem lo berisik!!!" ucao Angel nyolot.
"Stay calm!!! Gue kan cuma nanya"
"Gue nggak mau jawab"
"Kalo gitu beneran dong?" tebak Bara.
"Sekali lagi lo ngomong gue gampar nih" teriak Angel garang.
Sita yang berada disamping Angel nampak shock.
"Kamu beneran jadian sama Dio?" tanya Sita takut-takut.
Angel bingung harus menjawab apa. Awalnya kata jadian ini hanya akan dikatakan didepan Venya. Justru nasub buruk menimpanya, perkataan tentang Dio dan Angel jadian begitu cepat menyebar.
"Hm" jawab Ange terpaksa.
Bagai petir memyambar disiang bolong. Hati Sita seperti di hujam oleh ribuan panah. Sesak ia rasakan disetiap nafasnya. Sita mencoba menahan tangisnya yang nyaris pecah. Bahunya bergetar menahan air matanya agar tam terjatuh. Dunia yang ia impikan selama ini seakan runtuh dalam hitungan detik.
"Lo kenapa?" Angel heran melihat Sita
"Aku nggak apa-apa. Aku ke toilet dulu sebentar" elak Sita.
Baru saja ia berjalan beberapa langkah menjauhi kelas, tangis yang ia tahan sudah tak mampu ia bendung. Sita melampiaskan semua emosinya saat itu juga. Kenyataan pahit yang takkan pernah bisa ia terima, justru hadi meruntuhkan kebahagiaannya. Semua angannya untuk dekat dengan Dio telah pupus. Kekecewaan dihatinya sudah teramat besar.
"Kenapa harus Angel? Aku nggak pernah punya temen deket sebelumnya, tapi kenapa setelah itu justru kecewa yang aku dapet" sesal Sita tak terima oleh nasib yang menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Love
RomanceSekolah baru, rumah baru, kehidupan baru, suasana baru. Seperti sebelumnya kekacauan baru akan dimulai. Permainan akan dimulai, tinggal tunggu tanggal mainnya. Pada saat itulah perasaan yang disebut cinta itu muncul.