Hari ini hari pertamaku masuk kembali ke sekolah setelah libur panjang. Ini hari pertamaku menjadi murid kelas 11 di SMA Harapan Bangsa. Perkenalkan namaku Adara Adelicia Razita. Orang-orang di sekitar, kerap memanggilku Adara. Temanku di sekolah tak banyak karena sikapku yang dingin dan cuek. Sahabatku di sekolah hanya 1 yaitu Laurentine Clarissa. Biasa dipanggil Lauren. Dia sahabatku sejak SD maka ia sudah paham betul dengan sikapku yang seperti ini dan ia tidak merasa risih sama sekali.
"Pagi Ma, Pa" ucapku dengan nada yang datar.
"Pagi Dar. Ayo sarapan dulu" ucap mama.
"Nggak deh ma. Dara makan di kantin sekolah aja. Dara berangkat dulu Ma, Pa" ucapku lalu melangkah keluar.
"Kamu diantar Pak Min ke sekolah ya" ucap papaku.
"Iya pa" balasku dengan datar.
"Berangkat sekarang ya non?" tanya Pak Min
"Iya pak" balasku.
Di dalam mobil aku mendengarkan musik lewat iPod milikku sembari membaca novel bergenre romance yang aku senangi. Dua hal ini adalah bagian hidupku. Agak lebay memang tapi itulah kenyataannya!
"Sudah sampai non" ucap Pak Min menyadarkan lamunanku.
"Oh ya nanti jemput saya seperti biasa pak" balasku dan hanya dibalas anggukan olehnya.
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam SMA Harapan Bangsa. Aku berjalan agak cepat karena kelasku berada di lantai 2. Kelasku 11 IPA 1. Kata orang-orang, kelasku hanya berisikan murid-murid yang genius dan ber-IQ tinggi saja. Tapi tidak dengan laki-laki pembuat onar yang dibenci oleh semua guru karena sikapnya yang jahil dan menjengkelkan. Selain itu, nilai-nilai raportnya merah semua. Berkali-kali laki-laki itu keluar-masuk BK tapi tidak ada yang berani mengeluarkannya dari sekolah karena orangtuanya adalah donatur terbesar di SMA Harapan Bangsa.
"Pagi Dar. Senyum dong jangan datar gitu mukanya" ucap sahabatku, Lauren.
"Bukannya lo udah biasa ngeliat muka gue kayak gini?" balasku cuek lalu kembali fokus pada novel yang aku baca.
"Udah bel masuk tuh Dar. Simpen dulu novel lo ntar diambil lagi sama Bu Sita" ucap Lauren.
Tak lama, Bu Sita, guru biologi di SMA Harapan Bangsa sekaligus wali kelasku melangkahkan kakinya masuk 11 IPA 1.
"Selamat pagi anak-anak. Bagaimana liburannya?" tanya Bu Sita.
"Seru bu. Tapi masih kurang lama" ucap salah satu temanku.
"Kamu ini! Sudah diberi libur 1 bulan lebih masih saja kurang. Sana pulang saja tidak usah sekolah sekalian" balas Bu Sita.
"Baik kita lanjutkan pelajaran bab alat reproduksi manusia, hewan beserta tumbuhan dan fungsi-fungsinya ya. Silahkan buka buku paket halaman 15" ucap Bu Sita.
Saat Bu Sita sedang menjelaskan materi, tiba-tiba pintu kelas terbuka secara kasar. Ya itu ulah si pembuat onar! Siapa lagi kalau bukan ulah Arkana Delizo Darmawan? Dia berdiri di depan pintu kelas dengan seragam yang acak-acakan dan rambut yang berantakan.
"Arka! Kenapa kamu membanting pintu kelas seperti itu?" ucap Bu Sita marah.
"Kamu dari mana saja? Kenapa baru masuk sekarang?" tanya Bu Sita.
"Habis nongkrong bareng temen-temen lah bu! Jaman sekarang masuk kelas tepat waktu? Udah gak jaman bu!" ucapnya.
"Kamu berani ya sama Ibu! Sana kamu keluar rapikan seragam kamu" ucap Bu Sita.
"Gimana kalo Ibu aja yang rapiin seragam saya?" tanya Arka sambil menaikturunkan alisnya menggoda Bu Sita.
"Arkana Delizo Darmawan silahkan kamu keluar dari kelas saya!" ucap Bu Sita sambil marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl and Annoying Boy
Roman pour Adolescents"Sejak kejadian itu, gue gak mau berurusan lagi sama yang namanya cowok. Tapi akhirnya lo datang dan mengubah segalanya" -Adara Adelicia Razita- "Makasih lo udah jadi pelangi di dalam hidup gue yang gelap. Gue emang bukan manusia sempurna tapi gue...