3. Listen to Me!

187 13 2
                                    

Judul: Listen to Me!
Genre: Random
Penulis: firlysusan

Novel ini terdiri dari 5 part, dan seharusnya masih on going. Kenapa masih on going? Karena tokoh utama pria baru dimunculkan di part ke-5.

Saya suka saat saya baca deskripsi novelnya. Saya pikir isinya akan cukup menguras airmata karena menebak dari deskripsinya, tokoh utama pria adalah seorang tunarungu. Saya teringat sebuah drama korea berjudul Can You Hear My Heart. Saya sebenarnya tidak begitu suka drama korea. Bukan tidak suka, tapi bosan menonton serial yang ceritanya bersambung, dari negara manapun. Tapi ide cerita drama ini bagus, silakan jadikan referensi kalau Penulis butuh referensi tambahan.

Kembali pada ceritanya.

Tapi setelah baca novelnya, tidak ada hal yang membuat kita menitikkan airmata, mungkin belum. Atau mungkin tidak ada, hanya saya yang salah persepsi saat membaca deskripsi.

Bab pertama mungkin akan membuat beberapa dari kita jengkel. Saya rasa begitu, karena saya tidak suka dengan cerita yang memberi energi atau sugesti negatif. Tapi saya tetap lanjut membaca, ternyata bab-bab berikutnya memberi energi positif setelah tokoh utama wanita menjabarkan kisah dibalik ke'negatif'an dia dan teman-temannya. Ditambah penulis menggunakan sudut pandang orang pertama sehingga deskripsi ceritanya cukup lengkap dan pas.

Ya, lengkap dan pas. Saya rasa poin plus Penulis adalah bagaimana ia bisa memposisikan diri sebagai tokoh, itu konsekuensi menggunakan sudut pandang orang pertama. Jangan dikira, kita saat menulis fiksi tak perlu riset. Riset sangat dibutuhkan sekalipun novel kita hanya fiktif belaka. Agar cerita kita tetap masuk akal dan tidak ada yang ambigu.

Masih pada bab pertama, Penulis bisa sangat apik mendeskripsikan latar waktu dan tempatnya dengan sangat jelas. Terlepas Penulis pernah mengalaminya atau tidak, sesungguhnya pembaca tidak pernah benar-benar peduli (sekalipun saya baca di kolom komentar ada yang bertanya apa Penulis juga pernah mengalami mabuk-mabukkan seperti pada novelnya). Yang penting bagi pembaca adalah bagaimana kita bisa mendeskripsikan dengan pas sehingga mereka bisa mengkhayalkan cerita kita. Jangan berlebihan juga, biar pembaca mengembangkan imajinasinya.

Lalu dari teknis penulisan, Penulis sudah cukup kaya diksi. Dapat dirasakan dari nyamannya kita dalam membaca ceritanya karena tidak ada kata yang diulang-ulang. Hanya ada beberapa kata asing yang belum dimiringkan. Kemudian, coba perhatikan lagi ejaan setiap katanya. Kata mana yang baku? Mana yang benar antara fikiran dan pikiran, antara negatif dan negatip?

Keep writing!

Wattpad Book ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang