12. Don't judge a book by the cover

13 2 0
                                    

"Lu nawarin dia buat ngerjain tugas bareng Fel? Tenang aja Fel! Dia emang udah sering dihukum" Lita membeberkan kebiasaan Ira

"Serius Ra?!" tanya Felix spontan

"Lu liat aja dah Fel dari gayanya" sambung Lita

"Don't judge a book by the cover" Ira berkomentar

"Sok bahasa inggris lu Ra" sambar Neta dengan toyoran juga. Tak mau kalah, Ira juga menoyor Neta. Sampai tawa memecah di tengah candanya

"By the way.. Omongan Felix ada benernya juga Ra, gimana kalo lu belajar bareng aja. Lagian masih sore juga kan?!  Mobil Lita di rumah Felix kan?  Biar gua balik bareng Lita aja, nah lu langsung aja pulang, sekalian belajar di rumah lu" Neta ikut menasehati

Perlahan mobil yang mereka tunpangi berhenti tepat di depan rumah Felix. Lita dan Neta turun untuk transit ke mobil Lita yang sengaja ditinggal di rumah Felix. Sementara Ira lebih memilih untuk menuruti nasehat Neta yang menurutnya 'benar'

"Fel, lu mau kan ke rumah gua buat ngajarin gua?" tanya Ira pada Felix

"Pasti Ra!" jawab Felix dengan kepastian

"Yaudah Net.. Ta..  Gua balik bareng Felix ya" Ira mengumumkan kepulangannya

"Ok deh Ra!" sahut Neta

"Asik dah yang menang banyak" Lita kembali berceletuk

...

'Assalammualaikum'

Risa. Wanita paruh baya itu membukakan pintu dan menyambutnya dari balik pintu yang kokoh itu. Tanpa perintah Felix menyalami Risa.

"Assalammualaikum tante" salamnya hangat. Kepalanya ia tundukkan. Dan hidungnya mendarat dengan tepat di punggung tangan Risa

"E-eh iya sini masuk nak, duduk di dalam" Risa juga membalasnya dengan hangat. Ira langsung masuk ke dalam kamarnya. Untuk mengambil beberapa buku yang akan dipelajarinya bersama Felix. Sebagai penolak penat karena harus menunggu Ira, Risa mengajak Felix berbincang Ria.

"Siapa namanya?" tanya Risa hati-hati

"Felix tante"

"Satu sekolah sama Ira?"

"Ng-nggak tante"

"Oh, Iraa!!  Cepet Ra temen kamu udah lama nunggu nih!" Risa sempat membalas ujaran Felix dan kemudian memanggil sang buah hati

"Nggak usah dipanggil gitu tante, aku gakpapa kok nunggu"

"Kamu pacarnya Ira? Kok mau sih sama Ira? Tuh bocah kan tomboy bener" entah mengapa risa menurunkan nada bicaranya

"Ihhh MAMA!!" bukan dibalas dengan malu oleh Felix, Risa justru dibalas Ira dengan nada kesal. Ira yang sudah ada di sampingnya sejak Risa memanggilnya mendengar jelas bisikan pertanyaan dan ledekan yang berurut

"Pacar kamu ya Ra?" Risa kembali bertanya dengan nada ledekan

"Calon pacar tante" Felix menyambar

"Aduhh Ma, Fel.. Kalian apaan sih" Ira menyahut. Tidak terkesan malu. Melainkan kesal

"Peace Ra" Felix meminta ampun dengan ringisan

"Ra, Mama mau ke rumah Nenek, kemungkinan Mama pulangnya malem" pamit Risa

Ira mengangguk dan memalingkan matanya. Nafasnya dihelanya dengan kasar. Ira duduk berhadapan dengan Felix dan memulai belajar.

"Ehm.. Ehm.." Felix berdeham. Dua puluh menit sudah ia mengajari Ira belajar. Cuaca yang menyengat memang ampuh membuat tenggorokan terasa kering

"Ehm.. Ehm.. Ehm" Felix kembali berdeham

"Ehm..  Ehhm.." degam Felix dengan suara yang lebih nyaring

"Lu ngapa sih?  Ganggu aja lu!" ketus Ira

"Cuacanya panas banget Ra, pasti kemarau dah nih" sebuah kode dilontarkan, namun tidak digubris jua.

"Ehm!" deham Felix dikali ke empat

'Bukkk' pukulan keras mendarat mulus dipunggung Felix. Tentu saja Felix meringis kesakitan "Duh Ra gua salah apa sama lu"

"Lu keselek kan?" tanya Ira polos

"Gua haus Ra"

"Ngapa nggak ngomong dari tadi sih?" Ira menjawab dengan spontan dan berjalan meninggalkan Felix untuk mengambil minuman

'Jadi cewek nggak ngerti kode banget sih' Felix bergurau

...

Berangkat menuju sekolah dengan mengendarai sepeda. Sudah menjadi kebiasaan seorang gadis tomboy bernama Syiffa Almira.

Pagi ini. Embun menatap kemudian menyambutnya dari balik jendela kamarnya. Terasa segar udara pagi ini.

Ira mengendarai kendaraan roda duanya itu dengan santai. Alunan lagu yang di dengarnya dengan menggunakan headset itu menjadi penyemangat untuk berkendara

'Psstttss'

Kesialan menimpa Ira hari ini. Paku ditengah jalan membuat ban sepeda Ira bocor. Ira melepaskan headset lalu menendang batu kecil disekitarnya kasar. Raut wajah ceria sirna seiring dengan bannya yang semakin lama mengempis

'Sial! Gimana gua bisa gua ke sekolah tanpa telat!' hatinya menggerutu

_._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._.

To be continue..


TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang