L.I.M.A

122 6 4
                                    

Jam dinding di kamarnya terus berdetak. Jarum jam menunjukkan pukul delapan lewat limabelas. Kamar yang didominasi dengan warna abu-abu itu nampak sepi. Menyisakan penghuninya yang sedari tadi mencoba memejamkan matanya.

Aksa bangkit dari posisi tidurannya lalu berjalan keluar.

"Ma, mama nggak masak?" Tanya Aksa ketika melihat mamanya sedang menonton televisi.

"Sayuran di kulkas habis, Sa. Mama males keluar."

"Ah, mama. Aksa laper."

"Udah gede, cari makan sendiri dong."

Aksa meniup anak rambut di dahinya. Bibirnya mengerucut kesal. Ia kembali naik ke kamarnya.

Aksa menjatuhkan kembali tubuhnya diatas kasur. Ia meraih ponselnya.

Adhiyaksa Priyambada : Tha, lagi apa?
Adhiyaksa Priyambada : sibuk?

Balasan dari Eartha muncul dengan cepat.

Eta Kinanti : Nggak. Knp?

Adhiyaksa Priyambada : gue laper

Eta Kinanti : makan

Adhiyaksa Priyambada : AYOK!

Eta Kinanti : Hm?

Adhiyaksa Priyambada : cari makan yuk?

Eta Kinanti : Budhe?

Adhiyaksa Priyambada : mama nggak masak.

Eta Kinanti : oke.

Aksa tersenyum puas. Ia meraih jaketnya lalu keluar kamar.

*

"San, pinjem mobil lo dong!" Aksa melongokkan kepalanya ke kamar Sandy, dan mendapatinya sedang memangku laptop dengan rambut acak-acakan, juga kantung mata tebal.

"Enak aja! Pake vespa lo tuh." Sandy menjawab sekenanya tanpa melirik ke arah Aksa. Aksa yang sebal dengan sikap Sandy pun menghampirinya dan duduk disebelahnya lalu merebut laptop yang sedari tadi diamatinya tanpa berkedip.

Sandy yang kaget dengan sikap Aksa langsung melotot ke arah adiknya yang kini nyengir lebar.

"Pinjem dong abangku tersayang...!" Tangan Aksa menengadah meminta kunci. Wajahnya ia buat semelas mungkin. Lalu berkedip beberapa kali.

Sandy tambah melotot ke arah Aksa. "Jijik gue dengernya! Lo udah kayak banci perempatan yang lagi ngamen!"

"Ya makanya pinjem abangkuu..!"

"Lo kira gue es krim trico yang abang kuning ijo apa? Kalo cewek, imut-imut, lah kalo lo? Imutnya dimana coba? Lo temenan sama siapa sih? Bisa ketularan gitu?"

Aksa mengeluarkan ekspresi berfikirnya. "Sama Eta, sama Ditya." Aksa menjawab polos.

"Mereka berdua sama-sama anak tunggal kan ya?" Sandy malah balik bertanya. Aksa hanya mengangguk.

"Pokoknya jangan panggil gue itu! Gue risih tau gak?"

"Udah, siniin kunci mobil lo!"

"Lo kan ada vespa."

Aksa berdecak sebal. "Ini udah malem, San. Mana grimis lagi!"

"Itu udah tau! Mau kemana sih lo? Mau ke club malem yaa? Terus lo bakalan ajep-ajepan disana. Gue aduin mama loh!" Kini wajah Sandy mulai menggoda Aksa dengan tersenyum jahil dan menaikturukan alisnya.

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang