Part 13 (end)

538 29 0
                                    

Gadis itu melangkah mendekati sebuah papan besar yang dipenuhi kerumunan pria dan wanita berseragam seperti dirinya yang tengah berdesakan untuk melihat sesuatu yang ada di papan itu. Papan besar yang terletak di dekat lapangan sepak bola dia areal Seoul National University itu tengah menjadi tujuan utama para siswa SMA yang mengikuti ujian masuk universitas yang diadakan seminggu yang lalu. Sebenarnya ia tidak terlalu memusingkan bagaimana hasil test itu karena ia yakin bahwa ia pasti diterima. Ia hanya ingin mengetahui pengumuman lain yang menyertai pengumuman itu. Selain itu, ia terpaksa datang karena sesorang telah memaksanya untuk datang kesana.

Gadis itu menunggu beberapa saat hingga kerumunan itupun mulai berkurang. Ia tersenyum sendiri memperhatikan ekpresi orang-orang yang telah melihat pengumuman. Ada yang bersorak kegirangan karena diterima, menangis haru, menangis sedih, berdecak kesal, dan lainnya. Ia maju perlahan lalu mulai meneliti kertas-kertas yang tertempel dipapan, mencari namanya. Senyum miring tersungging dibibirnya ketika ia menemukan nomor ujian dan namanya tercetak tegas di urutan pertama dari nama-nama peserta yang lulus dalam ujian masuk itu. Ia mencermati sejenak nilainya yang tercetak sempurna disana. Setelahnya, ia mulai melihat kertas-kertas pengumuman lainnya yang menerangka apa-apa saja yang harus dilakukan oleh siswa yang memenuhi krteria kelulusan setelahnya.

Setelah mencermati pengumuman itu, ia berbalik lalu berjalan perlahan menjauhi papan pengumuman. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Eo Appa..."

"..."

"Ya, aku lulus.." ia tersenyum sumringah. Harus ia akui juga kalau ia agak terharu dengan kelulusannya itu, karena kategori soal ujian kemarin tidak bisa dikatakan mudah. Setiap soal memiliki tingkat kesulitan sendiri. Namun, karena ia telah terbiasa mengerjakan soal-soal, a tidak menemui kesulitan berarti dalam mengerjakan soal-soal itu.

"..."

"Nde..terimakasih, Appa.."

"..."

"Iya, sampai nanti..."

Ia menuruni tangga depan kampus yang membawanya menuju tempat parkir. Berjalan perlahan sambil bersenandung menikmati udara bulan februari yang tidak terlalu dingin hari ini. Ia menumbukkan perhatiannya pada sesosok pria yang tengah berdiri bersandar di depan mobilnya sambil melipat tangan. Dengan mantel berwarna hitam dan syal yang menutupi sebagian wajahnya, ia masih bisa mengenali siapa pria itu. Lalu memutuskan untuk menghampiirinya.

*

Kyuhyun menegakkan tubuhnya ketika ia melihat gadis itu tengah berjalan menuju kearahnya. Senyum mengembang di bibirnya ketika pandangan mata mereka bertemu.

"Sudah selesai? Bagaimana hasilnya?" tanyanya ketika gadis itu sudah tepat berada di depannya sambil tersenyum.

Gadis itu mengerutkan kening, "kau bilang ada rapat hari ini, kenapa ada disini?"

Kyuhyun tersenyum, "sudah selesai.." katanya lalu mengecup kening gadis itu. "Jadi bagaimana?"

Gadis itu menghela nafas, "lulus.." ia menatap Kyuhyun dengan ekspresi datar, memperhatikan setiap lekuk wajah pria itu yang kini perlahan berubah memancarkan raut senang.

"Sungguh!?" Kyuhyun mengguncang tubuh gadis itu sambil menatapnya dengan ekspresi senang luar biasa.

Gadis itu berdecak berpura-pura kesal, "kau meragukan kemampuanku?"

Kyuhyun tertawa, "tentu saja tidak. Aku hanya terlalu senang.."

Gadis itu tersenyum, "dan kenapa kau ada disini?"

"Menjemputmu tentu saja.."

"Aku sudah bilang kan kalau aku bisa pulang sendiri?"

"Iya aku tahu. Tapi aku ingin mengajakmu makan siang bersama, jadi aku menjemputmu disini.."

Rather AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang