4. Are you ready?

153 15 45
                                    


  Setelah berbicara panjang dengan Raja tadi, aku langsung ke Kamarku yang letaknya tidak jauh dari dapur dan taman. Dan oh iya, tadi ada seorang wanita paru baya yang mendengar pembicaraan Raja, ternyata dia best friend nya Raja, namanya Yelin. Sejak tadi aku tidak melihat ibunya Zare. Kira-kira ayahku di sini menjadi apa ya? Apa hanya rakyat biasa? Mungkin akan ku pikirkan nanti.

"Hm.. kamar ini cukup" nilaiku. Sepertinya ini kamar tamu, sangat besar. Bahkan lima kali lipatnya dari kamarku yang cukup besar.

Sebenarnya kami berteleport dari dunia manusia ke dunia sihir malam hari, tapi kalau disini siang hari. Berbeda 12 jam.

"Aku akan mencari Alein" pikirku. Akupun keluar dari kamar dan berjalan menelusuri koridor dan sampai di taman.

"Lyera!" Panggil seseorang. Aku menoleh, dan benar saja itu Alein.
Dia menghampiri ku. "Aku mencarimu. Yahh.. kita tidak bisa satu kamar, kau di istana, aku di asrama" keluhnya.

Aku menghembuskan nafas panjang, "aku tidak ingin di istana" balasku.

"Aku tahu perasaanmu. Oh iya! Besok kita mulai sekolah, yeaayy!" Serunya. Aku hanya memutarkan bola mata malas. Bahkan detik ini pun aku berpikir untuk membolos di hari pertama.

"Hm.. aku harap tidak ada guru seperti mr. Gadhe yang suka memberi hukuman" ujarku. Alein menatapku
Tajam.

"Aku berharap mr. Gadhe ternyata menjadi guru juga di sekolah itu!" Balasnya.

"Mustahil.."

Hari sudah semakin gelap. Sore hari aku isi dengan merendamkan kakiku ke kolam yang ada di taman. Jangan berpikir kolam ini kotor seperti danau. Bahkan kau bisa bercermin di kolam ini, dan di sini banyak ikan koi. Terlihat begitu indah.

"Apa sebenarnya yang Raja maksud?" Gumamku. "Icantager? Jenis makanan apa itu? Ah bodo amat lah" daripada memikirkan hal yang membuat pusing lebih baik aku pergi ke dapur. Udara malam ini pasti sangat dingin.

"Sia? Sedang apa kau di dapur?" Tanyaku ketika melihatnya mau keluar dapur.

"Ah. Aku sangaaaaaat lapar. Ini semua karna Raja yang terlalu banyak memberi pekerjaan hari ini, jadi aku makan dulu deh" jawabnya terlihat lelah. "Kau?"

"Ingin minum" Balasku.

"Oh. Sampai jumpaaa!" Pamitnya dan pergi.

"Kira-kira kekuatannya apa ya?" Aku mulai bergumam sendiri.

Akupun masuk ke dalan dapur dan mengambil segelas air. Hahhh.. sungguh nikmat walau hanya sebuah air putih.
Setelah minum, aku berfikir untuk makan, tapi nanti malam saja lah.

Diperjalanan menuju kamar, aku merasa ada yang mengintaiku. Apakah itu Sia? Karna sebelumnya dia melakukan hal yang sama. Karna malas aku kembali melanjutkan Jalan ku dengan hikmat dan sampai di kamar.

"Hufftt.. lelah" aku pun terbaring di kasur dan mulai tertidur.

***

Malam hari ini aku terbangun karna perutku tidak ada isi. Akupun berjalan ke dapur. Saat ini dapur benar-benar sepi. Saat aku ingin mengambil porsi makan, tiba-tiba terdengar suara sesenggukan seseorang yang habis menangis. Aku mengambil sebuah panci, jaga-jaga itu setan.

"Yak! KAU?! Ngapain disini?" Heranku. Aku tak habis pikir, dimana mana aku pasti bertemu Zare.

"Lyera.." Tanpa apa-apa dia langsung berdiri dari duduknya di lantai dan memelukku.

"Kau menangis?" Tanyaku.

Kini Zare berdiri dari duduknya di lantai dan menatapku dengan kedua matanya yang sembab.

Rainbow MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang