Chapter Spesial - Unpredictable

4.3K 393 312
                                    

Halo perkenalkan, saya Andrew West Jr. I have two daughters and beautiful wife, Andrea Valentine.

Yes, saya Papanya Olivia West.

Hahahahahahahahahahaha.

Sebenarnya ini cerita di balik layar, so enjoy.

Hari ini seperti biasa saya pulang dari kantor jam 5 sore. Ah, lelah sekali, pengen cepet-cepet berendam bersama istri dan anak bungsu saya, Catherine. Mandi bareng gitu di bathtub. Lol.

Dan di situ berbagai hal terjadi seperti berikut ini :

"Pah, tadi aku ngundang temannya Livvy buat makan bersama malam ini", Mamah pun mulai bercerita. (Livvy, panggilan Olivia di rumah)

"Oh ya, yang mana?", aku bertanya sambil menyabuni Cathy.

"Ituloh yang semalem di rumah sakit"

"Oh ya ya, dua gadis cantik itu ya?"

"Yepp, itu yang namanya Anna adalah cewek yang disukai Liza"

"Yang punya lesung pipi atau yang sexy?"

"Yang punya lesung pipi"

"Ohh, I see"

"I bet 50 dollar kalo yang namanya Isabella adalah gebetannya Livvy and they will hug each other tonite"

"Mulai deh Mamah. Alright, fine. Hmm, I bet 100 dollar kalo mereka bakal ciuman"

"Ish Papa, you pervert"

"Oh c'mon, berani ga nih Mah?"

"Oke deal. Tapi kenapa Mamah merasa bakal kalah ya?"

"Hahaha, feeling Papah is the best"

---

Dan malam pun tiba. Eng ing eng.

Saya bersama istri saya menyambut temannya Livvy yang ternyata dia datang sendirian karena Anna kondisinya kurang baik katanya.

By the way, pantes anak saya suka ama dia, yang namanya Isabella itu cantik dan menawan kalo di liat-liat, tapi emang terlihat agak-agak nakal gitu. Hahaha.

Dia bisa langsung cepat akrab dengan kami. Saat dia agak-agak menggoda anak saya di meja makan, sebenarnya saya pengen tertawa terbahak-bahak. Dia lucu dan berani menggoda anak saya yang notabene nyebelin dan semaunya sendiri.

Saat mereka keluar dari kamar mandi, saya sudah bisa menebak apa yang terjadi. Kenapa saya bisa tau?

1. Livvy terus-terusan menggigit dan menjilat bibirnya sewaktu mereka datang. Lagian lipsticknya agak pudar. Hahaha. Begitu pula dengan Sassy.

2. Entah kenapa Sassy tersenyum sumringah gitu deh sehabis dari kamar mandi. Seneng banget kayaknya dia.

3. Ini paling krusial. Rambut orang habis bercinta itu acak-acakan dan keringatnya berkilauan. Dan mereka seperti itu. Aduh, mereka ini, ga bisa membohongi saya lah.

Wakakakakaka.

Dan saya pun berlalu gitu, pura-pura mau merokok, padahal saya ke kamar anak saya Catherine yang sedang di ninabobo-in sama istri saya.

"Wohoo, I win", aku langsung membisikkan kata itu di telinga istriku. Takut Catcat terbangun kalo saya berisik.

"Damn it", istri saya langsung mengumpat. "How did you know?"

"Well, they do more than a kiss, they making love... in the toilet"

"Oh my God. Livvy do that?"

"Yes sweetheart. You'll never believe it I swear"

"Holy cow, my daughter is already mature now"

Lalu tiba-tiba pembantu kami mbak Sri yang entah dari kapan berdiri di depan pintu pun berbicara, "Maaf permisi, saya mau mengantar jus pesanan nyonya"

"Iya taroh di meja situ aja mbak"

"Iya nyah", kata mbak Sri tersenyum-senyum ga jelas.

Aku pun langsung bertanya, "Kenapa mbak kok senyum-senyum gitu?"

"Aduh saya malu Tuan mau ngomongnya gimana"

"Udah bilang aja mbak, jadi penasaran saya"

"Mm, begini, saya tadi kan sedikit mendengar pembicaraan nyonya sama tuan tentang mbak Olivia. Sebenarnya saya tadi kan lewat kamar mandi, nah trus saya mendengar suara aneh gitu dari kamar mandi"

"Kayak gimana mbak?", istri saya yang ikut mendengarkan cerita mbak Sri pun jadi ikut penasaran.

"Ah, ah, gitu nyah"

Dan kami bertiga pun tak kuasa menahan tawa. Tapi kami segera menutup mulut, karena Catherine hampir terbangun mendengar kami berisik.

Aduh, kelakuan anak saya ini.

Dan entah mengapa terbersit ide untuk menjaili anak saya.

"Oh iya Mah, siapa nama mantan Olivia sewaktu SMA itu, Papa lupa"

"Umm, Cassandra"

"Oh iyaa, Cassie. Eh mbak Sri, sini deh", aku pun menyuruh mbak Sri mendekat.

Kemudian aku menyuruh mbak Sri untuk bilang ke Olivia kalo Cassie telpon dia gitu dan nyuruh Olivia telpon balik.

Dan mbak Sri pun dengan patuh menyetujuinya dan berlalu ke ruang makan mengerjakan 'tugas' yang saya berikan. Hahahaha. Am I a bad Dad?

"Ih Papah keluar deh jailnya. Dasar", kata Andrea kemudian.

"Gapapa, udah, nanti biar Papa yang tanggung jawab. Hihi. Oiya sebelum lupa, 100 dollarnya di potong ya dari uang bulanan"

"Fine, kalo gitu malam ini ga ada jatah ya?", kata Andrea tertawa licik.

"Kok gitu? Not fair"

"Kidding, come here, sleep by my side"

"Aku tutup pintu dulu, wait"

Klik.

Dan begitulah kejadian yang sebenarnya para pemirsa.

Forgive us my daughter. Hahahahahahaha.

See you next time.

---

Boleh vote tapi GA BOLEH KOMEN.
Thanks for reading :)

I'm Your Sassy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang