Bab 15 ~ keputusan

27.4K 1K 4
                                    

"Mungkin ini keputusan yang tepat" - Alice

-----
Alice POV

Aku bangun dari tidur nyenyak ku, terbangun dengan malas sambil membuka gorden jendela. Sinar matahari masuk ke dalam mambangkitkan semangat ku. Aku segera mengambil baju ku dan juga handuk lalu segera mandi. Selesai mandi, aku mengambil tas dan menuju ke lobi.

Tepat saat itu juga, Gerald sudah menunggu dengan jas bewarna abu - abu dan dasi merah. Kenapa semakin lama dia semakin ganteng ya? Dan dengan paksaan, aku diantar oleh Gerald

Kantor...

Saat aku membuka pintu mobil Gerald, Gerald memegang tanganku. Aku hendak melepaskan nya, tapi dia tetap menahan tangan ku. Aku menoleh ke Gerald dan berkata.

"Lepaskan Gerald" perintah ku

"Kumohon Alice, aku tau aku salah, berikan aku kesempatan lagi" kata Gerald sambil menatapku

Sial hatiku dan otak ku berkata lain, aku ingin menghindar tapi, mata Gerald terus menatapku membuat aku tak bisa berkutik. Detak jantungku bertambah cepat apalagi saat wajahnya mulai mendekati wajahku. Terus dekat hingga aku merasakan hembusan nafasnya, dan ia menciumku.

Menciumku dengan lembut dan penuh perasaan, aku hanya terpaku dan hendak melepaskannya tapi, aku tak bisa. Aku memejamkan mata mengikuti alurnya, dan mulai membalas ciuman nya. Hingga aku hampir kehabisan nafas, aku mendorong nya. Aku malu, sangat malu, mungkin sekarang wajah ku telah memerah. Tanpa mengatakan apapun, aku segera berlari keluar dari mobil.

Aku segera masuk ke dalam kantor dan duduk di kursi bagian mejaku, aku mengambil botol minum dari tas dan meneguk airnya hingga habis. Mengusap kepala ku untuk menjernihkan pikiran ku.

"Aish, bagaiman bisa kamu kehilangan kendali Alice? Payah, payah, payah" kata ku dalam hati

"Mau ditaruk mana muka ku ini, arrggghhh" kata ku dalam hati lagi

Disaat aku makin membencinya, disitu pula aku semakin mencintai nya. Dan tepat saat aku menghadap ke depan, disana Gerald berdiri dengan tegaknya dan melihat ke arahku. Deg.. Deg... Deg... Rasanya aku ingin menghampiri nya lalu memeluknya dengan erat.

"Apa sih yang kamu pikirin Alice? Dia itu udah nyakiti kamu, jangan pernah jatuh untuk kedua kalinya" kata ku dalam hati yang ketiga kalinya

Hati dan pikiran ku berbeda pendapat. Aku khilaf, jangan sampai aku melakukan hal gila seperti di mobil Gerald lagi.

"Siska, kamu ada hubungan ya sama Pak Gerald? Cerita aja" kata kak Ria

"Eh, maksud kakak apa?" Tanya ku

"Beberapa kali kakak lihat Pak Gerald melihat kesini, kakak juga tau kamu selalu diantar Gerald" kata kak Ria

"Gimana ya kak? Hidupku ini ribet, terlalu susah dijelaskan" kata ku dengan meringis karna merasa bersalah

"Kalau begitu jangan seperti orang gila, kamu tadi dipanggil Pak Gerald ke ruangan nya"

Aku beranjak dari duduk ku dan ke ruangan nya, pasti ada sesuatu yang ingin dia bicarakan tapi, perasaan ku tak enak. Sampailah aku di depan ruangan Gerald, aku hendak mengetuk pintu tapi, aku ragu dan takut. Aku mengehela nafas berusaha menenangkan diriku, dan aku mengetuk pintu lalu masuk.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya ku sopan

"Duduk lah Alice, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan mu" kata Gerald

Aku segera duduk di depannya, dan dia terlihat menyesal. Mata nya seakan mengisyaratkan sesuatu.

"Aku tak membahas soal pekerjaan, aku membahas tentang hubungan kita" kata nya

Tanpa berpikir panjang, aku berdiri lalu hendak keluar tapi, tangan Gerald segera menarik ku dan aku jatuh dalam pelukan nya. Bau parfum yang selama ini kurindukan tercium kembali, rasa hangat yang ku inginkan sejak dulu telah kudapatkan.

"Lepaskan Gerald" kata ku smabil berusaha mendorongnya

"Biarkan seperti ini dulu" kata nya lembut

Entah mengapa tangan ku mulai berhenti mendorongnya, dan tanpa sepengetahuan Gerald, aku sangat menikmati pelukan yang dia berikan. Rasa nya begitu dalam.

"Aku tau aku salah Alice, bahkan beribu maaf tak cukup menghapus kekecewaan mu padaku. Aku mohon Alice, kembalilah" kata nya

"Beri aku penjelasan Gerald, kau datang, kita bertemu dan tiba - tiba kau meminta aku untuk kembali. Sudah berapa lama dan kau baru menemui ku"

"Kau pergi adalah penyesalan terbesarku, aku tau bahwa kau Siska sudha sangat lama, aku tak ingin menemui karna aku takut. Aku takut mengecewakan mu lagi, dengar Dea hanya pelampiasan ku. Aku tak suka padanya, Aku hanya menggunakan dia sebagai penyengakalan perasaan ku Padamu. Aku tau aku egois, tapi keegoisan ku itu membawa ku dalam penyesalan."

"Gerald"

Entah mengapa air mata ku mulai menetes secara perlahan, rasa sakit yang selalu ku pendam terkuak. Aku menangis dalam pelukan nya samapi membasahi jas yang dia pakai. Ruangan Gerald hanya terisi dengan suara isakan tangis ku, kenapa aku tetap luluh Dihadapannya?

"Jadi apa jawaban mu Alice?" Tanya nya smabil memandang ku

Aku ikut menatap mata nya, melihat keseriusannya dan keteguhannya. Gerald, apa sekarang aku bisa mempercayaimu?

"Ya, aku akan kembali Gerald" kata ku tersenyum

Dia secara tiba - tiba menciumku dnegan lembut dan aku juga membalasnya, mungkin ini adlaah keputusan yang terbaik untuk ku.

"Sebelum aku kembali, aku mau sampaikan pesan sama kak Ria. Gak papa kan?" Tanya ku setelah ciuman kita selesai

"Tentu saja, urusan pengunduran diri akan ku urus"

Aku keluar dari ruangan Gerald, dan kembali ke mejaku.

"Kak" panggil ku

"Ada apa Alice?"

"Terima kasih atas pesan nya, aku mengundurkan diri" kata Ku sambil memeluk nya

"Walau kakak gak tau apa yang terjadi, tapi jangan lupakan kakak"

Setelah pengunduran diri, Gerald mengantarku ke apartemen dan aku segera beres - beres. Gerald membayar tagihan apartemen ku lalu aku pulang dengan jet pribadi miliknya. Mama, papa, Poppy dan kak Andre, aku tak sabar bertemu dengan mereka.

Bandara...

"Akhirnya lo balik juga" kata Poppy lalu memelukku

"Poppy, gue kangen"

"Kalau lo kangen, kenapa gak balik?" Tanya nya kesal yang kujawab dengan tertawa kecil

Lalu aku memeluk papa dan mama, ternyata balik tak begitu buruk juga. Lalu aku melihat disana, kak Andre. Dia tambah ganteng aja.

"Kak Andre" kata ku dan hendak memeluknya

Tapi, belum sampai aku menyentuhnya, aku ditarik seseorang yang aku tau itu Gerald dari belakang.

"Tidak ada namanya peluk - pelukan, kalau cowok kau hanya boleh pelukan dengan ku ataupun papa mu. Ngerti?" Tanya Gerald

"OK, tapi gak tau lagi kalau aku khilaf" kata ku smabil tertawa

Bahagia nya aku berada disini sekarang, semoga saja tidak ada yang menghalangi kita. Eh tunggu, berarti aku akan nikah dengan Gerald kan? Aku belum siap

---
Update lagi untuk sekian lama menunggu 💜💜💜💜

My Crazy TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang