D.U.A

177 9 0
                                    

"Makasih ya, Sa!" Eartha berseru sambil turun dari motor Aksa. Walaupun setiap harinya Eartha selalu nebeng Aksa, namun Eartha tidak pernah lupa untuk mengucapkan terimakasih. Mereka memang sudah bertetangga sejak kecil.

Aksa itu, bukan cowok badboy, bukan cowok cool, ataupun cowok cuek yang diem-diem perhatian. Aksa juga bukan kapten basket, apalagi ketua osis. Aksa bukan semua itu. Aksa hanya cowok biasa saja.

Eartha juga bukan cewek primadona sekolah. Bukan cewek yang suka petakilan, apalagi cewek yang selalu nomor satu saat ujian. Masuk 20 besar aja udah sujud syukur. Eartha bukan semua itu. Eartha juga hanya cewek biasa saja.

Mereka juga sama-sama suka musik. Bukan berarti sama-sama suka musik, terus sama aliran musiknya ya.

Aksa mengangguk lalu tersenyum lebar menanggapi Eartha. Aksa melajukan motornya menuju rumahnya. Hanya terpisah 3 rumah.

Eartha masuk ke dalam rumah. Ia mendapati ibunya sedang menyiapkan sesuatu di dapur.

"Buk, Eta pulang..,," Eartha tersenyum lalu mendekati ibunya dan mencium tangannya.

"Hari ini belajar apa, Ta?" Tanya Ibunya sambil mengangkat masakannya lalu meletakkan di meja makan. Eartha sudah duduk manis disana.

Eartha meniup beberapa anak rambut yang jatuh di dahinya. "Hari ini ulangan fisika susah banget, Buk. Dapet delapan aja udah alhamdulilah." Eartha mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi dan masakan ibunya.

Ibu Eartha tersenyum tipis. "Kamu nggak belajar ya?" Ibu Eartha kini ikut duduk di kursi sebelah Eartha.

"Lupa, Buk." Eartha nyengir kuda lalu mulai menyendok makan siangnya.

"Salah kamu sih..," Ibu Eartha menuangkan air putih untuk Eartha.

"Nggak salah aku juga buk. Itu soal aja mungkin yang copasnya sembarangan. Nggak pake cek web dulu."

"Hush, malah nyalahin yang buat soal."

"Emang gitu buk. Tadi pagi udah baca buku paket. Nggak ada yang keluar." Mulut Eartha yang penuh dengan nasi menyahut membela diri.

Ibu Eartha tertawa mendengar aduan anaknya yang menggebu-nggebu.

"Buk, habis ini Eta mau ke rumah Aksa ya, mau minta ajarin fisika."

"Emang Aksa bisa?"

"Kali aja. Masak udah kelas duabelas nggak bisa pelajaran kelas sepuluh."

Ibu Eartha mengangguk setuju.

*

Eartha mengganti pakaiannya lalu keluar dari kamarnya membawa setumpuk buku paket dan buku tulis fisika.

"Buk, Eta ke tempat Aksa ya." Eta berteriak sambil berjalan menuju rak sepatu lalu mengambil sandalnya.

"Iya, jangan pulang malem-malem, Ta!" Ibunya menjawab dari ruang setrika.

"Iya buk!" Eartha berseru lagi lalu berjalan meninggalkan pintu rumah.

*

"Udah pulang, Sa?" Tanya Mama Aksa dari meja bar di dapur.

"Iya, Ma." Aksa berjalan menghampiri mamanya lalu mencium pipinya. "Aksa ke kamar dulu ya, Ma." Mama Aksa pun mengangguk.

Tak lama kemudian pintu rumah Aksa diketuk. Eartha muncul di ambang pintu.

"Eh, Ada Dek Eta, masuk sini!" Mama Aksa mempersilahkan dengan ramah. Eartha segera meraih tangan Mama Aksa lalu mencium punggung tanggannya.

"Budhe, Aksa ada?"

"Ada. Lagi di kamar. Naik aja."

*

Aksa duduk diatas ranjangnya. Ia sedang malas. Ia meraih gitarnya di dekatnya lalu mulai memetiknya. Musik adalah moodboster nya.

Aksa mulai memainkan intro lagu yang dipilihnya. Perlahan, lirik lagu itu mulai diucapkannya.

You with the sad eyes
Don't be discouraged,
Oh, I realize
It's hard to take courage
In a world full of people
You can lose sight of it all
The darkness inside you
Can make you feel so small

Tiba-tiba kepala Eartha menyembul dari balik pintu kamar Aksa. Aksa menoleh, lalu tersenyum tanpa menghentikan petikan gitarnya ketika melihat Eartha yang masuk kamar.

Ia akan mendapatkan teman duet yang cocok. Aksa mengangguk untuk mengajak Eartha ikut bernyanyi. Eartha malah nyengir lebar tetapi akhirnya mengangguk juga.

Show me a smile then
Don't be unhappy
Can't remember when

I last saw you laughing
This world makes you crazy
And you've taken all you can bear
Just call me up
'Cause I will always be there

Eartha mulai ikut menyahut.

And I see your true colors shining through
I see your true colors,
And that's why I love you

So don't be afraid to let them show
Your true colors
True colors are beautiful
I see your true colors shining through, true colors
I see your true colors
And that's why I love you
So don't be afraid to let them show
Your true colors
True colors are beautiful like a rainbow
Oh, like a rainbow

Eartha malah berkeliling kamar Aksa sambil sekali kali ikut menyahut.

Can't remember when
I last saw you laughing, oh
This world makes you crazy
And you've taken all you can bear
Just call me up
'Cause I will always be there

Kini Eartha duduk di sebelah Aksa, memperhatikan cara Aksa memetik gitarnya.

And I see your true colors shining through
I see your true colors,
And that's why I love you

Eartha berdiri dari duduknya lalu berjalan ke sofa di kamar Aksa.

So don't be afraid to let them show
Your true colors
True colors are beautiful like a rainbow
Oh, like a rainbow

Eartha duduk di sofa sambil memainkan kakinya.

Aksa sibuk dengan petikan gitarnya sampai matanya tidak mengikuti kemana Eartha bergerak.

Aksa tersenyum puas setelah menyelesaikan petikannya lalu meletakkan gitarnya. Ia menoleh pada Eartha yang sekarang sedang tiduran di sofa dengan posisi yang membelakanginya.

"Jadi lo mau tanya apa, Tha?"

Hening.

"Tha?" Aksa mulai berdiri dan menghampiri Eartha.

Aksa memutar bola matanya kesal. "Huh, lo kira ini lagu nina bobo apa?" Aksa pun keluar kamar lalu menutup pintunya dengan sebal.

*

Halo haloo.. yang mau cek audionya silahkan cek di youtube yaa... Btw, itu lagu Justin Timberlake sama Anna Kendrick. Yang True Colors. Iya, emang udah agak lama. Tapi suaranya si JT (mulai deh,, sukanya nyingkat-nyingkat) itulohh,, Lembut syekaliii (duh, kumat deh)

Oke-oke. Daripada ngelantur udah aja deh. Vomment ya.. makasihh...

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang