prolog

269 25 8
                                    

 

Aku berjalan menyusuri jalanan kota London yang ramai. Benar-benar ramai hingga sepertinya kota ini tidak pernah berhenti bekerja. Aku duduk di kursi taman. Rambutku yang tergerai panjang coklat itu tertiup angin. Untung saja aku memakai sweater biru ku dan jins hitam.

  Tunggu? Kenapa ada seorang laki-laki yang dengan santai duduk disini? Di samping ku. "K-kau siapa?" Tanya ku heran. Laki-laki itu menatap ku sebentar dan melihat kearah belakang. "Aku tanya, kau siapa?" Ulang ku setelah tidak ia jawab.

  "Kau berbicara pada ku?" Ia menunjuk dirinya sendiri. "Kau yakin?" Aku harap ia bukan orang gila.

"Iya! Aku bertanya pada mu! Memang pada siapa lagi?" Geram ku kesal.

  Laki-laki itu tidak menjawab. Ia memilih pergi meninggalkan ku sambil memukul kepalanya sendiri. "sepertinya aku berhalusinasi" ujarnya lirih.

  Aku pun mengikutinya karna aku penasaran dia sebenarnya makhluk apa. Kemudian, tak sengaja seseorang melewati nya, tapi tidak terjadi apa pun. Astaga dia transparan! Aku memeluk badan ku yang bergidik ngeri. Apakah ia arwah penasaran? Ah tidak aku terlalu banyak menonton film horor.

  Oke, tapi aku tetap mengikutinya. Ya karna rasa penasaran ku lebih besar dari ketakutan ku.
Aku melihatnya berhenti di sebuah tembok yang tertutupi akar-akar gantung berwarna hijau.
"Astaga! Pintu! Kenapa ada pintu indah yang besar— ah, gerbang maksud ku, kenapa orang-orang tidak bisa melihat pintu itu?" Aku benar-benar bingung  dan untung saja dia tidak mendengar ucapan ku, aku bersembunyi diatas pohon. Aku mengikutinya masuk tanpa ragu. Dan yang pertama kali kulihat adalah..

..gelap.

  Entah kemana terowongan gelap ini akan membawa ku, yang jelas aku tahu jika di depan ku ini ada seseorang. Oke, sedikit lagi mendekati cahaya dan akhirnya keluar. "Akhirnya keluar juga dari tempat gelap itu" aku sedikit lega, "ini tempat apa?" Tanya ku kepada nya.

"K-KAU?! Kenapa kau bisa ikut masuk?! Siapa kau? Kau wanita yang tad-"

"Diam dan akan ku jawab sekarang," potong ku. "Pertama, aku bisa melihat kau walau kau transparan, dan kau pikir aku tidak heran? Kedua, karna penasaran aku mengikuti mu sampai kesini, dan yang ketiga, aku ingin bertanya ini di mana?" Jawab ku sekaligus bertanya padanya.

Dia menghela napas panjang sambil menggosok dagu nya. "Oke, sebenarnya aku masih bingung kenapa kau bisa melihat ku hingga mengikuti ku sampai ke sini. Dan ini adalah dunia Varnoin. Hanya seseorang yang mempunyai sih- tunggu.. Apa kau mata-mata suruhan ayah ku?" Tanyanya selidik sebelum melanjutkan perkataan nya.

"Suruhan? Kau menghina ku menganggap ku sebagai pelayan ayah mu?" Jawab ku tak percaya.

"B-Bukan begitu, jangan tersinggung, nama ku Pangeran Hade, kau?" Wah, dia mengalihkan pembicaraan. Dasar.

"Riazel" jawab ku.

"Salam kenal Riazel"

"Hm" aku dan dia langsung menjadi teman baik. Aku sering datang ke dunia Varnoin hanya untuk sekedar bermain dengan nya.

  Sampai pada akhirnya kami pun menikah. Setelah beberapa tahun kami menikah dan di karuniai seorang putri cantik, serangan tiba-tiba datang. Mereka datang dan membunuh setiap anggota kerajaan kami. Raja kami, yaitu ayah mertuaku sendiri, meninggal karna perang itu. Aku tidak peduli lagi dengan diri ku, sekarang aku hanya sedang berpikir bagaimana keluar dari tempat ini dan menyelamatkan anak kami.

"Kau lupa kalau ada sebuah pintu yang menghubungkan mu dengan dunia ini?" Tanya Hade kepada ku yang sedang panik.

"Ah! Iya! Kalau begitu ayo kita kesana, aku yakin kita bisa hidup di sana bersama-sama, lagi pula aku meninggalkan rumah ku" ajak ku. Dia tersenyum dan memegang kedua pipi ku.

"Kau tahu? Aku tidak bisa meninggalkan rakyat ku, mereka membutuhkan ku" aku melihat nya dengan tatapan berkaca-kaca, "jadi kau cepat pergi, sebelum mereka dapat menemukan mu" aku mulai menangis.

Srakk!

Tiba-tiba sebuah benda tajam menembus perutnya dari belakang dengan cepat. Aku benar-benar panik bercampur sedih, "C-Cepat k-kau pergi.." aku benar-benar kehabisan kata-kata, "dan.. jaga anak kita" dia terduduk lemas.

Aku tidak bisa menahan air mata ku untuk menangis kesekian kalinya. Kemana Hade yang dulu ceria dan menyebalkan? Perasaan ku sekarang benar-benar campur aduk. Aku langsung berlari ke arah tembok itu berada. Aku masih ingat cara membukanya. Dengan cepat aku berlari kearah pintu di dimensi manusia dan keluar. Tapi, kali ini pintu itu menghilang menyisakan sebuah buku yang terbang entah kemana. Aku pun kembali ke rumah ku... setelah dua tahun bersama nya.

 

•︹•;

Aku yakin tidak disemua akhir cerita berakhir bahagia..

Tapi aku tahu kalau keajaiban itu ada..

Rainbow MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang