22

91.6K 5.9K 57
                                    

Keesokan harinya, rombongan tersebut menuju ke Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu adalah gunung yang terletak di Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20km di arah utara Bandung.

Ciri khas-nya adalah ia memiliki suasana yang sejuk dan pengunjung dapat melihat keindahan kota Bandung dari ketinggian. Disini juga terdapat kawah aktif. Salah satunya, Kawah Ratu yang menjadi favorit para pengunjung.

"Bil!" Cintia menepuk pundaknya dari belakang, membuat Bila tersentak.

"Eh! Kenapa?" tanya Bila.

"Lo melamun terus dari kemaren. Ada apaan sih?" tanya Cintia.

"Itu--" Bila terdiam. Cintia tahu apa yang akan dibicarakannya selanjutnya.

"Rian, kan?" Cintia tersenyum.

Bila diam, lalu mengangguk. Cintia mengajaknya duduk sebentar di dalam bus sebelum mereka turun.

"Menurut gue, lo perhatiin perilaku Rian ke lo dan pikir baik-baik. Semakin banyak lo ngehabisin waktu lo sama Rian, lo sadar dan lo bakal tau apa perasaan lo dan Rian yang sebenarnya," ujar Cintia, kemudian membiarkan Bila berpikir sendirian di dalam bus.

Kata-kata Cintia terngiang-ngiang di kepalanya. Ia bukanlah tipe cewek yang mudah peka, sehingga hal-hal seperti ini bukanlah bidangnya.

***

Bila turun untuk menyusul Cintia dan Rendy yang sedang jalan berdua. Matanya langsung mencari-cari kemana perginya Rian.

Namun, Rian yang dicarinya ini tak terlihat sama sekali. Bila kemudian menyusul Cintia, sambil mengigil karena dinginnya cuaca.

Seseorang mencolek Bila dari belakang dan membuatnya menoleh. "Woi!" ujarnya keras, membuat Bila sedikit kaget.

Bila menoleh, kemudian merasa senang saat melihat cowok yang berdiri di hadapannya itu. Rian berdiri di depannya dengan pakaian lengkap, syal, jaket tebalnya, dan lain-lain.

"Baju lo berlebihan banget," ledek Bila.

"Sama kaya sedia payung sebelum hujan," ujarnya. "Mending gue pake gini, biar gak kedinginan."

"Iya, iya." Bila masih meringkuk karena dinginnya cuaca. Ia hanya memakai jaket yang sebenarnya tidak terlalu memberikan cukup kehangatan padanya.

"Dingin, ya?" tanya Rian.

"Iyalah!" sahut Bila.

Rian langsung melepaskan syal-nya dan melingkarinya di leher Bila. Bila sempat kaget saat melihat Rian melakukannya. Rian selalu punya berbagai kejutan untuk Bila. Tiap hal kecil yang dilakukannya itu, mampu membuat Bila diam, tak dapat berkata apa-apa. Bila seperti mematung dan tak dapat berkutik saat Rian melakukannya.

"Buat apa nih?" tanya Bila, pura-pura gak tau padahal mau tau.

"Biar gak kedinginan, lah." Rian mengernyitkan dahinya.

"Lo-nya gimana?" tanya gadis itu.

"Gue mah nyantai! Lo pake aja itu. Gini udah cukup hangat kok." Rian memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya untuk mencari kehangatan.

Kedua orang ini lalu berjalan bersama mendekati pagar yang menuju pemandangan langsung ke kawahnya. Bila benar-benar menikmati pemandangan indah di depan matanya ini. Ia kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikannya. Terlalu indah, baginya.

Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang