Part 10

4.4K 403 19
                                    

Background Music
🎶IKON - WYD🎶

🎶HIVI - Mata Ke Hati🎶

Demi apapun Seulgi kesal sekali dengan Jimin.
Sejak ia tertidur diperpustakaan, ia sama sekali tidak dibangunkan malah ditinggal pergi. Sampai penjaga perpustakaan membangunkan nya karena perpustakaan ingin tutup.

"Dasar! Kejam banget sih ninggalin gue sendirian, tugas belum kelar, gue gak ngerti terus main tinggal lagi" gerutu Seulgi pelan.

Saat ini Seulgi tengah berdiri depan loker Jimin. Ia menghela nafas panjang dengan tangan membawa kotak bekal lagi kali ini ia belajar membuat nasi goreng dibantu oleh Wendy sahabatnya itu.

Walaupun mudah tapi menurut Seulgi tak mudah, ia bahkan beberapa kali keasinan nasi gorengnya, hingga bekal yang dibawa Seulgi itu nasi goreng kelima kali ia coba.

Seulgi ragu apakah ia akan memberikan bekal nya ini ada dua alasan mengapa ia ragu. Yang pertama karena takut tidak enak dan Jimin membuangnya, yang kedua ia masih kesal karena kejadian kemarin Jimin meninggalkan nya sendiri.

Tapi Seulgi ingin memberikan sesuatu sebelum perlombaan olimpiade Jimin nanti siang. Seperti semangat dan bekal ini.
Belum sempat memasukan bekal kedalam loker Jimin. Tiba-tiba saja suara Jimin mengagetkan Seulgi.

"Ngapain lo didepan loker gue, mau maling?"

Seulgi tersentak melihat Jimin yang sudah disampingnya. Seulgi melirik kesal Jimin. Jujur saat ini Seulgi tidak bisa marah ataupun kesal dengan Jimin. Ia terlalu terpesona setiap hari dengan Jimin.
Seperti ini saja dengan kemeja pendek, celana jeans dan rambut yang acak-acak model rambut pria saat ini sudah membuat Seulgi terpesona

Seulgi menyodorkan bekal yang ia buat susah payah dipagi hari nya.
Jimin melihat sekilas bekal yang diberikan Seulgi.
"Roti lagi? Gue ini mau olimpiade loh mana ada gizi gue makan kayak gini" secara tidak langsung Jimin menolaknya.

Seulgi sangat kesal. Ia memasang wajah kesal nya dan menatap Jimin.
"Lo itu ya! Ih kesel gue sama lo. Cowok gak berperasaan ninggalin gue sendiri diperpus, terus juga tuh tugas gue belum kelar. Dan sekarang nolak bekal gue? Lo tau gak sih gue tuh sampe berkali-kali buat ini hargain kek! Dasar..."
Jimin memotong ocehan Seulgi dengan menghimpit tumbuh Seulgi dengan tangan kekarnya hingga Seulgi terpojok diantaran loker-loker.

Glek
Seulgi harus menahan nafas nya saat ini. Jimin menghimpit tubuhnya sampai tak ada jarak diantara mereka.
Mata mereka saling menatap satu sama lain. Seulgi bukan type gadis yang terbawa perasaan ketika seorang laki-laki berperilaku seperti ini tapi hanya Jimin yang bisa membuat jantung Seulgi berdetak dengan cepat, membuat sekujur tubuhnya kaku, lidahnya kelu untuk berbicara.

Jimin tersenyum smirk kearah Seulgi, ia memajukan wajahnya lagi hingga hidung mereka bersentuhkan.
Untung saja kampus belum ramai hanya sedikit orang yang lalu-lalang sehingga tak ada yang menyadari perbuatan mereka.

"Siapa suruh lo ketiduran?" Bisik Jimin.
Seulgi menghela nafas kesal, bahkan Jimin pun dapat mendengarkan nya.
"Yaa.. ya itu.. harusnya lo sabar dong sama calon pacar gak boleh kasar gitu" Seulgi gugup menjawab pertanyaan Jimin.

100% DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang