Bab 12 - Keluar Kelas

88 4 0
                                    


"Kae, gue takut gak bisa nih!"

Sekembalinya dari pertemuan tim basket putri, Kiara baru ingat bahwa siang itu ia akan menghadapi ulangan fisika.

"Lo kemaren udah belajar sama Kak Regan, masa gak bisa? Bisalah,"

"Ya iya sih, cuma tetep aja. Gue cuma modal rumus," Kiara menangkup wajahnya dengan tangannya, "kalo soalnya aneh-aneh, gue gak bisa, Kae,"

"BISA KIARA!" Kaenin menusuk pinggang Kiara dengan telunjuknya, "lo kalo ngomong gak bisa, malah beneran gak bisa,"

"Tuhan.." Kiara tiba-tiba bernyanyi, "berikan aku hidup satu kali lagi.."

Apa? The Virgin?

Kaenin terbahak-bahak, "lo gila! Itu lagu zaman kita masih di sekolah dasar!"

Kiara tidak mengindahkan kata-kata Kaenin, ia terus bernyanyi dan mengubah liriknya, "hanya untuk dapet bagus.. Dan naik kelas... Kumau naik kelas.."

Kaenin semakin terbahak. Bagaimana tidak? Posisi Kiara sekarang benar-benar seperti anak sekarat. Wajahnya memelas sambil menyanyikan lagu tersebut.

"Pagi anak-anak!"

Kiara melotot, "itu guru, dateng cepet amat sih? Naik naga indosiar kali?"

"Silahkan bawa tas kalian ke depan dan duduk di bangku kalian masing-masing,"

Suasana kelas menjadi ricuh.

"Bu belajar dulu bu!"

"Bu kasih kami waktu 15 menit ajaa!"

"Bu hayati gak sanggup!"

Kiara hanya pasrah. Menyeret tasnya ke depan dan meletakannya di lantai.

"Tuh, lihat," kata Bu Endah, "Kiara aja udah siap banget. Ya kan, Ki?"

"Ya je dah, Bu," sahut Kiara malas. Siap palamu peyang Bu. Siap mati, iya.

"Huuuu Kiara sihh," sorak sorai terdengar lagi.

***

"Waktu kalian masih 15 menit. Kerjakan dengan benar!"

"Duh, benci deh gue sama guru yang sering ngingetin waktu. Bikin panik aja," batin Kiara kesal. Ia melihat lembar jawabannya. Dia baru berhasil mengerjakan 2 dari 5 nomor. Kemarin ini sudah diajarkan Regan. Namun, Kiara lupa! Ia menyesal karena kemarin ia ketiduran.

Tak ada cara lain, "Ssstt! Kaeee.." bisik Kiara. Kaenin tidak menoleh. Wajar saja. Ia sedang fokus mengerjakan mengingat waktunya tinggal sedikit.

"Aduh, Kaenin kebiasaan. Kalo lagi fokus ngerjain suatu hal gak ngeh apa-apa,"

Kiara mencoba memanggilnya sekali lagi. Namun, bukan Kaenin yang terpanggil, melainkan Bu Endah.

"Kiara? Kamu ngapain?"

"Ini Bu.. Saya mau nanya ke Kaenin,"

Kelas menjadi ricuh. Kaeninpun mengangkat kepalanya.

Ada apasih? Pikirnya.

"NGOMONG SEENAK JIDAT KAMU. NANYA-NANYA. KAMU KIRA INI KERJA KELOMPOK?" suara Bu Endah menggelegar. Bukan Kiara namanya kalau tidak menyahut lagi.

"Nih Bu, ada pepatah mengatakan 'malu bertanya sesat di jalan', seharusnya ibu bangga pada saya karena saya tidak malu bertanya,"

Mata Kaenin membulat sempurna. Kiara sudah gila?!

"REFANTA KIARA! Keluar kamu! Masih untung saya berbaik hati tidak akan memberikan nilai 0 di kertasmu!"

REGANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang