06. What Happen?!

26 3 0
                                    

Terlambat. Lagi. Untuk ke sekian kalinya Ira datang terlambat ke sekolah. Entah kapan Ira akan mendapat hidayah -untuk tidak datang terlambat (lagi)-

"Kamu lagi, kamu lagi.. Kamu nggak bosen terlambat terus? " pak Joko, penjaga sekolah mungkin juga sudah bosan dan sudah akrab dengannya (?)

"Karna, ini udah yang ke sekian kalinya, kamu dapet surat pemanggilan orang tua" naas, tidak seperti kemarin saat ia bisa menyelinap masuk. Kali ini nasib baik sedang tidak berpihak padanya hari ini. Ibu Lia,  guru yang sedang  piket hari ini ada disana.

"T-ta..pi bu.. "

"Nggak ada tapi-tapian"

"Tapi saya bebas hukuman ngebersihin toilet kan bu"

"Hukuman itu berlaku seumur hidup kamu. Kalo kamu masih terus-menerus begini"

Walaupun mendapat surat pemanggilan orang tua, nasibnya kali ini bisa dibilang beruntung. Bagaimana tidak? Ira hanya mendapat surat panggilan, bukan ocehan atau makian.

Berjalan santai seolah tanpa salah, Ira memasuki kelasnya. Tanpa menghiraukan guru yang sedang mengajar saat itu. Biasa. Mungkin menurutnya seperti itu.

"Assalammualaikum" Ira datang sambil mengetuk pintu. Dengan wajah sok alim dia mengucapkan salam. Tidak mendapat gubrisan, Ira menyelonong masuk tanpa disuruh.

"Siapa yang nyuruh kamu masuk?" ucap Pak Agus dengan nada yang tinggi.

"Nggak ada pak" Ira membalas dengan santainya.

"Ira, sudah berapa kali kamu terlambat?! Memangnya kamu bangun jam berapa?  Bisanya kamu datang ke sekolah sesiang ini. Kamu itu niat sekolah nggak sih?" nada bicara Pak Agus semakin tinggi.

"Keluar kamu! Saya tidak menerima siswa terlambat untuk jam saya" Pak Agus mengusir Ira saat itu juga.

"Ok deh pak" jawab Ira santai

Sebenarnya, tanpa disuruh Ira juga akan keluar. Karna, Pak Agus merupakan guru Matematika. Guru mata pelajaran yang sering membuat banyak siswa tegang. Wajar saja jika setiap kali pelajaran Pak Agus berlangsung, hening yang terjadi disana.

Ira sangat senang saat diperintah keluar seperti saat ini. Pikirnya hanya tertuju pada satu tempat. Rooftop . Pada jam seperti ini, rooftop merupakan salah satu tempat yang bisa menerimanya, selain kantin. Dan disaat seperti ini, rooftop menjadi sasaran utama untuk membaca novel disana.

Sepi dan sunyi. Keadaan yang tergambarkan saat ini disana. Hanya ada Ira di sana. Tepat sebelum Ira melihat seorang wanita disana. Tidak. Wanita itu tidak seorang diri. Dia bersama seorang lelaki. Sepertinya, sepasang insan itu tidak menyadari kehadirannya. Dari lengkuk tubuh dan caranya berpakaiannya Ira tampak paham betul siapa mereka. Berusaha menyipitkan mata agar dapat melihat dengan jelas.

Tidak salah lagi! Ira memang benar mengenal keduanya. Wanita berparas nan cantik bak wanita peraga itu. Siapa yang tak mengenalnya. Kak Mega. Queen alias wanita tercantik se-SMA Harapan itu ada disini. Kakak kelas yang belum lama menjadi korban kejahilannya. Bersama seorang lelaki tinggi yang ia juga mengenalnya. Lelaki yang selama ini dikagumi dan selalu menjadi moodbooster sahabatnya. Lelaki itu tidak lain adalah Akbar.

'Ada apa dengan mereka berdua disini?'

_._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._.

To be continue ..

TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang