• tujuh

1.6K 289 45
                                    


"Jungjeon-mama, saya harus mengingatkan anda kalau kecerobohan ini bisa ketahuan kapan saja." Yoongi memulai percakapan dengan sang Permaisuri, memegang tangannya erat-erat sambil mendaki jalan setapak menuju bukit melalui hutan yang sudah gelap gulita. Yoongi terheran pada Seungwan yang nampak tidak takut sama sekali, wanita itu hanya melirik Yoongi dengan usil setiap kali sang pemuda menoleh kebelakang untuk memeriksa keadaanya. Yoongi tidak tahu kalau Seungwan amat –impulsif. Seringkali wanita itu melakukan apa yang ia inginkan sesuka hatinya tanpa berpikir terlebih dahulu, seperti sekarang ini.

Entah sesayang apa Yang Mulia Raja pada sang Permaisuri, mengingat kecerobohan seperti ini pun mungkin hanya dianggap kesalahan yang kekanakan semata.

"Kalau kita ketahuan, itu hanya karena mereka mendengar keluhanmu yang tidak kunjung berhenti sejak tadi." Sang Permaisuri mengeluh balik, kali ini matanya mendelik dan bibirnya cemberut, menunjukan ekspresi tidak suka. Walaupun begitu, satu tanganya tidak melepas tangan Yoongi, menggenggamnya semakin lama semakin erat biarpun tangan keduanya mulai berkeringat.

"Jungjeon-mama, saya juga harus mengingatkan anda kalau hampir semua orang sadar kalau anda tidak ada di tengah perayaan." Pemuda itu menyahut, mematahkan ranting yang menghalangi jalan mereka dengan kasar, tidak mempedulikan tangannya yang tergores permukaan kasar ranting ranting pohon sejak tadi. Ia ingat persis jalan ini, batu batu berbentuk tak beraturan yang membentuk sebuah jalan kecil menuju bukit yang kini mereka tuju.

Sang Permaisuri sempat membawanya ke tempat ini di hari terakhirnya sebagai seorang Putri Mahkota yang belum menikah, hari dimana ia berusaha menutup diri pada apapun yang bersangkutan dengan Permaisuri Son. Tapi disinilah ia sekarang, berbicara padanya dengan lembut, menggenggam tangannya dengan erat, dan melihat senyumnya setiap hari.

"Setidaknya tolong berjanjilah kalau kau tidak akan menghabiskan waktu semalaman diatas bukit, Seungwan."

Seungwan menahan senyum dengan susah payah, tidak mengerti bagaimana Yoongi yang tadinya si Petinggi Min, sekarang menjadi Yoongi lagi. Ekspresi aneh di wajahnya berakhir dengan kedutan yang tidak asing di kedua sudut bibirnya. Lagi lagi karena mendengar namanya terlontar dari bibir Yoongi.

"Hanya mengobrol sebentar." Jawabnya singkat, terbesit apa saja yang bisa dibicarakannya dengan Yoongi diatas bukit. Wanita itu yakin kalau 'sebentar' yang dimaksudkannya kemungkinan waktu yang amat panjang.

"Baik, hanya mengobrol sebentar. Kemudian anda akan turun dengan selamat, dan segera menyusup ke Gyotaejeon. Saya yakin anda cukup bijak untuk mengerti alasannya."

Kali ini sang Permaisuri Joseon meringis, mendengar Yoongi yang baru saja memerintahnya secara tidak langsung. Sudah lama rasanya tidak diperintah dan disuruh orang lain, bahkan ia nyaris tidak pernah mendengar kata 'tolong' dari siapapun. Sementara itu Min Yoongi yang tidak menerima jawaban apapun dari wanita dibelakangnya, menganggap kalau sang Permaisuri akan mematuhi apa yang baru saja dikatakannya.

Sesampainya mereka diatas bukit, hamparan rumput hijau sudah menunggu mereka. Bunga bunga liar sudah siap untuk mekar, atap atap rumah diluar tembok Istana terlihat jelas, ditemani cahaya temaram lampu lilin nyaris tak terlihat sama sekali. Yoongi, yang kelelahan dan terengah, engah tanpa pikir panjang berbaring di tanah basah. Mengabaikan pakaiannya yang mungkin akan kotor, matanya langsung menatap langit yang luas tak berujung.

Sang Permaisuri, merasa bersemangat dan senang setengah mati walau tenaganya juga terkuras habis. Wanita itu menoleh ke kiri dan ke kanan, berputar sampai ia puas melihat pemandangan dari atas bukit, mengabaikan sepasang mata yang sedaritadi mengikutinya kesana kemari. Permaisuri Son menoleh, menyadari kalau ia tak sendiri di tempat ini, lantas mendekati Yoongi yang tak melepaskan pandangannya satu detik pun, dan tanpa ragu berbaring disamping pemuda itu secepat kilat.

• under the skyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang