"Kamu sudah makan." Seru Min young muncul dari balik pintu.
Min seok menghentikan pekerjaannya. Ia menghela napas, mendongakkan kepala menatap wanita yang sekarang telah berdiri di depan meja kerjanya dengan cengiran.
"Apa begini sikapmu terhadap atasanmu di kantor?"
Mata Min young menyipit. Temannya ini benar-benar sudah keterlaluan. "Aku hanya ingin menyapa temanku. Apa tidak boleh?"
"Mau makan di mana?" Ucap Min seok setelahnya.Min young menggumam, "terserah, hari ini kamu yang memilih tempat dimana kita akan makan."
Sesampainya di restoran Goseumdochi, salah satu restoran yang sering di datangi Min seok. Ketika pelayan menghampiri mereka. Tanpa melihat menu, ia berkata. "Steak hamburger dengan saus demi-glace." Matanya beralih kepada Min young yang membalasnya dengan anggukan kepala.
Bibir Min young membentuk bulatan. Ia belum pernah datang ketempat ini sebelumnya. Sangat indah dan nyaman. Restoran yang di buat dengan gaya dapur terbuka hingga setiap pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan masakan yang akan di hidangkan.
Dan juga terdapatnya unsur alam seperti tanaman di sudut restoran dan penggunaan elemen kayu yang sangat dominan. Begitu membawa kenyaman kepapa siapa saja yang datang.
Walaupun bertempat di bagian labirin yang sempit, lebih tepatnya Sinsa-dong yanv padat akan rumah penduduk. Min young merasa jika ia sedang berada di kampung halamannya sekarang.
"Tidak makan?" Tegur Min seok heran karena Min young melamun sembari menatap dapur restoran.
"Ah," Min young menundukkan kepala. Kemudian senyuman terhias di bibirnya. "Sepertinya aku merindukan rumah."
"Kalau begitu besok pulanglah ke Tokyo. Habiskan waktumu bersama keluarga. Setelahnya kembali lagi ke sini untuk membantu pekerjaanku." Balas Min seok panjang lebar. Ia paham, bertahun-tahun meninggalkan tempat kelahiran dan keluarga dengan kurung waktu yang sangat lama bisa menimbulkan kerinduan.
Min young menggeleng, "aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku."
Min seok meletakkan sendok dan garpu ke meja. "Aku atasanmu dan aku juga teman sekaligus keluarga satu-satunya yang kamu miliki di Seoul. Bagaimana mungkin aku terus mengurungmu di sini dengan semua pekerjaan kantor. Sedangkan pikiranmu tidak berada di sini. Itu akan mengganggu pekerjaanmu nanti."
Entah kenapa dada Min young merasa sakit. Ia sudab mengenal Min seok cukup lama. Tapi setelah mendengar pengakuan pria itu. Ia begitu sedih, "aku akan pulang, setelah satu minggu aku akan kembali lagi."
"Hm," gumam Min seok. Lalu melanjutkan lagi memakan makanannya yang sempat tertunda tadi.
Setelah mengantarkan Min young pulang. Sedangkan hari pun sudah malam, ia memutuskan untuk pulang saja. Ada seseorang yang harus ia jaga di rumah. Kemarin ia lupa untuk memberi tahu Jinaa bahwa kedua orangtua mereka tidak akan pulang untuk beberapa hari kedepan.
Min seok memperlambat kecepatan mobilnya begitu memasuki perkarangan rumah. Dari dalam mobil di lihatnya Jinaa sedang berbicara dengan seseorang. Pria itu memakai seragam yang sama dengan yang di pakai Jinaa. Teman? Entahlah yang pasti mereka terlihat sangat akrab.
Begitu Min seok mematikan mesin mobil dan keluar. Secara bersamaan Jinaa dan teman prianya menoleh. Sekilas Min seok melirik pria di samping Jinaa sebelum beralih kepada gadis yang sekarang terlihat menegang di sana.
"Kamu...eh... oppa sudah pulang?" Seru Jinaa.
"Oppa?" Ulang Tae ho tak mengerti.
"A... apa?" Mata Jinaa mengerjap. Ia lupa jika Tae ho belum pernah bertemu dengan Min seok. "Ne. Oh ya Tae ho, perkenalkan dia oppaku. Min seok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling in Love
RomancePercaya cinta pada pandangan pertama? Jika kamu percaya, beranikah kamu menyatakan cintamu itu. Sebuah perasaan yang datang entah dari mana sanggup membuat Jinaa tak bisa bernapas. Ia tak pernah menyangka akan mencintai seorang pria tampan yang jel...