Chapter 14 • Fucked Up

31 3 0
                                    


Chapter 14
Fucked Up

______


"Kimberly!!!" Pekikan itu membuat Luke dan Calum memberikan hujaman peluru pada kelompok Radius.

Ashton yang tepat berada di belakang Kimberly segera menangani Kimberly dengan menggendongnya menuju tempat yang aman.

"No! Kimberly, No!" pekik Michael sambil merengkuh Kimberly dengan mata berkaca-kaca.

"Are you idiot?! Help Patrick!!!" pekik Ashton yang benar-benar dihiraukan oleh Michael.

"Fucking idiot!" umpat Ashton kemudian bersembunyi di belakang pohon besar bersanding dengan Patrick.

"Hey, Michael! Bawa Kimberly kembali ke markas!" teriak Luke diantara baku tembak.

Michael menghapus air matanya dengan kasar kemudian menggendong Kimberly menuju markas Patrick.

"Argh!!!"

Ashton menatap kaki Patrick yang mulai mengeluarkan darah. Dengan geram Ashton meluncurkan pelurunya berkali-kali hingga beberapa orang dari kelompok Radius jatuh.

"Argh! Fuck!!!"

Pekikan itu sukses membuat Ashton menoleh pada sumber suara. Bibirnya seakan ingin berkata tidak saat matanya menangkap tangan Calum berlumuran darah karena sebuah peluru menghujam lengannya.

"No!!! Ashton!!!"

Pandangan Ashton kembali kepada Patrick. Matanya menangkap Patrick sedang diseret oleh dua orang menuju markas Radius. Saat ini benar-benar ia merasa sangat bodoh, mengapa di saat seperti ini ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Baru saja ia ingin menembak kedua orang tersebut, namun dirinya segera dihujami oleh peluru dari segala penjuru.

Segera ia berjongkok di belakang pohon besar itu untuk melindunginya dari serangan tersebut. Ia meremas rambutnya dan mengapit kedua lututnya dengan kedua sikunya. Air matanya mengalir. Mengapa ia tidak dapat menyelamatkan Patrick? Mengapa hal ini harus terjadi padanya?!

"No. No. No. No! This is not happening! Never! Everything is fake! No!! Impossible!!! No! No! No!!"

Ashton menarik rambutnya semakin keras.

"Come on, I got you, boy, I got you, come on," ucap Luke berharap menenangkan Ashton. "We gotta get out from here, let's go."

Dengan sekuat tenaga Luke mengangkat tubuh Ashton dan berjalan mengikuti jejak Calum yang terlebih dahulu berjalan ke sana.

"You forget someone, Luke. You forget Patrick! We have to bring him back!! Patrick!!!!!" racau Ashton.

Sekuat tenaga Luke menarik tubuh Ashton untuk tetap berjalan menuju markas Patrick.

"Count down, boy, count down!"


B A D G U Y S


No.

This is not happening.

Never.

Everything is fake.

Impossible.

Kalimat itu terucap berulang dari mulut Ashton. Tidak peduli dengan erangan Kimberly yang sedang bertahan menahan kesakitannya saat sebuah pinset menembus dagingnya demi mengeluarkan sebuah peluru yang tersangkut di bahunya.

"Ashton, everything will be alright," ucap Luke setelah membalut luka Kimberly.

"What did you say?! Alright?! No, Luke. No! How everything is gonna be alright when Kimberly and Calum got shot and Patrick is stuck in that freaking place! How could you said that everything is gonna be fine?!"

Luke hanya mengembuskan napas pasrah dan beralih mencuci tangannya yang penuh darah.

"Calm do-"

"Shut up, Michael!!! You're the only reason why all of this goddamn things happening!!!"

Michael bungkam dan berusaha meruntuki dirinya dalam hati.

"Stop it, Ash," ucap Kimberly yang sudah terduduk di pinggir ranjang.

"You just can't blaming him like that," ucap Luke.

"But if he did what you told yesterday, nothing like this would happen!"

"Yeah maybe he's a little bit late, but-"

"He's right!" sangkal Michael sebelum Luke menyelesaikan kalimatnya. "He's totally right. If I did what you told yesterday, nothing like this would happen, Luke."

"See?! This bastard made his own confession!"

Tidak tahan dengan umpatan yang dilontarkan oleh Ashton, Michael pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Why Ashton, why?" tanya Kimberly.

"Don't give me that look," ucap Ashton saat mendapati Luke menatapnya dengan intens.

"Listen, everything is gonna be alright, Ashton," ucap Kimberly sambil berjalan ke arah Ashton.

"How could you even said that?!"

"Because I'm perfectly fine."

"Yeah, Ashton. I'm perfectly fine too. We're perfectly fine," ucap Calum yang mulai berjalan mendekati Ashton.

"You guys are not perfectly fine! How could you say that?! I know you feeling painful, but-"

"Ashton." Kimberly mengusap lengan kanan Ashton dengan lembut, membuat Ashton meluapkan semua emosinya di dalam kelembutan telapak tangan Kimberly yang hangat.

Calum yang merasa bahwa Ashton sudah mulai berada di bawah kendali, ia berjalan keluar dari ruangan medis tersebut.

Ashton menggenggam tangan Kimberly kemudian mengarahkan telapak tangannya untuk menangkup pipinya.

"Please, stay." Hati Ashton luluh karena sentuhan sederhana itu.

Di luar ruangan itu. Michael, Luke, Calum, dan teman-teman yang lain sedang berkumpul untuk menyiapkan rencana bagimana membebaskan Patrick dari tempat Radius.

Tbc.

BAD GUYSWhere stories live. Discover now