Hari study lapangan yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba!
Bila telah mempersiapkan semuanya dari jauh hari, seperti baju dan berbagai keperluan penting lainnya di koper kecilnya.
Sebelum pergi ke sekolah, Bila berpamitan kepada Bunda dan Ayahnya yang sedang berkumpul di ruang tamu.
"Hati-hati ya, nak," kata Bunda, memeluk anak gadisnya itu.
"Kalau udah sampe disana, langsung telpon Ayah ya," ujar ayah, yang terlihat khawatir terhadap anak semata wayangnya ini.
"Iya. Nanti Bila kabarin kok," balasnya.
Bila masuk ke mobilnya setelah Ayah menghidupkan mobilnya. Mereka pun melaju ke sekolah Bila.
Sesampainya disana, beberapa bus telah diparkir di depan sekolahnya. Terlihat beberapa anak sekolahan Bila yang menggunakan baju bebas dan sweater sekolahnya, telah berkumpul dan berdiri di samping bus-bus tersebut.
Setelah melihat di papan pengumuman kemarin, Bila mendapatkan bus A. Didalamnya, terdapat Cintia dan juga Rendy yang ikut mendaftar di waktu yang sama dengan Bila.
"Bila!" pekik Cintia dari kejauhan dengan Rendy di belakangnya.
"Hey!" panggil Bila dari kejauhan.
"Mau langsung naik bus gak?" tanya Cintia kepada Bila.
"Boleh," ujar Bila.
Rendy yang ditunggu-tunggu pun datang dan langsung membantu kedua gadis ini meletakkan kopernya, lalu menyusul mereka yang telah masuk duluan ke dalam bus.
Semua siswa duduk sesuai urutan mereka masing-masing. Cintia duduk di samping Kirana, si sekretaris OSIS. Sedangkan Rendy, duduk dengan Billy, salah satu anak dari 11 IPA 1.
Bila duduk di kursi nomor dua sebelah kanan, berdasarkan urutannya. Bila lebih memilih duduk di dekat jendela agar bisa melihat pemandangan luar.
Dari tadi, Bila belum melihat orang yang duduk di sebelahnya. Padahal, semua orang sudah duduk di kursinya dan bus mereka akan segera jalan.
Tak lama, seorang cowok dengan jaket berwarna abu-abu, dengan menenteng tas ransel hitamnya, duduk di samping Bila dan langsung menyandarkan badannya di kursi.
Bila mengintip dari ekor matanya, melihatnya membuka hoodienya. Bila mendelikkan matanya tak percaya saat melihat bahwa orang tersebut adalah Rian.
"Kok lo yang disini?!" tanya Bila, menunjuk cowok yang duduk disampingnya itu.
"Emang kenapa? Gue duduk sesuai urutan kok," ucapnya datar, yang dibalas oleh Bila dengan tatapan heran.
Bila menepiskan pikirannya, lalu mengalihkan pandangannya dari Rian. Rian melirik gadis itu sekilas, kemudian tersenyum tipis.Sejujurnya, ia memanipulasi data Dion sedikit. Yang harusnya Dion di bus ini dan duduk di samping Bila, lalu Rian mengganti nama Dion menjadi namanya. Sehingga, Dion duduk di Bus B sekarang.
Karena, Rian merasa kesal saat membayangkan Dion duduk di samping Bila, yang pastinya akan membuatnya cemburu tak karuan. Memang dasar otak ketua osis licik satu ini.
Rian tersenyum lega dan kembali menyandarkan kepalanya di kursi empuk ini. Bila memandangi cowok yang duduk di sampingnya itu, masih keheranan dengan kebetulannya untuk selalu bertemu dengan Rian.
Bila memilih untuk tak memedulikan dan mengeluarkan earphone-nya dari tas-nya, lalu menghidupkan lagu di playlist-nya.
Rian melihat gadis di sampingnya ini mengalihkan pandangannya ke arah jendela, sambil mendengarkan lantunan musik dari hape yang digenggam gadis itu di tangannya. Untuk kesekian kalinya, muncul senyum dari bibirnya saat melihat gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemy
Teen Fiction[Salsabila Kirana] Gadis yang baru pindah ke SMA Harapan itu seketika hari-harinya berubah setelah bertemu dengan Adriano Putra. [Adriano Putra] Ganteng: ✔️ Pintar: ✔️ Populer: Banget! Rian sapaannya, si cowok populer pujaan siswi di sekolahnya. Me...