15. Rasa

111 8 2
                                    

Judul: Rasa
Genre: Teenlit
Penulis: ocaca12

Novel ini terdiri dari 4 part, salah satunya prolog. Statusnya masih on going. Sejauh ini, belum terlihat konflik ceritanya.  

Novel ini memiliki blurb yang sangat menarik. Hanya satu atau dua kalimat, bukan premis ceritanya, tetapi kutipan salah satu tokoh. Menohok dan cukup membuat pembaca tertarik untuk baca novelnya.

Memasuki prolog, kita disuguhi oleh paragraf pembuka yang umum sekali. Hari ini adalah hari pertamanya kembali ke sekolah setelah beberapa hari yang lalu dia pergi berlibur. Kalau bisa, kalimat-kalimat seperti ini dihindari untuk menjadi pembuka sebuah novel. Saya pernah dengar suatu seminar kepenulisan, saya lupa dari siapa, kalau tidak salah dari Raditya Dika. Hindari kalimat-kalimat yang mendeskripsikan suasana pagi hari untuk membuka suatu novel, seperti Pagi itu matahari bersinar terang, dan sebagainya. Bukan karena salah atau jelek, tetapi terlalu mainstream. Langsung saya jelaskan kondisi tokoh atau mungkin percapakan antar tokoh pada paragraf pembuka.

Pada kalimat pembuka tersebut pun terdapat kesalahan yaitu sudah menggunakan kata ganti objek sebelum menerangkan objek. Pada kata hari pertamanya, belum dijelaskan 'nya' itu siapa. Tapi pembuka yang menerangkan mulai masuk sekolah ini masih lebih mending dibanding aktivitas bangun tidur yang lebih mainstream. Memulai suatu novel atau suatu bab tidak harus mulai dengan bangun karena bangun tidur di pagi hari adalah awal dari aktivitas manusia. Paragraf pembuka pada bab pertama sudah cukup bagus.

Sebelum membaca lebih jauh novel ini, saya suka dengan gaya penulisannya. Bukan karena kekayaan diksinya, tetapi ceritanya mengalir, antar paragrafnya disulam dengan baik. Saya juga tidak terganggu dengan kesalahan kaidah tata tulis seperti penggunaan tanda pada kalimat langsung dan salah membedakan kata depan dan awalan, seperti kesalahan-kesalahan umum penulis Wattpad. Kalaupun ada satu dua kesalahan teknis, mungkin itu hanya kurang teliti saat menyunting, bukan karena ketidakpahaman Penulis.

Terdapat sound effect pada novel ini. Maksudnya adalah 'haha' pada kalimat langsung. Lebih baik 'haha' digantikan dengan keterangan setelah kalimat langsungnya seperti 'dia tertawa' atau deskripsi lainnya. Tidak hanya sesederhana 'haha', kata-kata sound effect seperti 'plak', 'bruk', dan lainnya pun lebih baik dijelaskan dengan kata-kata.

Memasuki bab kedua, Pembaca diberi alur mundur tentang kenangan Raka bersama kakaknya yang bernama Shinta. Saya suka dengan bagaimana penulis menceritakan flashback. Flashback muncul tiba-tiba di bayangan Raka tapi tidak menganggu Pembaca. Flashback yang ditunjukkan sesuai dengan kondisi situasi pada saat itu. Saya suka menemukan penulis Wattpad yang menulis flashback hanya untuk adegan sama dari sudut pandang tokoh yang berbeda. Misalnya A dan B sedang kencan, paragraf satu menceritakan situasi kencan dari sudut pandang orang ketiga (Penulis), lalu paragraf dua mencertikan situasi yang sama dengan pergantian POV dari si A atau B, dengan diberi keterangan flashback. Hal tersebut hanya membuang energi, baik energi penulis ataupun pembacanya. Solusinya, lebih baik tetapkan satu saja sudut pandang dalam penulisan novel dari awal sampai akhir. Kemudian dua paragraf dengan situasi yang sama tersebut disulam menjadi satu paragraf.

Penulis pun tidak menulis keterangan flashback on off pada ceritanya, hanya dengan memiringkan tulisan yang merupakan adegan alur mundur. Jika Penulis menulis flashback on off dengan huruf tebal, menurut saya Penulis menganggap Pembaca 'tidak cerdas'. Pembaca juga berhak berimajinasi atas novel karya kita, tidak perlu ada penjelasan flashback on atau off terlebih dahulu.

Soal ide ceritanya, saya belum bisa banyak menilai, karena novelnya masih menyimpan teka-teki, belum masuk pada konfliknya. Saya hanya menerka-nerka beberapa hal, seperti kenapa kenangan Raka dan Shinta sering diputar. Apa hal tersebut memberi pengaruh pada karakter Raka? Lalu siapa Putra? Apa pacar pertama Naya? Apakah Putra adalah 'kamu' yang dijelaskan di blurb? Saya sendiri suka dengan ide awal ceritanya, dimana ada lomba musikalisasi puisi dan pesertanya adalah Raka dan Naya. Saya membayangkan musikalisasi puisinya nanti bisa seromantis Ada Apa Dengan Cinta. 

Saya suka ide cerita novel ini dengan tokoh utama lelaki seperti Raka. Dimana cowok idaman adalah cowok-cowok pujangga yang menyukai literasi, bukan cowok-cowok dengan cap bad boy. Ya, cowok-cowok idaman zaman 90-an sampai 2000 awal masih menjadi favorit saya dibanding cowok idaman zaman sekarang.

Ditunggu kelanjutannya ya. Keep writing!


Wattpad Book ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang