Suasana yang cukup gelap tetapi tenang dan damai. Indahnya taman yang dominan dengan bunga. Tempat dimana berkumpulnya penyihir-penyihir yang handal, cerdas, tapi sayang tak berperasaan.
Baiklah, kita sebut saja mereka pshycopat.
Sebuah langkah santai seorang lelaki ber hair style pirang nyaris krim memenuhi lorong ke ruangan yang jarang di masuki siapapun . Bukan hanya penyihir yang tidak boleh sembarang masuk, hewan dan tumbuhan pun begitu. Di negri itu, sudah tidak tertarik lagi menggunakan mata-mata penyihir.
Ketukan pintu dari luar membuat sang pemilik di dalamnya membuka pintu dengan sebuah sihir biru. Lelaki tadi masuk ke dalam dan tampak hormat setelahnya.
"Ada apa kau memanggilku?" tanyanya, walau wajahnya kini biasa saja, tetapi aura ketidak sukaan menguar dari matanya.
"Baiklah jika kau tidak suka basa basi." penyihir dengan satu gumpalan hitam yang melayang di pundaknya tampak terkekeh. "Kupikir kau menemukannya, hm?" tanya wanita paruh baya itu.
"Tanpa kujawab, sepertinya kau pun sudah tahu." jawab lelaki itu yang masih menatapnya tanpa ekspresi. Ia adalah Raze. Ia menunjukkan wajah aslinya tanpa di rubah sedikitpun.
Raze adalah penyihir type Zorth, dimana kekuatannya cukup dibutuhkan di Medan Perang atau pertarungan antar klon. Tidak hanya dunia penyihir saja yang ada di dunia ini. Secara garis besar, dunia Vampire, Were Wolf, Wizard, Evil dan manusia jelas ada. Mereka mempunyai dimensi masing-masing, dimana sang pencipta masing-masing alam berasal dari dunia manusia yang langsung di ciptakan oleh tuhan, kecuali dunia iblis, dunia iblis merupakan dunia terkejam sepanjang dimensi dan langsung tercipta karna tuhan.
"Hahh.. kau ternyata masih saja arogan. Cih." cibir wanita itu dengan sinis.
Tampak wajah Raze berubah, hanya sedikit. Berubah lebih dingin. "Ibuku yang mengajari itu." balasnya kemudian membalas tatapan sinisnya.
Wanita itu hanya tersenyum remeh. Ia tampak makin suka pembahasan ini. "Memang kau punya ibu?"
"Apakah aku di sini hanya untuk ini? Cih- tak berguna." ucapnya dan mulai membalikkan badan. "Jika aku memang benar mengartikan ucapanmu itu, ibuku sudah mati." Lanjutnya dan segera keluar dari ruangan terkutuk itu.
Wanita itu, Glice Zordien Hook A.K.A Ny. Glider, tampak ia terkekeh. "Benar-benar mirip Draxen." Ia kemudian menyentuh mejanya yang hitam mengkilap, dan keluarlah layar dengan nama seseorang yang sangat ia percaya. "Aku ingin memberi tahu untuk beberapa penyihir, mereka harus cepat melepas segelnya. Segera." perintahnya.
Layar menghilang digantikan dengan senyuman miringnya yang tampak tak berperasaan.
"Baiklah, kita akan lihat seberapa bertahannya kau dari tahtamu itu."
Raze pergi dari ruangan itu dengan perasaan kesal, namun itu sudah menjadi hal biasa baginya. Seandainya saja ia bisa seperti saudara kembarnya, ia pasti tak perlu melakukan hal jahat seperti ini. Ia masuk ke dalam perpustakaan. Walau kebanyakan buku pengetahuan dan trhiller di sana.
"Kau tidak masuk kelas hari ini?" tanya Raze kepada seseorang di sampingnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang ia baca.
Orang itu menatap Raze sekilas lalu menaruh buku yang ia baca."Apa pedulimu?" balasnya acuh tak acuh lalu berlalu pergi meninggalkan Raze sendiri di sana. Benar-benar sendiri.
"Astaga, kupikir di dunia ini hanya ada satu gadis seperti Lyera, nyatanya tidak." ucapnya dan kembali membaca buku pengetahuan tentang reproduksi. Walaupun terkesan tidak penting, perlu kalian tahu, Raze suka baca buku dengan halaman minimal 500 lembar. Bayangkan, apa kabar mata Raze yang membaca buku sebegitu tabal di ruangan minim pencahayaan? Itu bagus Raze, itu bagus membuatmu makin buta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Magic
FantasiaHanya mengisahkan tentang seorang Lyera Vanellica George. Gadis pemalas, cuek, dingin, tapi ditakdirkan untuk menyelamatkan orang banyak. *Harhar* Lyera mending terjun ke sumur aja. Jangankan menyelamatkan orang lain, menyelamatkan dirinya sendiri...