CHAPTER 3

16.7K 786 25
                                    


Perhatian : Cerita ini hanya fiktif belaka dan murni imajinasi penulis. Cerita ini hanya bersifat hiburan dan tidak terjadi dalam kehidupan nyata. Harap menjadi pembaca yang bijak. :)


Selamat Membaca..

Eliza menjalani hidupnya seperti biasa seolah hal buruk yang menimpanya sebulan yang lalu tidak pernah terjadi. Kini ia bahkan tengah direpotkan oleh pekerjaan kantor yang menumpuk. Ia tidak ingin menyia-nyiakan promosi dari atasannya agar ia bisa naik jabatan.

Saat tengah sibuk mengerjakan laporan yang akan ia presentasikan besok pada klien mereka, handphonenya yang berada di samping komputer miliknya berbunyi.

From : Darren

Jam berapa kau pulang hari ini?

Semenjak kejadian itu sifat protecting Darren dan Carmelo semakin menjadi-jadi. Sekarang mereka secara bergantian selalu mengawal Eliza kemanapun gadis itu pergi, ke kantor, ke supermarket, bahkan saat ia akan pergi dengan teman-temannya. Eliza merasa seperti seorang selebriti dunia yang sedang dikawal oleh bodyguard.

To : Darren

Aku mungkin lembur, datanglah jam 9.

Eliza merasa sakit dibagian kepalanya, akhir-akhir ini ia sering merasa lelah karena hampir seminggu penuh ia selalu lembur menyelesaikan laporan. Jadwal makannya pun jadi berantakan bahkan dalam sehari ia bisa hanya makan satu buah apel dan sandwich.

Ia sangat bersemangat untuk promosi ini, kalau ia sampai mendapatkan posisi manager itu, akan sangat baik bagi kelangsungan hidupnya, karena kantor selalu memberikan fasilitas mobil bagi manager dan ia tidak perlu merepotkan saudara-saudaranya lagi. Daripada menghabiskan uangnya untuk membeli mobil baru bukankah ini lebih menguntungkan, gaji yang akan didapatkannya tentunya juga akan bertambah. Pikir Eliza.

Denyutan itu terasa kembali, sebaiknya ia membuat kopi. 

"Sudah kau selesaikan laporan yang ku inginkan?" Saat sedang membuat kopi di pantry, Eliza bertemu Mr. Michael atasannya.

"Sedang ku kerjakan. Akan kupastikan selesai hari ini" jawab Eliza.

"Baiklah, besok kita bertemu dilobi RDCity Group jam 9. Jangan terlambat, kudengar manager mereka sangat disiplin dalam waktu."

"Tentu. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan ini."

****

Russel Dixon City Group atau yang lebih populer dikenal RDCity Group adalah perusahaan paling berpengaruh di daratan Amerika dan Eropa. Sepanjang jalan kalian dapat melihat logo perusahaan itu terlihat disetiap sudut kota, mulai dari Mall, Supermarket, Bank, Hotel, dan kabarnya sekarang tengah merambah kebidang pertambangan minyak dan batu bara.

Eliza tentu tidak akan menyianyiakan kesempatan berkunjung ke perusahaan besar yang berlokasi di Manhattan itu, kota pusat ekonomi di New York yang kabarnya harga tempat parkir di kota itu saja bisa mencapai 1 Juta US Dollar.

Namun, nasib berkata lain. Pagi ini justru menjadi petaka bagi Eliza saat ia terlambat bangun. Ia sudah menyetel alarm tepat pukul 6 pagi tapi akibat lembur dan sakit kepala yang ia alami sejak kemarin membuatnya butuh istirahat lebih.

Beruntung Alexis punya kemampuan mengemudi di atas rata-rata, waktu perjalanan yang seharusnya 1,5 jam hanya ditempuhnya dalam 50 menit.

"Kau sudah tampak cantik." Alexis mengomentari adiknya yang sedang sibuk bercermin. Ia ingin tampil sempurna hari ini tapi apa daya berdandanpun harus ia lakukan di dalam mobil. 

"Benarkah? Ahh, aku sudah terlambat. Terima kasih, sampai bertemu di rumah." Eliza segera berlari menuju lobi perusahaan. Ia sudah terlambat 20 menit.

"Akkh, sorry." Eliza tidak sengaja menabrak seseorang saat akan masuk ke dalam Lift.

"It's okay. Lantai berapa nona?" Pria asing itu bertanya.

"Lantai 3." Rekannya yang lain sudah lebih dulu pergi ke lantai 3, itu informasi yang diterima Eliza saat sampai di lobi dan bertanya pada resepsionis.

"Terima Kasih." ucap Eliza saat lift berhenti di lantai 3. Ia bergegas keluar, semoga ia masih diberi kesempatan harapnya.

"Maafkan aku terlambat." Eliza rupanya masih punya keberuntungan saat melihat rapat belum dimulai.

"Kau hampir kehilangan promosimu Eliza." sembur Mr. Michael.

"Ini tidak akan terulang lagi Mr. Michael." Tiba-tiba bunyi pintu terbuka dan masuklah 2 orang wanita dan 1 orang pria perwakilan dari RDCity.

Eliza terpaku menatap pria yang duduk diseberangnya, itu pria yang tidak senggaja ditabraknya tadi. Eliza menarik nafas dalam, ia harus menampilkan presentasi dengan baik. Saat akan maju mempresentasikan rancangan kerja sama mereka, Eliza merasa janggal dengan sepatu yang ia kenakan. 

Sial! Heels 7 cm yang ia kenakan patah!!


PS : Jangan lupa vote dan komentar. Sampai bertemu di chapter selanjutnya..

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang