[Warning 18+] 🙈
Selamat Membaca
..
.
"Akan aku tunjukan seberapa baik diriku dari pria yang kau puja itu!"
Daniel menindih tubuh Eliza dan memberikan ciuman paksa pada bibirnya yang terbuka. Eliza yang menerima serangan seperti itu, tidak sempat memberikan perlawanan, ia hanya berusaha mendorong tubuh besar Daniel, berharap dengan usahanya itu Daniel akan menjauh darinya.
"Akh!" Daniel mengerang dan menatap Eliza tajam. Wanita itu baru saja mengigit bibirnya. Eliza memalingkan wajahnya yang memerah, tangannya masih dicengkram erat oleh Daniel di atas kepalanya.
Eliza merasa kemejanya tertarik paksa dan kemudian terdengar suara sobekan pada bagian depan bajunya. Ia tahu ini pertanda bahaya, dengan sisa tenaga yang ia miliki Eliza berusaha berontak, kakinya menedang-nendang udara kosong, berharap satu keajaiban tendangannya akan mengenai tubuh Daniel.
"Hentikan! Ku mohon Daniel!" seru Eliza saat perlindungan terakhir berupa bra berwarna merah berhasil dilepaskan pria itu.
Daniel menulikan pendengarannya dari teriakan Eliza. Pemandangan indah berupa kulit putih nan bersih serta payudara yang berisi tersaji dihadapan matanya. Aroma tubuh Eliza yang manis seolah memanggil Daniel mendekat, ia merangkak dan mengecup leher wanita yang terkungkung dibawah kuasanya ini.
Sekali menikmati rasa yang ditawarkan tubuh Eliza rupanya membuat Daniel ketagihan. Pria itu mulai melumat dan menciptakan tanda kemerahan ditubuh Eliza. Perlawanan Eliza melemah saat ia merasa kehabisan energi memberontak. Ia membiarkan Daniel melumat lehernya, sesekali pria itu mengigit sehingga menimbulkan lenguhan pelan dari bibir Eliza.
Melihat Eliza yang mulai melunak, Daniel melepaskan cengkramannya pada tangan Eliza.
"Kau menikmatinya kan?" kata Daniel tepat dihadapan Eliza, wanita itu dapat merasakan gesekan panas bibir Daniel di bibirnya.
Daniel kembali melumat bibir Eliza yang memerah, tidak puas dengan itu ia memaksa Eliza membuka mulutnya dan saling beradu lidah sampai mereka terengah kehabisan nafas.
Kegiatan itu menimbulkan percikan panas pada tubuh Daniel, tangannya mengelus payudara Eliza yang terbuka, sesekali ia meremas dada sintal wanita itu membuat si empunya mengerang disela-sela ciuman mereka.
Daniel menarik diri dari tubuh Eliza saat ia merasakan celananya mulai terasa sesak. Kejantanannya bangkit seiring dengan makin panasnya aktifitas mereka di atas ranjang.
Melihat Daniel yang mulai lengah karena gairah, Eliza memanfaatkan situasi ini dengan menendang tubuh Daniel menjauh. Ia berusaha menyelamatkan diri dan pergi dari tempat ini, saat Eliza hampir mencapai pintu, tubuhnya ditarik paksa oleh Daniel. Pria itu tampak murka dengan perbuatan Eliza padanya.
"Beraninya kau!" bentak Daniel di hadapan Eliza, tangannya mencengkram lengan wanita itu hingga tampak memerah.
Belum sempat Eliza memberikan perlawanan, tubuhnya terasa dihempaskan Daniel di atas peraduannya, dengan sekali tarik celana yang merupakan satu-satunya pelindung tubuh Eliza lenyap. Bahkan Eliza bisa mendengar suara sobekan celana bahan kain itu.
"Hentikan Daniel!" seru Eliza panik saat melihat Daniel juga melepaskan celana miliknya.
Eliza berusaha bergerak ke sisi ranjang yang agak jauh, namun gerakannya tertahan saat ia merasa kakinya ditahan oleh Daniel. Pria itu sudah sepenuhnya telanjang, bukti gairahnya bahkan tampak sangat kokoh seolah siap menghabisi Eliza.
"Ku mohon Daniel!" suara Eliza tercampur dengan isak tangisnya. Pria itu mendindih Eliza dengan tubuh kokohnya, tidak menghiraukan kondisi Eliza yang menangis dan memohon padanya.
"Kau merasakannya?" Daniel melumat bibir Eliza rakus, meredam semua suara tangis yang dikeluarkannya sambil mengesekan bukti gairahnya pada area itim Eliza.
"Mungkin dulu kau tidak mengingatnya," Daniel menarik satu tangan Eliza. "Sekarang aku akan membuat kau mengingat bahkan di setiap detiknya," Eliza terkejut saat tangannya merasakan memegang sesuatu yang besar serta lembut.
"Kau harus mengenalnya," kata Daniel sambil menahan tangan Eliza untuk memberikan kenikmatan pada kejantananya.
"Ah, Daniel.. Tidak," erang Eliza saat merasakan tangan Daniel di lembah kewanitaannya.
Daniel menarik Eliza mendekat dan mengecup bukit kembarnya, bagian tubuh yang terasa lembut itu membuat Daniel betah mencumbu serta sesekali mengigit kecil puncaknya. Eliza yang diserang seperti itu perlahan mulai masuk dalam pusara gairah yang dibuat oleh Daniel.
Ding Dong!
Suara bel tiba-tiba mengusik aktifitas yang sedang mereka lakukan.
"Ada tamu," kata Eliza mencoba menghentikan Daniel yang masih asik bermain di tubuhnya.
"Biarkan mereka menunggu," Daniel kembali melumat bibir Eliza. Perlahan ia mengarahkan kejantanannya pada lembah kenikmatan Eliza.
Eliza yang panik berusaha menghentikan Daniel sebelum terlambat, usia kandungannya tidak memungkinkan untuknya melakukan hubungan intim lebih jauh. Beruntung sang tamu rupanya bukan orang yang sabar saat bel malah berbunyi makin sering.
"Kau harus mengeceknya," ujar Eliza. "Mungkin itu sesuatu yang penting," sambungnya saat melihat raut wajah kesal Daniel.
Pria itu bangkit dan mengenakan kembali celananya sebelum keluar menemui sang tamu.
"Tetaplah di sini dan jangan berpikir untuk kabur," peringatan Daniel sebelum ia menghilang dibalik pintu.
Eliza yang melihat itu menghela nafas lega, ia segera menutupi tubuhnya dengan selimut kemudian berlari ke kamar mandi dan tidak lupa menguci pintunya berjaga-jaga Daniel akan cepat kembali.
"Siapapun tamu itu, aku sangat berterima kasih," batinnya.
****
PS : Terima kasih untuk dukungan kalian. Kalau berkenan silahkan vote dan komen biar jadi penyemangat untuk ngelanjutin cerita secepatnya. 😊🙇 Bye..
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY
RomanceWARNING [18+] Elizabeth Delaney hanya seorang gadis biasa yang mempunyai saudara-saudara luar biasa. Hidup tentram dan damai yang mereka bangun harus goyah saat Elizabeth bertemu Daniel Keshawn Russel seorang CEO muda nan arogan dan terikat...