Pagi ini. Untuk pertama kali nya Jimin malas untuk pergi ke kampus, seumur hidupnya ia tak pernah ada niatan membolos walaupun masalah apapun.Yang jelas ia tak ingin rasa bersalah yang ada dalam dirinya terus berkembang atau rasa rindu yang ada dalam dirinya hilang dengan sendiri nya.
Jimin yang tak bersemangat tetap mencari sosok yang ia rindukan selama ini.
Gadis yang selalu disampingnya, gadis yang tiada henti bercerita, gadis yang terpernah berhenti tersenyum.Kakinya pun tanpa sadar berjalan kearah basemen tempat Seulgi berkumpul dengan teman-teman nya.
Yang benar saja, Seulgi tersenyum seperti biasa tanpa ada beban dalam dirinya, bercanda, tertawa dengan teman-teman nya, bahkan bisa membuat kata-kata konyol yang mengundang tawa.
Tanpa Jimin sadari ia ikut tersenyum.
Jimin menghela nafas nya berat.
Ingin sekali Jimin memeluk erat Seulgi.Memberitahu kepadanya ia benar-benar merindukan nya.
Tapi gengsi dan ego nya masih tetap mempertahan Jimin untuk diam.
***
Hari ini pun Seulgi memulai hidupnya yang baru hidup seperti ia tak pernah mengenal Jimin.Setidaknya ada orang-orang terdekatnya masih disampingnya.
Seulgi bertekad bahwa mulai saat ini tidak ada kata Jimim dalam hidupnya, memulai hidup yang lebih baik, mulai melupakan kejadian masa lalu nya.
Mengubur dalam-dalam kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup.
Memulai membuka hati untuk seseorang, mungkin kenalan dari mama nya dapat membuat Seulgi melupakan Jimin.
Tertawa, dan bercanda dengan teman-teman nya saat ini adalah yang terbaik untuk menghilangkan bayang-bayang Jimin yang ada dipikiran nya.
"Jadi semua happy ending nih, bokap lo udah gak ganggu lo, nyokap lo udah pulih, dan sekarang lo mau fokus kuliah gak mau main-main gitu".
Yuta melirik sekilas Seulgi yang tengah bermain monopoli dengan Jungkook, Taeyong dan Mark.
Seulgi hanya mengangguk.
"Terus lo lagi dijodohin gitu ama nyokap lo, si Jimin gimana udah move on?"
Pertanyaan Yuta yang terlalu blak-blakan hanya mendapatkan tatapan tajam dari Johnny dan yang lain nya.
Mereka sepakat untuk tidak membahas Jimin, mereka ingin membantu Seulgi lepas dari bayang-bayang Jimin.
"Yaelah nanya doang kenapa pada sensi" protes Yuta.
Seulgi menatap sekitarnya dan menghela nafas berat.
"Sebenernya gue gak mau jodoh-jodohan kayak gitu. Biar gue move on dengan sendirinya. Ya tapi gimana tante Im udah banyak bantu nyokap gue di amrik"
"Yaudah kenalan dulu aja sapa tau cocok terus berhadiah" ucap Jungkook asal yang masih menghisap putung rokok yang ada ditangan nya.
"Anjing lo kira lotre"
Ucapan asal Jungkook mendapat lemparan sampah mengenai wajahnya.
"Monyet selow bro"
Tiba-tiba saja notif aplikasi line nya berbunyi.
Dimana lo? Lupa janji?
Gak lah, gue depan kampus.
Cepet gece keluar.
Iya bawel
"Guys, gue duluan ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
100% Difference
Fanfiction[SELESAI] Seulgi, gadis cantik yang terkenal pembuat masalah, hobby tawuran, beringas dan tomboy sangat menyukai Jimin, laki-laki dengan paras tampan, cuek, cerdas dan aktif organisasi ini sangat anti pada Seulgi. Mahasiswa pindahan yang membuat hat...