Bila berjalan menuju ke arah kantin untuk menyusul Cintia dan Rachel.
Di perjalanan menuju kantin, Bila mendapati Cintia dan Rachel yang sedang menunggunya. Gadis itu segera berlari menghampiri kedua temannya itu."Dari mana aja sih, Bil?" tanya Cintia.
"Habis ambil dompet, terus terjadi sesuatu."
Bila langsung to the point. Baginya, kejadian tadi tidak terlalu penting, lebih tepatnya--memang gak penting.
"Kejadian apa?" tanya Cintia, penasaran.
"Hm. Gak terlalu penting sih," ucap Bila, mencoba mengalihkan pembicaraan yang merujuk ke Rian ini.
Sesuatu yang bersangkutan dengan cowok bernama Rian itu, Bila rasa adalah hal yang tabu dan malas untuk ia bicarakan.
"Yah, makin penasaran deh." Cintia tersenyum kecut.
"Nanti deh. Kapan-kapan."
"Janji ya?" tanya Cintia.
"Iya." Bila mengganguk.
Tak lama, perjalanan mereka terhenti tepat di depan kantin. Kantin terlihat ramai dijejali oleh siswa-siswi yang tak sabar menahan laparnya. Sehingga, benar-benar nihil kursi kosong untuk mereka tempati.
"Duduk dimana nih?" Rachel bertanya kepada Cintia, yang sedang melihat ke sekeliling kantin.
"Gak tau nih. Gue makan di kelas aja deh!" ujar Cintia, lalu segera menuju kantin Bu Lina untuk membeli nasi goreng.
"Kalo gitu, gue beli es cendol dulu ya Bila."
Rachel pamit dan pergi ke arah tempat penjual es cendol. Bila? Diet.
Ngomongnya doang gitu, tapi porsi makan gak berkurang sedikit pun.Namun, saat melihat makanan yang terpampang dengan lezat di sekelilingnya membuat Bila tergoda. Bila akhirnya memutuskan untuk mengurungkan niatnya untuk diet.
Bila tergoda untuk makan burger yang dijual oleh salah satu penjual di kantin. Ia pun mengantri untuk memesan burger, tak lupa untuk menambahkan saus-nya. Lebih pedas itu lebih nikmat.
Setelah selesai membeli, Bila kembali ke tempat awal ia berdiri. Namun, belum ada tanda-tanda dari Cintia dan Rachel. Ia kemudian melihat sebuah kursi yang tersisa dan langsung duduk di kursi tersebut, segera melahap burgernya.
"Ya ampun!"
Baru saja Bila menikmati makanannya, tiba-tiba, terdengar teriakan heboh dari lorong, yang spontan membuat Bila menoleh untuk melihat ke sumber suara.
Itu apaan sih, gumam Bila.
Gadis itu merasa sedikit terganggu mendengar suara bising saat ia sedang menikmati makanannya.
"Ganteng banget!"
"Ya iyalah, calon gue."
"Liat sini dong!"
"Adri!"Sesaat setelah Bila mendengar kata terakhir, ia langsung tersedak burgernya. Seketika, Bila langsung merasa dongkol.
Seperti biasa, Adriano Putra, tersenyum manis ke arah gadis-gadis yang mengerumuninya.
Bila hanya terkekeh pelan saat melihat senyum palsu Rian dan sempitnya jarak diantara Rian dan gadis-gadis yang menghimpitnya itu.
Apa gak sesak tuh dijepit jepit, batin Bila.
Rian yang diikuti seorang temannya pun masuk ke dalam kantin, masih diikuti oleh fans clubnya. Begitu ia masuk, seluruh sorot mata mata langsung menatapnya. Yang cowok, menatap dengan rasa iri. Sedangkan yang cewek, menatapnya dengan rasa kagum dan suka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemy
Teen Fiction[Salsabila Kirana] Gadis yang baru pindah ke SMA Harapan itu seketika hari-harinya berubah setelah bertemu dengan Adriano Putra. [Adriano Putra] Ganteng: ✔️ Pintar: ✔️ Populer: Banget! Rian sapaannya, si cowok populer pujaan siswi di sekolahnya. Me...