1. The Power of Book

199 22 4
                                    


Perpustakaan.

Saat ini, aku sedang berada di sebuah tempat yang penuh dengan buku-buku tebal maupun tipis. Sebenarnya aku ingin membeli sebuah buku, tapi aku tidak tahu buku apa yang ingin ku beli. Buku-buku itu terlihat terjajar rapih di rak-rak yang tinggi. Pandangan ku berhenti disebuah buku yang bertuliskan 'bahasa berpola'. Aku ingin mengambil nya walau cukup ada usaha dan menjatuhkan buku lain di sampingnya. "Note Book" Aku bingung ketika melihat buku apa yang terjatuh di depan ku.

"Kau bisa mengambilnya jika kau ingin, Lyera" ujar seseorang dari belakang ku. "Kau mau?" Tanya nya.

Aku bingung dengan maksud perkataan nya, "tidak" jawab ku. Pria tua itu menatap ku hangat dan pergi. Aku menatap kepergian nya dan yang terlintas di otak ku adalah kenapa dia bisa tau nama ku? Ah sudah lah.

"Tidak ada pemiliknya?" Aku semakin heran ketika membuka lembar utama Note Book itu. Aku hanya melihat lembaran kosong tanpa tulisan sedikit pun.
"Ck." Ketika aku ingin menaruh buku itu kembali, sesuatu seperti kertas jatuh yang berisi sebuah tulisan.

"Mereka telah ditakdirkan bersama.. seperti ketika dua permata yang dihancurkan akan menyatu.. rembulan terbelah ketika dua saudara diadu.. dia sebuah lentera yang bisa menerangi semuanya dengan cahayanya.." aku berhenti membaca ketika cahaya putih menyilaukan dari buku itu membuatku menutup mata ku rapat-rapat. Apakah ini mantra?

  Ketika cahaya itu tak lagi bersinar, aku kembali melihat buku itu, kertas yang ku pegang tadi menghilang. Buku yang tadinya kosong sedikit terisi di beberapa lembarnya. Aku kaget sampai tak bisa berkata-kata. Karna penasaran, aku berjalan mencari pria tadi sambil menenteng buku itu. Tapi, aku tidak melihatnya di mana-mana. "Mrs.. kau tau pria tua memakai baju pekerja sini?" Aku melihat wajah yang bingung atas ucapan ku.

"Maaf, di sini tidak ada pekerja yang sudah tua seperti kata mu" jawab nya dengan yakin.

"kau bercanda? Dan, kau menjual buku catatan?" Tanya ku lagi dengan cemas.

"Eh? Sekali lagi maaf, kami tidak pernah menjual atau menyimpan buku catatan" aku ingin mencabik nya jika tidak ku cegah karna ini ramai. Bagaimana bisa? Aku menemukan buku ini di rak buku, dan siapa pria tadi?

Aku berjalan ke arah rak tadi dan menaruh bukunya di sana. Mungkin lebih baik aku beristirahat dan menenangkan diri.

BRUK!

Entah kenapa aku jadi lebih emosi karna kejadian tadi. Dan kali ini, aku ditabrak oleh seseorang.

Ternyata dia laki-laki. Dia menatapku datar dan aku membalas tatapan nya dengan lebih datar. Kenapa dia menghalangi jalan ku? Ketika aku ingin melewati nya, dia menahan tangan ku. Memberi ku sesuatu yang ku yakini adalah cincin karna berbentuk lingkaran.

"Simpan cincin mu, aku menemukannya di kantin sekolah, jangan sampai cincin ini jatuh ke tangan orang lain." Ungkap nya. "Yang penting aku sudah memberitahu mu, atau aku saja yang menyimpannya. Aku tidak akan teledor seperti mu" sebenarnya maksudnya apa sih? Dia mengejek ku?

"Pergi" usir ku. Dia mantap ku seakan jangan-sampai-hilang-lagi.

Ada apa dengannya? Siapa dia? Kenapa dia bisa menemukan cincin ku? Banyak hal aneh terjadi hari ini. Mungkin mandi air hangat adalah pilihan terbaik.

"Kau sudah pulang Lyera?" Sapa ibu ku yang berada di dapur. "Habis membeli buku ya?" Tanya nya.

"Ah tidak bu, aku tidak jadi beli" aku duduk di kursi meja makan.

"Kau ingin mencoba makanan ini?" Tanya ibuku sambil membawa semangkuk sayur. "Ini makanan kesukaan ayah mu dulu" dia menarik kursi di samping ku dan duduk.

"Em, akan ku coba" aku mengambil mangkuk itu dan menyuapkan sesendok sayur ke dalam mulut ku. "Tidak terlalu buruk" nilai ku.

Ibu tertawa hambar mendengar ucapan ku, "kau tahu? Ayah mu dulu selalu berbicara seperti itu ketika ku masakan makanan" ibu ku terlihat sedih bercampur bahagia.

Aku mengalihkan topik pembicaraan ini sebelum menjadi drama tangisan, "ibu.." panggil ku.

"Hm?"

"Kau percaya ada sihir?"

Pertanyaan ku berhasil membuatnya kaget dan mental ku horor, "ya ya ya,  aku tahu ini tidak masuk akal bu" lanjut ku memasang muka kesal.

"B-Bukan begitu, kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?" Tatapan ibu kepada ku sulit di artikan.

"Aku merasa hari ini ada sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal, apa aku tidak normal?" Tanya ku kepadanya.

Ibu ku kembali menatapku hangat, "kau tahu? Di dunia ini telah di buat skenario yaitu takdir, kita mungkin membutuhkan logika, tapi kita membutuhkan keajaiban, keajaiban akan timbul karna harapan yang besar, jadi tidak ada yang tidak mungkin bukan?" Jelasnya. Dia memegang kedua pipi ku dan mencium kening ju sekilas. "Selalu jadi anak yang baik ya Lyera" pesan nya dan meninggalkan ku. Sebelum dia pergi aku menghentikannya.

"Ibu" panggil ku.

"Hm.."

"Siapa nama ayah ku?" Tanya ku. Aku selalu ingin bertanya tentang siapa ayah ku, tapi ibu selalu bilang dia akan selalu baik-baik saja.

"Dia bernama.." ibu menatap ku sambil tersenyum hangat.


"George"

---]----[------]-----[--

Kau tidak bisa hanya berdoa untuk menghasilkan kan sesuatu..

Berusaha dan jangan mengeluh, itu kunci kehidupan mu..

Rainbow MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang