"Bangsat lo semua emang. Diajakin doa malah pada ngeloyor pergi!"
Protes Surya yang baru saja sampai Kantin Kopma (koperasi mahasiswa) dengan rambut bagian depan agak basah, sepertinya bekas air wudhu.
Kantin di salah satu Universitas Negeri ternama ini meskipun berada di tengah kawasan kampus masih saja ramai pengunjung meskipun menjalang petang karena hampir semua kegiatan BSO kampus berpusat di daerah sekitar kantin tersebut.
"Eits si bapak habis menghadap Yang Kuasa langsung ngucap aja. Panggilan perut lebih darurat, Pak. Dari tadi udah meriang" jawab Brian yang duduk di kursi panjang di hadapannya
"Lagi sakit lo?"
"Kagak. Meriang tuh meraung-raung ingin ayam panggang"
Sebatang sumpit melayang dari arah jam dua belas ke kepala Brian, namun sayang dapat ditangkis dengan sendok alumunium oleh tangan oknum berinisial B tersebut.
"Gue juga meriang nih" tambah Jav sambil merangkul pundak Brian
"Paan?"
"Mendadak rindu ayang..."
"TAAEEEK!! Eh, ayang yang mana dulu nih? Degem lo kan banyak!" protes Brian yang dapat didengar seantero penghuni kantin
"Eksekusi mati Brian Sathrya Wicaksono!" sulut Waksa dengan gaya pejuang jaman orde lama
Tanpa menunggu komando lagi, Jav langsung mengunci leher Brian dan memiting kepala Brian yang hari ini berwarna pink seperti arum manis yang dijual di pinggir jalan sekitar alun-alun kota.
"Eh, bentar-bentar.. Jelita, Sinta, Jessica, Yasmin, Susi... Ratna, Monica... terus siapa lagi ya?" Dewa mulai serius menghitung dengan jari tangannya
"Ngitungin degemnya Jape lo, Wa?" tanya Brian bahagia, merasa ada yang mendukungnya
"Enggak. Ngabsenin anak kucing gue yang baru lahir, Bang."
"Seriusan Wa, anak kucing lo kembar tujuh cewe semua?" sambung Waksa antusias
Brian dan Jae spontan ngakak berjam'ah sambil pukul-pukul meja, sementara Dewa bingung harus menjawab apa.
"Sa, baek-baek lo kalo di kelas, kalo ada dosen ngomong diperhatiin, biar cepet pinternya ya" nasihat Surya sambil nge-pukpuk pundaknya Waksa
"Lah, hubungannya dosen gue sama kucingnya Dewa apaan?"
"Hubungannya baek-baek aja pasti! Ya gak, Wa?!" sambung Brian meminta dukungan dengan mengajak tos dengan sendoknya
"Yoi, bang!"
Tos antar sendok kantin pun terjadi
"Terserah lo pada deh..." Waksa manyun memutuskan untuk tidak ambil pusing dengan jawaban absurd rekan-rekannya ini
Bukan hal yang langka ketika Enam Hari berkumpul, pasti ada saja tingkah mereka yang membuat orang-orang di sekitar mereka tersenyum geli atau bahkan kadang sampai geleng-geleng kepala melihat polah mereka yang ajaib.
"Bang Surya kemana sih, perasaan baru dateng udah ngilang lagi aja?"
"Noooh... lagi sidak sama pejabatnya. Blusukan mode on" tunjuk Brian dengan sendok yang dipegangannya sedari tadi
"Settt dah... itu bukannya Nadya yang anak exchange? Kog akrab banget sama si Surya? Pake ketawa salting gitu, waah.. luar biasa ya si Bapak Ketua ini gerilyanya."
"Temen lama kali" jawab Waksa
"Basa-basi kali" Brian bersuara
"Jodoh kali" celetukan Dewa yang seketika membuat semua mata menuju padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Musik
General FictionThis story was inspired by day6wargalokal, terinspirasi dari khasanah kelokalan mereka yang ternyata emang lokal banget sampe gak bisa bedain mana yang asli mana yang lokal karena image-nya ngeblend banget.. so let's check it out.. Kepo sama chat ab...