Bab 13 ~pertemuan yang tak terduga

26.1K 1K 7
                                    

"Kenapa kita bertemu?" ~ Alice

----
Alice POV

"Kerjaan ku banyak sekali sih, walau ini cuma magang ternyata ribet banget" kata ku mengomel melihat setumpuk kertas di meja ku

"Kalau kayak gini, kapan bisa selesai?" Tanya ku pada diri sendiri

"Makan dulu aja Siska (nama samaran ku) , kita ke cafe depan OK" kata kak Ria, teman ku di kantor ini

"Kak Ria traktir ya?" Tanya ku berusaha nego

"Ya iya, ayo ambil tas mu"

Aku dan kak Ria segera ke cafe depan, kita memesan makanan dan minuman dan mengobrol sebentar. Tapi, mataku melihat sesuatu sebuah siluet seseorang.

"Itu Gerald" kata ku dalam hati

"Mungkin aku hanya ingat tentang dia" lanjutku dalam hati

Tak lama kemudian, makanan pesanan kita datang. Kita pun menyantap nya, setelah selesai kak Ria membayarnya dan kita kembali ke kantor.

Kantor...

"Siska, nanti ada klien yang datang kesini. Katanya ganteng loh, gak tertarik nih?" Goda kak Ria

"Apaan sih kak? Prinsip pertama ku adalah lulus kuliah, cari kerja, baru pasangan."

"Ya busa saja berubah kan, namanya juga manusia bisa berubah - ubah"

"Udahlah kak jangan goda aku terus, aku kerja duluan"

Aku pun mengambil setumpuk kertas di mejaku dan mulai menyalin di laptop, rumit banget sampe Titik koma itu harus Detail. Beberapa menit kemudian, kerjaan ku tinggal setengah. Aku beranjak dari duduk ku dan membuat kopi untukku, sebenarnya bisa nyuruh CS sih tapi, gak enak.

Saat aku keluar dari dapur, seseorang menabrak ku hingga kopi ku tumpah.

"Maaf Pak, saya tidak sengaja" kata ku merasa bersalah

Aku mengambil pecahan gelas dari pantai dan mengelap lantai itu menggunakan tisu

"Alice" kata orang itu

Mendengar suara dan nama itu membuat ku terpaku, aku pun mendongak untuk melihat seseorang yang telah Memanggilku. Tak mungkin, kenapa? Kenapa Gerald disini? Ini kan bukan kantornya.

"Maaf Pak, nama saya Siska" kata ku berusaha menyembunyikan gugup yang tiba - tiba datang

Setelah semua bersih, aku hendak lari dari nya. Tapi, dia memegang erat tanganku membuatku berhenti. Sial, aku takut aku tak bisa menyembunyikan tangis ku

"Aku tau kau Alice, kau tak perlu pura - pura dihadapan ku Alice." Kata nya lembut

Aku mengepalkan tangan lalu berbalik menghadap dia, dan menampar nya. Dia tiba - tiba kaget dan shok melihatku, apalagi tatapan itu berubah menjadi khawatir saat sebuah tetesan mata keluar dari mata ku. Dia hendak menghapus air mata ku, tapi aku sudah berlari jauh dari sana.

"Kenapa kau datang lagi disaat semua sudah mulai membaik?" Tanya ku dalam hati

Aku pun kembali ke meja ku, kerjaanku tidak serius sebelumnya dan kak Ria menyadari itu.

"Kau kenapa?" Tanya kak Ria khawatir

"Gak ada apa - apa kok kak"

"Kamu habis nangis, terlihat jelas"

Aku tak bisa membendung air mata ku lagi, air mata ku menetes deras dan kak Ria memeluk ku. Membuat blazer yang dia pakai jadi basah, setelah tangis ku mulai mereda, kak Ria memandang ku.

"Kak, jika seseorang telah menyakiti kakak di masa lalu, tapi dia datang dan seakan tidak ada apa - apa, bagaimana perasaan kakak?"

"Tentu saja sedih, tapi bisa saja dia datang untuk meminta maaf. Kan kakak sudha bilang, semua manusia bisa berubah. Ini tentang mu kan? Siapa seseorang itu?" Tanya kak Ria

Aku hanya memandang nya tanpa berkata apa - apa

"Tak apa kau tak usah memberitau kakak, sekarang lupakan sejenak. Kita masih ada kerjaan yang harus di urus"

Tak alam kemudian, kita dipanggil untuk berbaris di depan pintu untuk menyambut klien yang akan datang. Biasa nya sih, gak seperti ini, mungkin ini klien yang istimewa dan berharga untuk kantor. Tapi, saat klien itu datang, seseorang yang sedang berdiri tegap disana membuat terkejut, aku bahkan tak bisa berkata apapun lagi, terlalu mengejutkan.

Gerald, berdiri disana menggunakan jas hitam berserta dasi merah, terlihat tampan dan gagah, baju yang dia pakai sangat berpadu dengan wajahnya. Tunggu, jika dia datang disini, siapa yang aku temui di dapur tadi? Apa mungkin dia menyelinap masuk ke kantor ini, sebelum penyambutan datang. Intinya dia sudah tau aku di kantor ini.

Penyambutan selesai, dan kita bubar, kembali ke meja masing - masing dan melanjutkan kerja yang tertunda. Tapi, pikiran ku tetap tidak fokus. Aku beranjak dari duduk ku, pergi ke toilet untuk membasuh wajah ku. Tapi, tepat saat keluar, Gerald berdiri disana dan memegang erat tanganku.

"Aku tau itu kau Alice" kata Gerald dengan memandang dalam diri ku

"Lalu kalau kamu tau aku Alice, apa hubungannya dengan ku?" Tanya ku kesal

"Alice, kumohon kembalilah."

"Aku kembali dan bisa seenaknya dibuat sakit lagi, CIH... Buat apa kamu temuin aku lagi? Kamu sudah ada Dea, bentar lagi kau juga nikah dengan Dea kan, dan jika aku gak ada, bukankah itu lebih baik? Tidak ada yang mengganggu hubungan mu dengan Dea" kata ku panjang lebar

"Kenapa kau tidak memakai cincin tunangan mu?" Tanya Gerald mengalihkan bahan pembicaraan

"Buat apa dipakai? Barang seperti itu pantasnya dibuang" kata ku kejam

Tepat saat itu mata ku menangkap sesuatu di jari manis nya, cincin yang aku temukan saat membersihkan kamar Gerald. Memang terbukti bahwa dia sudah menikah dengan Dea, buktinya dia memakai cincin itu.

"Selamat ya atas pernikahan mu dengan Dea, sori aku gak bisa datang" kata ku berusaha menahan tangis

Aku merasakan pegangan dia mulai mengendur, aku pun melepaskan tangan Gerald dan pergi dari sana.

"Kamu kuat Alice, kamu kuat menghadapi ini" kata Ku dalam hati

"Alice!" Panggil Gerald yang aku hiraukan

"Well Gerald, kau membuatku sakit untuk kedua kalinya, selamat" kata ku dalam hati lagi

Akhirnya aku sampai di mejaku, dan aku berkerja kembali, ya walaupun pikiran ku masih kacau memikirkan cincin yang dia pakai. Kepalaku terus terbayang foto mereka berdua, pasti sangat cocok dan pastinya mereka berdua bahagia.

---

Update lagi, akhirnya 😆😆😆😆
Karna aku sudah selesai ujian, aku bisa NUlis lagi Deh.

Vote dan comment ya!!

My Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang