Prolog

316 11 17
                                    

Patrick datang dengan tangan menjinjing kepala salah seorang anggota Radius. Membuat Kimberly dan Nathalie meneguk ludah. 

"Wow, that was precious!" seru Ashton sambil berteriak memecahkan ketegangan di sana.

"Tidak, harusnya kau gagal dalam melakukan misi ke tiga ini, Patrick." Luke menggelengkan kepalanya sembari berpikir.

"Buktinya?" Bibir Patrick mengembang. Ia melangkah menuju rak dan menaruh kepala itu di sana.

"Ow, what a beautiful souvenir!" seru Ashton lagi diikuti giggle di belakangnya.

Kimberly yang merasa bising hanya memukul belakang kepalanya. Michael menatap Kimberly dengan alis yang terangkat.

"Apa? Dia sangat berisik. Jangan menyalahkanku." Kimberly berjalan menuju tempat duduknya.

"Baikhlah, kita akan mulai dengan misi ke empat ini!" Luke membentangkan kertas sketsa di meja berukuran dua meter tersebut dan menjelaskannya. Tangannya menunjuk setiap orang sambil memberitahukan dimana posisinya. Setelah lima menit menjelaskan, semua bubar dan mengambil senjatanya masing-masing.

"Lets move!" seru Patrick yang memimpin barisan.

Tetapi tidak dengan Luke. Ia tetap tinggal di markas, memastikan semuanya berjalan dengan lancar mengarahkan setiap regu di pos-pos tertentu melalui walkie talkie-nya dan membuat setiap jalan pintas di kertas sketsa tersebut.

-

Hai, it's me!

Aku balik lagi 'kan? Tapi bikin cerita baru, hehe. Niatnya sih ngelanjutin yang Behind The Scene, tapi yagitu, gak muncul sedikitpun ide. But, don't be sad, aku bawain cerita fanfic yang genrenya action. Mungkin ada yang pernah tau di akun yang satunya, tapi aku pindahin ke sini karena beberapa alasan tertentu yang tidak bisa dijelaskan. So, enjoy the story! Tungguin chapter yang lainnya ya, jangan lupa vote sama comment :)

BAD GUYSWhere stories live. Discover now