11. Tiba-tiba Cemburu

24 3 0
                                    


Lyera berjalan menelusuri koridor sekolahnya yang tentu sepi, hanya ada murid sihir perang dan pertahanan di sini jika malam tiba. Ia sama sekali tidak takut jika malam-malam sendirian, paling banter ketemu sama hantu.

Lyera berpikir tentang kejadian sore tadi. Bahkan lawanpun sudah bisa menembus pertahanan sekolah ini. Dan pemikiran itu berhenti bersamaan dengannya yang berhenti di bagian selatan sekolah itu. Ia melihat pohon berbuah seperti kristal itu dengan heran. Ia rasa, ini ada hubungannya dengan kepala sekolah. Jika tebakkannya benar, sebentar lagi pasti-

"Kenapa kau di sini nona Lyera?" suara yang sama ketika ia mendekat ke pohon di depannya itu, suara kepala sekolah. Ternyata benar yang Lyera pikirkan. Tentu Lyera berbalik, bukan karna ia merasa tidak sopan, tapi ia merasa sesuatu akan terjadi jika ia tidak berbalik. Lyera diam perlahan melangkah ke belakang. "Boleh kah kali ini aku memberi peringatan?" tanyanya lagi.

Lyera semakin kebelakang, sehingga membuat kepala sekolah semakin mendekat ke arahnya. Ia menyentuh pohon itu, tentu saja itu karna tiba-tiba ia terpojokan. Langit bergemur seakan akan mengeluarkan kilatan petir yang bisa menghanguskan satu bumi. "Penghianat? Pengecut? Psychopath? Lengkap sekali." balas Lyera sinis. Tanpa sepengetahuan Kepala Sekolah itu, Lyera telah mengambil satu buah yang jaraknya tidak jauh darinya dan langsung ia tunjukan kepada lelaki tua itu. Kepala sekolah itu tidak terkejut sama sekali, karna ia sudah mencari tahu tentang gadis dingin di depannya.

"Aku tahu."

"Dan aku tahu kau tahu." Ujar Lyera lagi dengan angkuh.

"Dasar gadis tidak sopan-!" Kepala sekolah itu hampir saja menyambarkan petir kepada Lyera jika saja seseorang tidak memanah kepala milik kepala Sekolah itu.

Lyera tentu langsung terdiam. Melihat sekitar tidak orang. Apakah ulah monster di dalam dirinya? Eh tapi Monsternya memberi tahunya jika sedang hibernasi. Sejak kapan monster itu jadi beruang?

Whatever.

"Ja.ngan.ber.sem.bu.nyi." tekan Lyera mengisyaratkan untuk keluar. Seseorang dari dalam tempat pembuangan sampah tiba-tiba muncul dengan bangganya. Lyera langsung menutup hidung secara terang-terangan. "Raze?" herannya.

"Benar! Ini aku. Sejak kapan kau selalu tahu aku walau sudah beda-beda wajahku?" tanya Raze ikut bingung sambil membersihkan sisa kotoran sampah yang menempel. Sungguh jika Lyera memang jahat pasti dia akan bilang,

"Kau menjijikan." Jujurnya. Yah mau gimana lagi? Dia memang jahat.

"A-Apa?" mata Raze berkaca-kaca persis seperti seorang anak kecil yang diambil mainannya. "Lyera jahat." perlahan, setetes air mata lolos begitu saja dari pelupuk mata Raze.

"Tidak, aku tahu karna kau selalu datang dengan cengiran khasmu. Aku rasa kau tidak pernah merubah bibir dan matamu." pikir Lyera. Raze berbinar, Lyera seperti ingin memujinya.

"Aku suka."

Dan kemudiam Raze langsung memerah diikuti cengirannya. "Terimakasih!" ujar Raze senang. Raze makin mencondongkan wajahnya. "Jika kau suka, lihat lah aku tidak apa." tawarnya yang langsung di dorong Lyera.

"Kau bauuu!" keluh Lyera lagi dengan menutup hidungnya. Ia hendak berbalik dan berjalan meninggalkan Raze, tetapi Raze langsung menariknya ke dalam dekapannya.

"Nggak bau kan?" tanya Raze memastikan.

Seketika wajah Lyera merah padam. Raze nekat buka bajunya yang bau demi memeluk Lyera. "Lepass.." pinta Lyera.

Raze tidak melakukannya. Ia sedang merindukan sahabat kecil nya itu. "Bagaimana? Wangikan wangi? Kau suka? Aku tahan selamanya dalam posisi seperti ini asalkan denganmu." ucap Raze yang menolak permintaan Lyera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainbow MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang