Tips 3. Menuju Ranah Komersil

90 11 12
                                    

Apa tujuan teman-teman mempublikasi ceritanya di Wattpad?

Komentar di bawah ya untuk yang baca, karena saya sungguh ingin tahu :)

Beberapa waktu lalu ada kawan yang bertanya, "Menurut kakak gimana kalau aku mau nerbitin ceritaku?"

Lagi-lagi, sebenarnya saya tidak tepat ditanyakan hal ini karena novel saya pun masih waiting list di Grasindo. Entah akan diterima atau ditolak. Semoga saja diterima, pemberitahuannya kurang lebih bulan Juli.

Saat karya kita ingin dipublikasi secara komersil. Berarti karya kita harus lolos penyuntingan oleh editor penerbitnya, kan? Jadi saya akan bahas dari sisi penyuntingan atau editing, hanya berdasarkan yang saya pelajari di Boulevard. Mungkin mirip dengan cara penerbit besar menyeleksi naskah kita. Tapi seharusnya sama.

Penulis-penulis Wattpad biasanya meminta satu sama lain untuk saling mengomentari ceritanya. Padahal bukan ide ceritanya penting, melainkan teknik penulisannya.

Ya, yang pertama dan paling utama adalah teknik penulisan.

Di boulevard, saat ada citizen journalism yang mengirim opini, tapi teknik penulisannya berantakan, akan langsung kami reject. Begitupun di media masa nasional. Dosen saya (kebetulan dosen pembimbing saya) yang mencetus PKM juga mengatakan demikian. PKM (Pekan Kreativitas Mahasiwa) merupakan suatu ajang membuat suatu karya dimana kita harus membuat proposalnya terlebih dahulu. Seleksi proposal bagi mereka sangat mudah, karena proposal yang tidak sesuai format akan langsung dibuang.

Begitupun seharusnya penerbit besar. Format adalah aturan wajib, begitupun teknik penulisan berdasarkan kaidah tata tulis yang diberlakukan Bahasa Indonesia.

Mungkin mereka akan baca satu bab saja. Jika tata tulis masih sering salah, naskah kita langsung dibuang. Yang masih sering saya temukan di Wattpad adalah ketidakpahaman Penulis tentang penggunaan tanda baca pada kalimat langsung serta perbedaan kata depan dan awalan (yang benar seperti apa, silakan baca review saya di bab-bab sebelum ini). Mereka mungkin berpikir, jika tata tulis saja masih salah atau masih belum paham, kita harus beberapa kali revisi dan kemudian akhirnya menunda produktivitas Penerbit.

Perihal ide cerita, itu urusan ke sekian. Ide cerita bernilai subjektif. Saya rasa, sekalipun editor melihat apa yang laku di pasaran, mereka juga memiliki selera masing-masing. Bagaimama menulis ide cerita yang keren, sudah saya ceritakan di Tips 1.

Bagi teman-teman yang bertujuan hanya mengisi waktu luang mungkin tidak terlalu berpikir hal yang saya jabarkan di atas.

Tapi bagi saya dan mungkin bagi beberapa orang, Wattpad adalah satu platform yang cukup menunjang untuk kesiapan kita menuju ranah komersil. Dari Wattpad, saya membentuk basis Pembaca. Mensegmetasikan Pembaca seperti apa yang akan suka dengan cerita saya. Apa laku jika nanti tulisannya sudah dikomersilkan. Lalu Wattpad juga memungkinkan Pembaca dan Penulis berkomunikasi dua arah. Pembaca kadang juga berlaku seperti editor, memberi masukan-masukan di kolom komentar, baik tentang teknik penulisan atau ide cerita.

Saya sering mendapati Pembaca yang mengoreksi penulisan novel saya. Jika memang saya yang skip penyuntingan sebelum publikasi, saya akan segera perbaiki. Tapi terkadang ada juga Pembaca yang berkomentar justru menyesatkan. Jadi, sebaiknya kita juga pelajari sendiri kaidah tata tulis Bahasa Indonesia. Kita orang Indonesia, sudah seharusnya sebagai Penulis Indonesia, kita tidak anti untuk mempelajari kaidah tata tulis Bahasa Indonesia.

Ada Penulis Wattpad yang akan segera memperbaiki saat diberitahu bahwa penulisannya salah, ada yang tidak. Saran saya segera perbaiki agar kita tidak skip lagi. Itupun jika kita memang bertujuan menuju ranah komersil.

Saya kurang suka dengan Penulis Wattpad yang menyelipkan intro di ceritanya yang tidak terkait tentang ceritanya. Misal, jangan lupa vote dan komentar. Menurut saya, Pembaca itu raja yang tidak boleh didikte. Kalau memang cerita kita bagus dari segi teknik penulisan dan ide cerita, mereka akan otomatis vote dan komentar kok. Atau hanya dibaca saja, itu sudah cukup penghargaan bagi Penulis sejati. Penulis sejati lebih mementingkan kesempurnaan karyanya dibanding komentar-komentar yang membuatnya menjadi terjangkit post famous syndrome. Post famous syndrome itu bahasa saya sendiri, entah ada atau tidak istilah seperti itu, saya bingung apa istilahnya untuk mendeskripsikan orang yang ingin terkenal karena namanya yang besar, bukan karena karyanya. Lagipula, ada beberapa Pembaca yang memang tidak suka menampakkan diri atau mengumbar identitasnya.

Demikian tips kali ini. Semoga bermanfaat!

Wattpad Book ReviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang